Menangani Adiksi Pornografi

Dulu, sebelum internet dikenal, pornografi tidak begitu tersebar luas. Tapi sekarang, ketika masyarakat banyak bergantung dengan internet dalam mencari informasi maupun hiburan, tidak satu pun di belahan dunia ini yang masyarakatnya tidak teradiksi pornografi.

Bahkan, seperti yang dikutip dari tulisannya Sarah Stefanson di www.askmen.com, seorang David Duchovny pun mengaku kalau pornografi sudah menguasai hidupnya.

Meski ketagihan pornografi (porn addiction)secara resmi tidak termasuk dalam gangguan mental seseorang seperti berjudi atau mabuk, tapi beberapa terapis sudah menanggapi kondisi tersebut sebagai hal yang serius. Kriteria ketagihan pornografi sebenarnya sama dengan ketagihan lainnya, bila sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, maka itu bisa disebut sebagai ketagihan.

Jika melihat, membaca, atau memikirkan hal-hal yang berbau porno sudah mempengaruhi pekerjaan, hubungan sosial, dan keluarga, itu sudah menjadi pertanda. Beberapa orang yang ketagihan pornografi, ada yang tidak bisa melakukan hubungan seks bila tidak dirangsang dengan hal-hal berbau porno.

Sekarang ini, tidak susah bila ingin melihat gambar atau menonton adegan berbau porno. Dengan internet, kita bisa melihat gambar, cerita, dan video porno dengan mudah. Internet memang sudah menjadi faktor pendorong tersebarnya hal-hal berbau porno.

Dari sebuah jurnal Pediatrics disebutkan bahwa, di luar negeri, 42% pengguna internet berumur 10 – 17 tahun dan mereka semua sudah terekspos dengan yang namanya pornografi. Nah, pada saat dewasa nanti, pornografi akan menjadi bagian dari hidup mereka, bahkan bisa teradiksi serius dengan pornografi.

Seperti halnya orang yang suka minum-minuman keras, mereka pasti membutuhkan banyak alkohol untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu juga dengan orang yang ketagihan pornografi. Mereka butuh hal-hal berbau porno yang lebih ekstrim, tidak biasa, pornografi yang menyimpang seiring berkembangnya ketagihan mereka.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa melihat hal-hal berbau porno dapat menimbulkan fantasi seksual yang tidak sehat. Bahkan, perlakuan seks menyimpang, juga bisa saja karena terinspirasi dari konten-konten pornografi tersebut.

Membuat sebuah grup dan berdiskusi atau saling berbagi dalam menyembuhkan ketagihan pornografi sudah sering dianjurkan. Dengan begitu, ada orang yang merasa lebih enak dan tidak lagi ketagihan pornografi.

Tapi kebanyakan, cara yang dilakukan grup-grup tersebut dalam menyembuhakan ketagihan pornografi adalah melalui pendekatan agama. Buat orang-orang yang religius, pendekatan ini mungkin efektif, tapi bagi mereka yang sedang bingung dan memiliki masalah seksual, rasa bersalah yang didapat dari grup tersebut tidak akan banyak membantu.

Terapi
Cara terbaik untuk menangani ketagihan pornografi adalah melalui pertolongan terapis yang berkualitas. Karena baik ketagihan seksual maupun ketagihan pornografi, keduanya sudah termasuk dalam gangguan mental. Setiap terapis pasti akan tahu apa yang harus dilakukan dan memberikan cara untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Sebenarnya, ada beberapa software internet yang bisa memblok pornografi. Perngkat lunak ini memang sengaja dibuat untuk menyaring hal-hal berbau kekerasan, termasuk pornografi dari anak-anak dan bisa digunakan untuk yang sudah ketagihan pornografi. Bukan hanya itu, software ini juga bisa melacak alamat internet mana saja yang telah dikunjungi oleh pemakainya. Sekaligus akan memberikan laporan mingguan.

Buat sebagian besar orang, melihat hal berbau porno sering kali menjadi rasa bersalah yang menyenangkan. Tapi bagi mereka yang kecanduan, hal itu menjadi kebiasaan mental dan emosi serta seperti sebuah jebakan fisik. Dengan kombinasi terapi, filterisasi akses internet, keyakinan, dan penelitian, kecanduan pornografi pasti akan bisa diatasi.

Foto : nwishtheone

Read More ..

5 Teman yang Dibutuhkan Anak

Setiap anak pasti akan mempunyai teman. Baik itu di rumah atau sekolah. Tapi, teman seperti apa yang dapat membantunya bertumbuh kembang dengan baik?

Menurut Charlotte Latvala, seperti dikutip dari parenting.com, ada beberapa kategori teman yang bisa dicari oleh anak Anda :

1. Teman yang Menyenangkan
Teman seperti ini bisa ditemui di sekitar rumah kita. Ajaklah anak tersebut bermain. Anak umur 1 – 3 tahun tidak bertingkah seperti anak-anak yang lebih tua. Berikan mereka tempat bermain yang aman dan biarkan saja mereka meski saling tidak peduli.

Berikan beberapa aturan sederhana. Bila ada anak yang bermain di rumah Anda, kasih tahu aturan-aturan seperti, jangan melempar atau saling berbagi mainan.
Aturlah waktu bermain, untuk anak 1- 3 tahun, sekitar 1 jam sudahlah cukup. Sedangkan untuk anak yang lebih tua, bisa lebih lama lagi.

2. Teman Lain Jenis
Kita bisa menemukan teman seperti ini di mana saja. Bila anak kita laki-laki, Anda pasti tidak mau kalau anak perempuan dianggap sebagai makhluk asing dari luar angkasa oleh anak kita.

Lupakan tentang stereotip, laki-laki atau perempuan, bisa menjadi teman yang menyenangkan buat anak kita.

Saat umur 2 – 3 tahun, gender bukanlah masalah buat seorang anak. Baru pada umur 4 tahun, kebanyak anak lebih memilih teman yang sama gendernya. Jadi, menurut Michael Borba (penulis “12 Simple Secret Real Moms Know”), anak yang memiliki banyak teman lain gender, dapat menumbuhkan rasa hormat dan empati terhadap temannya yang berlainan gender. Ke depannya, anak juga bisa lebih baik dalam berhubungan.

Hati-hati dengan apa yang kita katakan dan lakukan. Anak-anak akan banyak belajar dari situ. Jadi hindari kesan kalau anak laki-laki itu memang nakal atau kegiatan mewarnai hanya untuk perempuan.

3. Teman Atletis
Di mana kita bisa mencari teman yang seperti ini? Mungkin kita bisa mencarinya di tempat bermain, kolam renang, atau di depan rumah ketika ada anak yang sedang bermain bola kaki. Anak membutuhkan teman yang suka pergi dan bermain di luar. Jadi, anak tidak melulu di rumah atau bermain video game seharian.

Ajak “anak atletis” untuk bersepeda bersama atau bahkan hiking keluarga. Janganlah membuat aktivitas fisik seperti itu membosankan atau kaku. Buatlah santai dan menyenangkan.

Bila bermain bola, Anda tidak perlu menjadi wasit yang sebenarnya, tapi pastikan kalau anak-anak bermain dengan benar. Beri tahu juga kalau saling berteriak atau menggerutu dalam bermain, akan menyakiti hati temannya.

4. Teman yang Lebih Tua
Dalam hal ini, bukan saja teman yang lebih tua, tapi juga cari yang pintar dan menarik perhatian. Dengan begitu, anak kita pun akan bisa banyak belajar atau meniru tindakan positif dari temannya ini.
Meski tidak seumur, tidak ada salahnya bila kita menyarankan mereka untuk bermain apa saja yang disukai oleh anak-anak.

Anggaplah teman tersebut sebagai saudara jika Anda hanya memiliki satu anak. Anak pertama atau anak tunggal biasanya mudah belajar secara tim, bekerja sama, dan berbagi dengan teman yang lebih tua.

5. Teman Pilihan Sendiri
Anda tidak perlu mencarikan teman seperti ini, anak Anda akan menemukannya sendiri. Ketika anak sudah memilih temannya sendiri, ini adalah langkah awal dari kemandiriannya. Anda harus mengerti bahwa mulai sekarang, anak Anda sudah akan memiliki teman baru, suka atau tidak.

Dalam tahap ini, Anda tidak perlu takut bila anak Anda ingin main ke rumah temannya. Jangan berpikiran, Anda tidak tahu bagaimana temannya itu, orang tuanya, atau di mana rumahnya? Tenang saja, ini adalah tahapan yang harus dilalui oleh seorang anak.

Bila bermain di rumah teman, selalu cek keadaan anak Anda. Mereka pasti menunggu telpon dari Anda. Dengan begitu, bukan berarti Anda tidak percaya atau terlalu khawatir, tapi itu merupakan prosedur standar antar orang tua yang memiliki anak yang bersekolah. Perhatikan pula apa yang memang tidak boleh dilakukan anak Anda. Misalnya, bermain video game yang mengandung kekerasan.

Ketika anak Anda terluka atau bertikai dengan temannya, biarkan anak Anda belajar untuk menunjukkan ketidaksenangannya, belajar menyelesaikan konflik, atau bahkan mengakhiri pertemanan. Itu adalah pelajaran yang harus dipelajari oleh anak Anda.

Biarkan anak tenggelam dalam pertemanan. Anak Anda akan mulai mencari banyak teman dan kita harus terus melatihnya. Seperti dikatakan penulis “Watch Me Grow: I'm One-Two-Three”, Maureen O'Brien, Ph.D, ketika seumur itu, anak akan terus berpikir apa yang membuat temannya baik. Anak akan jauh berpikir dibanding hanya berpendapat, “Kita senang bersama-sama” atau “Kenapa saya suka dengan orang ini?”

Foto : Septemris

Read More ..

Untung Rugi Usaha di Rumah

Tanya :
Saat ini banyak sekali rumah yang dijadikan tempat usaha. Mereka banyak mendirikan usaha rumah makan, toko klontong, atau sekedar membuka konter penjualan pulsa HP. Katanya, rumah itu sebenarnya tidak boleh dijadikan tempat usaha, tapi kenapa makin banyak orang yang memilih membuka usaha di rumah?

Pertanyaan saya, apa sih keuntungan membuka usaha di rumah dibanding di tempat bisnis seperti ruko? Pertimbangan apa saja yang harus dipikirkan ketika memutuskan untuk menjadikan rumah sebagai tempat usaha? Apakah benar kalau biaya/cost membuka usaha di rumah itu lebih kecil bila dibandingkan di tempat bisnis? Bagaimana dengan regulasi pemerintah? Apa harus mengantongi ijin juga?

Randy
Kembangan


Jawab:
Pak Randy, sepanjang yang saya tahu, larangan membuka usaha di kawasan perumahan hanya berlaku di kawasan-kawasan tertentu saja. Misalnya di Jakarta, sejak beberapa tahun yang lalu daerah Menteng telah dinyatakan tertutup untuk kegiatan usaha rumahan.

Tampaknya alasan pemerintah daerah atas larangan ini adalah untuk menjamin tata tertib, keamanan serta kebersihan dari kawasan-kawasan yang dianggap sudah mapan (baca: elit). Sementara di sisi lain ada pertimbangan bahwa penghuni di daerah-daerah semacam itu dianggap rata-rata sudah berpenghasilan tinggi, sehingga tidak lagi diperlukan usaha-usaha sampingan berskala kecil yang dilakukan di kawasan residensial.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila kita membuka usaha di rumah, antara lain, investasinya kecil. Kita tidak perlu mengeluarkan uang sampai ratusan juta rupiah untuk membeli ruko, di saat kita baru saja memulai bisnis. Uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk modal kerja guna menopang operasional perusahaan sehari-hari.

Selain itu, bagi pemilik usaha juga ada manfaat-manfaat lain seperti kemudahan akses, karena yang bersangkutan tidak perlu mengeluarkan ongkos sambil bermacet-macet di jalan raya untuk menjangkau tempat kerja setiap harinya. Hemat biaya, hemat waktu, dan hemat tenaga.

Penghematan itu menjadi maksimal oleh sebab ia pun tidak perlu menyediakan anggaran khusus untuk perawatan kantor atau toko, cukup “bonceng” dengan alokasi biaya pemeliharaan rumahnya.

Faktor kedekatan dengan keluarga, bagi sebagian orang merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian. Dengan berusaha di rumah, masalah ini pun dapat teratasi dan merupakan keuntungan tersendiri.

Namun demikian, keputusan untuk berusaha di rumah, tidak boleh juga dilakukan secara sembrono. Ada beberapa faktor yang perlu dicermati, kalau kita tidak ingin bisnis kita gagal sebelum berkembang, hanya karena pengambilan keputusan yang ceroboh.

Pertama, adalah masalah potensi bisnis dari keletakan rumah Anda. Sebagaimana yang terjadi pada umumnya, posisi geografis dari sebuah unit bisnis sangat memengaruhi sukses tidaknya bisnis itu sendiri. Sebagai contoh, bila Anda membuka usaha eceran (ritel), baik itu berupa usaha makanan, barang kelontong atau lainnya, maka perlu dilihat bagaimana situasi sekitar. Apakah di lingkungan rumah Anda itu terdapat unsur-unsur yang mendukung, seperti berapa jumlah warga yang tinggal di situ, aktivitas masyarakat yang melibatkan banyak orang seperti pasar, sekolah, rumah sakit, perkantoran dan lain-lain.

Semua itu sangat menentukan nasib bisnis kita kelak. Oleh karenanya, bila suasana lingkungan kurang memiliki potensi ekonomi yang baik, seyogyanya urungkan saja niat Anda untuk membuka usaha di rumah. Setidaknya untuk sementara, sampai keadaan berkembang menjadi lebih baik.

Kedua, lihat seberapa jauh kegiatan usaha yang akan Anda jalankan itu bakal mengganggu ketenteraman keluarga. Sebab, banyak kejadian memperlihatkan betapa sebuah usaha dalam perkembangannya ternyata membawa masalah bagi ketenangan hidup penghuni rumah. Misal, seorang yang membuka warung kelontong terpaksa harus menggunakan banyak ruangan di dalam rumah untuk menyimpan stok barang dagangan, sehingga menghambat aktivitas anak-anak yang harus belajar di sore dan malam hari sebelum pergi ke sekolah esok pagi.

Atau, sebuah usaha makanan seperti rumah makan dan katering yang nyaris sibuk sepanjang siang dan malam, sehingga menghapus suasana ketenteraman keluarga sama sekali.

Hal-hal tersebut seyogyanya diantisipasi sejak awal, karena bila dampak negatif sebagaimana diutarakan di atas terjadi di saat bisnis Anda mulai berkembang, Anda dan keluarga boleh jadi akan menjadi tertekan dan stres. Tentu kejadian seperti itu tidak kita inginkan bukan?

Nah, untuk urusan regulasi dan perijinan, bagi pengusaha yang berkiprah di rumah tinggal perlu mencermati yang namanya Undang-undang Gangguan atau HO (Hinder Ordonantie).

Izin Undang-undang Gangguan (HO) adalah Izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi melalui Kantor Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat, yang diberikan kepada perusahaan industri dan non industri/usaha perdagangan yang dipersyaratkan SITU (Surat Izin Tempat Usaha) berdasarkan ketentuan undang-undang gangguan (HO).

Jangan lupa Anda juga harus mencermati kebutuhan dokumen yang namanya IPB (Izin Penggunaan Bangunan) yang dikeluarkan oleh Kantor Walikota atau yang setara.
Agar Anda lebih jelas mengenai SITU, HO dan IPB sebaiknya segeralah datang ke kantor pemerintahan setempat untuk mendapatkan informasi terkini. Selamat bekerja! (Rusman Hakim)

Read More ..

Peluang Tempat Kursus Seni

Tanya :
Kepada yang terhormat, bapak Rusman Hakim. Pada kesempatan kali ini, saya ingin meminta pendapat bapak mengenai usaha yang akan saya geluti. Saya berencana membuka usaha yang bergerak dalam bidang pendidikan. Tepatnya tempat kursus yang bersangkutan dengan dunia seni.

Kira-kira apakah prospeknya bisa sehebat tempat kursus pelajaran sekolah seperti, Matematika, bahasa Inggris, atau Mandarin? Biasanya orang tua lebih memilih anaknya untuk memasukan anaknya ke tempat kursus yang ada hubungannya dengan pelajaran sekolah.

Sebaiknya tempat kursus seni itu mengambil lokasi di wilayah yang seperti apa? Harus di ruko atau rumah?

Apa saja perhitungan bisnis yang harus diambil kalau saya jadi membuka tempat kursus seni tersebut? Kemudian bagaimana dengan langkah-langkah promosinya? Caranya bagaimana dan media apa yang cocok dan tepat?

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas jawabannya.

Yongky
Puri Indah


Jawab :
Pak Yongky di Puri Indah,
Sayang sekali Anda tidak menjelaskan bahwa Anda hendak membuka kursus dalam bidang seni apa? Seni musik ? Seni tari? Seni lukis atau seni rupa?

Masing-masing jenis kesenian itu memerlukan penanganan yang berbeda. Tapi oke lah, karena Anda hanya menyinggung soal “seni” secara umum, saya akan coba menjawab secara umum pula yang mudah-mudahan akan dapat menjadi referensi bagi Anda.

Kursus seni tentu berbeda sekali dengan kursus pelajaran sekolah. Menurut saya, pelajaran sekolah itu merupakan kebutuhan umum dan sifatnya lebih primer. Sedangkan seni, lebih tersegmentasi dilihat dari segi permintaan (demand) masyarakat. Sehingga sifatnya pun lebih sekunder. Segmen pasarnya pun berbeda.

Bicara mengenai pelajaran sekolah, boleh dikata hampir semua lapisan masyarakat membutuhkannya, mulai dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas. Tidak perlu sangsi kalau kita harus mengatakan bahwa kursus pelajaran sekolah adalah kebutuhan publik, sehingga dilihat dari prospeknya, kursus tersebut mungkin saja berpeluang lebih baik secara kuantitatif. Dalam arti, peluang menjaring peserta kursus dalam jumlah banyak sangat dimungkinkan.

Namun demikian, tidak berarti kursus seni harus kalah dalam hal kualitatif. Lebih jelasnya dalam hal perolehan revenue (pendapatan/omset). Peminat kursus seni, cenderung dominan dari kalangan menengah atas. Contohnya, kursus piano. Relatif jarang orang-orang kalangan bawah yang mau mementingkan diri mengikuti kursus piano. Bagi mereka, persoalan pemenuhan kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak lebih penting dari hal-hal lain.

Berbeda halnya dengan kalangan menengah dan kalangan atas. Buat orang-orang di kalangan ini, adalah hal biasa selain mengkursuskan anak dalam hal mata pelajaran sekolah. Juga sekaligus mengirim anak tersebut ke kursus piano, kursus renang bahkan kursus seni bela diri secara privat.

Maka dari itu, biasanya tarif kursus seni pada umumnya termasuk cukup tinggi, terutama yang berlaku di lingkungan kaum elit. Apabila dalam pemasarannya Anda berhasil menjaring sejumlah peserta, kemungkinan nilai pendapatan Anda akan tidak kalah dari kursus pelajaran sekolah.

Bagaimana dengan masalah lokasi? Karena kursus seni kita asumsikan lebih kepada target pasar menengah ke atas, maka sebaiknya lokasi kursus ditempatkan di lingkungan yang menjadi hunian atau pusat aktivitas kalangan menengah ke atas juga. Bisa di pusat kota, atau di kawasan perumahan mewah.

Tidak masalah Anda menggunakan ruko atau rumah sendiri sebagai “markas” kursus Anda. Namun, kalau Anda memang belum memiliki ruko, jangan memaksakan diri untuk berhutang guna membeli ruko. Mulailah dari rumah Anda dulu.
Nah, bagaimana pula cara memasarkannya?

Di tahap awal, sebaiknya Anda mulai secara kecil-kecilan. Jangan terlalu banyak menanamkan investasi, meski itu untuk membeli peralatan yang diperlukan. Buatlah kartu nama, lalu sebarkan ke semua famili dan teman-teman, yang kondisi sosialnya kira-kira memungkinkan untuk menjadi pelanggan Anda. Di tahap ini. promosi mulut ke mulut akan menjadi sangat ampuh bagi pengembangan bisnis.

Buat juga brosur yang menarik lalu sebarkan ke daerah-daerah perumahan. Pasang juga pengumuman di sekolah-sekolah yang termasuk cukup pantas untuk Anda eksplorasi guna mendapatkan peserta.

Kalau memungkinkan dan dananya ada, boleh juga Anda pasang iklan di media-media cetak seperti majalah kawasan dan majalah-majalah yang fokus ke bidang kesenian. Jangan ketinggalan, berpromosilah lewat media internet, baik dengan menggunakan situs web, iklan on-line atau yang tidak kalah ampuhnya, melalui kelompok-kelompok mailing-list yang membidangi kesenian.
Selamat berusaha dan sukses selalu!! (Rusman Hakim)

Read More ..

Prospek Bisnis Cuci Mobil

Tanya:
Saya ingin bertanya mengenai bisnis pencucian mobil. Kira-kira pertanyaan saya sebagai berikut:
1. Apa saja yang harus dipertimbangkan ketika ingin memulai bisnis tersebut?
2. Kira-kira market share-nya siapa saja?
3. Bagaimana dengan perkiraan perolehan modal kembali (BEP)? Kira-kira berapa lama dan faktor apa saja yang mempengaruhinya?
4. Apakah harus ada jenis usaha lain untuk mendukung usaha pencucian mobil?
5. Bagaimana dengan sistem kerja karyawan?
6. Bagaimana dengan gaji karyawan? Dibayar per bulan atau komisi per satu kali cuci?
7. Berapa kira-kira investasi yang harus dikeluarkan?
8. Apa saja yang harus dilakukan bila memang sudah banyak kompetitor?
9. Bagaimana dengan strategi promosinya?

Jawab:
Sebagaimana layaknya bisnis secara umum, untuk memulai bisnis pencucian mobil tentunya harus diperhatikan segi kelayakannya. Yang paling utama adalah bagaimana tentang prospek pemasarannya? Dapatkah Anda pastikan bahwa jumlah orang yang berminat mencuci mobil di sekitar lokasi Anda cukup banyak? Dan dari sekian banyak peminat, berapa persenkah yang Anda perhitungkan bisa didapat mengingat faktor persaingan yang ada?

Kalau pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah Anda pastikan bisa terjawab secara positif, maka Anda tinggal mempertimbangkan beberapa unsur ikutannya, seperti siapkah Anda dengan modal finansial yang diperlukan? Cukup familiarkah Anda dengan bisnis tersebut, sehingga Anda yakin tidak akan ditipu, dibohongi atau dipermainkan baik oleh pegawai, supplier, atau bahkan langganan Anda?

Bagaimana pula dengan ketersediaan sumber daya manusia, sistem kerja, peralatan dan teknologi yang harus dikuasai?
Nah, kalau masalah-masalah seperti di atas dapat Anda atasi, artinya bisnis tersebut layak Anda jalankan.

Karena ini merupakan bisnis jasa pencucian mobil, maka tentu saja pasar Anda adalah mereka yang memiliki atau menggunakan mobil dalam kesehariannya. Mereka adalah kalangan menengah ke atas.

Menurut pengamatan saya atas beberapa pelaku bisnis pencucian mobil, rata-rata BEP dapat dicapai dalam waktu 3 tahun. Ini tergolong angka yang moderat, lebih kurangnya sangat tergantung dari seberapa keras sang pengusaha berupaya memberikan nilai tambah pada usahanya, termasuk seberapa gencar ia melakukan promosi.

Walau tidak harus, akan lebih baik jika usaha kita didukung oleh usaha-usaha lain yang berhubungan dengan bisnis utama. Untuk pencucian mobil, yang lumrah antara lain berupa salon mobil, di mana bagi pelanggan yang sangat memperhatikan keindahan dan kecantikan, dapat meminta layanan salon mobil setelah mobilnya dicuci bersih.
Selain itu, ada juga pengusaha yang memberikan layanan penggantian oli dan “tune-up”, serta penjualan aksesoris.

Jam kerja karyawan pencucian mobil umumnya mengikuti jam kerja standar, biasanya dari jam 09.00 s/d jam 17.00, ditambah jam lembur bila diperlukan. Belum jelas apakah sudah ada layanan cuci mobil yang beroperasi 24 jam (dengan sistem shift) di Jakarta, khususnya di kawasan Puri Indah.

Petugas cuci umumnya bekerja dengan sistem pembagian kerja, di mana 1 mobil paling tidak dilayani 2 orang. Yang satu melakukan tugas-tugas yang “basah” (mencuci, menyemprotkan air) dan yang lain melaksanakan tugas pengeringan serta sentuhan akhir. Oleh karenanya, mobil-mobil yang masuk tidak perlu menunggu lama untuk dilayani satu per satu, tapi dapat dikerjakan secara serentak dan profesional.

Sebenarnya Anda dapat mempertimbangkan sendiri atau bernegosiasi dengan karyawan, apakah ingin membayar gaji secara bulanan atau komisi. Ini sifatnya sangat kasuistis. Namun sekali lagi menurut pengamatan saya, kebanyakan karyawan menginginkan gaji bulanan dalam jumlah tetap yang dapat mereka bawa pulang utuh ke rumah.

Jumlah investasi yang diperlukan sangat ditentukan oleh seberapa besar dan seberapa canggih Anda menginginkan bengkel pencucian Anda dibangun. Yang jelas, keperluan lahan menjadi soal pertama. Nah, soal lahan ini sifatnya sangat-sangat relatif. Kalau Anda punya lahan sendiri, tentu tidak ada masalah. Tapi kalau Anda sewa, Anda harus hitung lagi pengeluarannya untuk keperluan ini.

Yang ideal adalah, Anda sudah memiliki lahan sendiri. Namun kalau belum, coba jajaki kerja sama dengan pemilik lahan, atau sewa dengan harga serendah-rendahnya. Pinjam lahan yang tak termanfaatkan milik saudara atau teman merupakan alternatif lain.

Soal peralatan, Anda bisa pilih beberapa kemungkinan harga. Tentu ada beberapa merek tertentu yang harganya bervariasi. Nah, khusus untuk keperluan mengangkat bodi mobil (car lift), Anda bisa pertimbangkan mau beli yang hidrolik, atau cukup membangun bunker yaitu dengan cara menggali tanah agar bagian bawah mobil dapat dijangkau oleh petugas cuci. Ini tentu lebih murah.

Yang dapat saya gambarkan adalah, pada umumnya untuk memulai usaha cuci mobil yang cukup representatif, diperlukan dana awal di atas Rp50 juta.

Sebagaimana jenis-jenis bisnis lain pada umumnya, untuk bersaing Anda perlu kreatif guna memberikan nilai tambah pada produk layanan Anda. Coba pikirkan, apa saja yang Anda dapat persembahkan bagi pelanggan guna mendongkrak nilai tambah dimaksud.

Kemungkinannya bisa macam-macam, mulai dari rate harga yang lebih rendah tapi kualitas lebih baik, memberikan diskon pada momen-momen tertentu, promosi lebih gencar, memberikan layanan antar jemput, program “member gets member”, dan seribu satu macam kreativitas lainnya.

Salah satu yang saya rekomendasikan adalah majalah AdInfo, yang juga hadir di daerah Puri Indah tersebut. Majalah ini dibagikan secara gratis baik kepada para pelaku bisnis di pusat-pusat bisnis, mau pun kepada para pemukim di pemukiman-pemukiman mapan setempat.

Karena majalah kawasan memang diperuntukan bagi keperluan promosi, maka media ini menjadi pilihan yang baik untuk Anda.

Lainnya, Anda bisa sediakan brosur-brosur yang menarik di pom bensin atau di mini-mini market (tentunya dengan perjanjian kerja sama terlebih dahulu), bagikan di gerbang-gerbang tol atau kompleks perumahan, memasang spanduk di tempat-tempat strategis, atau datang langsung ke kantor-kantor dan instansi yang memiliki banyak mobil. (Rusman Hakim)

Read More ..

Modal Usaha dan Bisnis Online

Tanya:
Saat ini saya ingin membuka usaha, tapi ada keterbatasan modal dan tempat usaha. Pendapatan saya sepertinya tidak mencukupi untuk mengumpulkan modal. Kalau pun bisa, akan memakan waktu lama.

Bagaimana bila saya berniat meminjam uang ke bank melalui fasilitas kredit pinjaman tanpa agunan? Apa nilai positif dan negatifnya?
Bidang usaha yang akan saya pilih adalah penjualan berbagai aksesoris, gift, dan barang-barang koleksi lainnya.

Ada terbersit keinginan untuk membuka usaha melalui website seperti yang sekarang ini sedang berkembang. Kira-kira langkah-langkah apa yang harus saya ambil untuk memulai bisnis online tersebut?

Bagaimana dengan peraturan pajak, cara pembayaran jual-beli, pembuatan websitenya, dan kira-kira bagaimana prospek ke depannya? Apa bedanya toko online dengan toko yang ada bentuk fisiknya? Apakah masyarakat kita sudah terbiasa dengan jual-beli melalui internet?


Jawab:
Memulai usaha dengan cara meminjam uang, saya rasa bukan keputusan bijaksana. Apalagi kalau Anda belum berpengalaman, tidak mempunyai aset, dan belum punya prospek sama sekali. Lebih tepat kiranya Anda melakukan survai terlebih dahulu, bidang apa yang kira-kira mempunyai masa depan bagus, lalu laksanakan studi kelayakannya.

Kalau Anda sudah yakin akan satu bidang yang Anda anggap cukup menjanjikan, coba buat hitung-hitungannya (proyeksi keuangan, prediksi cash flow dan lain-lain), lalu cari teman yang sudah berpengalaman untuk menguji apakah kalkulasi bisnis Anda sudah benar.

Kalau sudah, maka Anda sudah bisa membuat proposal bisnis, kemudian “jual” proposal tersebut pada orang-orang yang potensial menjadi investor. Proses pencarian penyandang dana inilah mungkin fase yang paling penting dan sekaligus merupakan tantangan terberat dalam proses membangun usaha. Rekomendasi saya adalah, sedapat mungkin jangan mengeluarkan modal uang dari kocek sendiri untuk memulai usaha, kecuali benar-benar pasti bahwa Anda sudah punya order yang menguntungkan.

Tidak masalah Anda ingin berbisnis dengan menjual aksesoris atau semacamnya, tapi yang penting adalah bahwa Anda telah memiliki kesimpulan yang akurat bahwa bidang usaha itu memang ada pasarnya.

Meski tampak menggiurkan. kredit tanpa agunan (KTA) mengandung risiko besar. Sebab apa? Sebab, untuk mengompensasi ketiadaan agunan dalam produk KTA, pihak bank mengenakan tingkat bunga pinjaman yang relatif sangat besar dan memberatkan nasabah. Kalau Anda gagal mendirikan usaha yang mampu mencetak laba, dijamin Anda akan segera terjerembab ke dalam lilitan hutang. Ini mengerikan dan bisa-bisa Anda mengalami trauma dan kapok memulai usaha lagi.

Membuka usaha melalui internet memang merupakan peluang yang amat baik saat ini. Sebabnya adalah karena berbisnis via internet dapat meminimalkan biaya-biaya awal serta biaya permodalan sampai ke titik yang paling signifikan. Banyak contoh yang sudah bisa dilihat sekarang ini, betapa beberapa pengusaha tertentu yang tadinya tidak berkembang dalam bisnis konvensional yang “off-line’, ternyata mengalami kemajuan pesat setelah beralih ke bisnis internet (on-line).

Untuk memulainya, Anda harus cari seseorang yang mau dan mampu membuatkan sebuah website untuk Anda. Untuk diketahui, biaya pembangunan web pada masa sekarang sudah sangat murah, untuk kelas standar, umumnya hanya memerlukan biaya di bawah 5 juta rupiah saja.

Tentukan komoditas yang Anda hendak jual, buatlah beberapa foto contoh barang dan muatkan di web Anda. Tidak perlu menyediakan stok barang dalam jumlah banyak.
Bahkan dalam kasus yang ekstrim, Anda bisa tidak usah membeli. Cukup pinjam saja sama pemilik barang, lalu mulai jualan secara online. Tentu saja seharusnya Anda memiliki sebuah Perjanjian Kerja Sama dengan sang pemilik barang tersebut.

Untuk pajak, saya rasa sama halnya dengan usaha konvensional, di mana paling tidak Anda harus membayarkan pajak penghasilan (kalau usaha sudah berlaba) dan pajak pertambahan nilai (kalau sudah ada transaksi).

Transaksi pembayaran dalam bisnis internet dapat dilakukan dalam beberapa cara. Yang pertama adalah dengan sistem transfer melalui bank, di mana Anda dapat menggunakan rekening Anda di bank tertentu sebagai wadah penampung pembayaran dari pihak pembeli.

Yang kedua, dengan sistem pembayaran menggunakan kartu kredit. Anda harus membangun kerja sama terlebih dahulu dengan pihak bank atau lembaga-lembaga penerbit kartu kredit.

Khusus untuk bisnis on-line, ada cara ketiga yang sangat khas. Yaitu pembayaran melalui lembaga pengatur pembayaran via internet, misalnya ¬e-gold atau paypal. Untuk kejelasan lebih lanjut, Anda bisa melakukan search di internet tentang topik ini.

Perbedaan antara toko on-line dengan toko off-line yang punya bentuk fisik antara lain bisa dilihat dari faktor untung-ruginya. Bisnis on-line memiliki banyak keunggulan antara lain berbiaya murah, nyaris tanpa modal, bisa dilakukan di rumah dan memungkinkan akses pelanggan ke seluruh dunia. Hal-hal itu sulit kita dapatkan dari sebuah toko konvensional.

Kerugiannya adalah, saat ini bisnis on-line belum terlalu memasyarakat. Belum semua orang Indonesia mengerti internet. Dan orang masih cenderung pergi ke mal bukan hanya untuk berbelanja, tapi lebih kepada faktor rekreasinya. Artinya, toko-toko konvensional masih memiliki “daya tarik lebih” untuk mendatangkan pelanggan.

Namun demikian, saya berani memastikan bahwa pada beberapa tahun ke depan, bisnis via internet akan menjadi trend belanja karena lebih praktis, mudah dan aman. Sementara orang pergi ke mall lebih disebabkan alasan rekreasi. (Rusman Hakim)

Read More ..

Sikap Terbaik Pada Karyawan

Tanya:
Pak Rusman, saya ingin bertanya bagaimana caranya menerapkan disiplin dan aturan yang diterapkan di tempat usaha saya. Apa saja tahap-tahap yang harus dilakukan agar disiplin dan aturan dipatuhi oleh karyawan tanpa menimbulkan sakit hati? Dan kalau bisa memang timbul dari diri mereka sendiri.

Sebagai informasi, saya ini termasuk pengusaha baru yang sebelumnya hanya bekerja dengan istri saya. Sekarang, saya sudah memiliki beberapa orang karyawan.

Kemudian, bagaimana baiknya cara bersikap saya terhadap mereka? Apakah harus straight dan jelas kalau saya itu atasan dan mereka adalah bawahan. Atau memposisikan saya dan mereka adalah sama?

Maaf, kalau pertanyaan saya sangat awam. Tapi, saya perlu penjelasan dari bapak. Terima kasih sebelumnya.

Andri
Kedoya Utara


Jawab:
Saya teringat bahwa Ir. Ciputra, tokoh pengusaha properti terkemuka di Indonesia pernah mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang kehadirannya nyaris tidak terasa oleh orang lain, termasuk oleh para anak buahnya. Mengapa demikian?

Dalam sebuah lingkungan kerja yang nyaman, orang bekerja seakan-akan hanya mengikuti alur sistem yang berlaku di lingkungan tersebut. Tidak terasa dan juga tidak terlihat adanya wajah angker dari seseorang yang bernama “pemimpin” yang setiap saat berjalan mondar-mandir mengawasi para karyawan.

Namun demikian, situasi nyaman yang ada di situ sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh peranan sang pemimpin. Sebab, tanpa pemimpin yang baik, sebuah sistem yang baik tidak akan sepenuhnya berjalan baik.
Nah, bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik?

Haruskah dengan memasang muka galak, demi menonjolkan wibawa sehingga dihormati bawahan dan mereka mau mengikuti aturan-aturan yang kita berikan? Atau dengan selalu berbicara ketus? Atau bergaya “cuek”, atau apa?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu timbul dalam benak banyak orang, saat pertama kali duduk di kursi kepemimpinan. Demikian juga dengan yang Anda alami saat ini tatkala harus memulai karir baru sebagai sorang pengusaha yang nota bene harus memimpin para karyawan Anda.

Disiplin dan aturan hanya dapat diterapkan dan berjalan sempurna, bila orang-orang yang melaksanakannya memiliki pengertian dan kesadaran tentang manfaat dari disiplin serta aturan tersebut bagi kepentingan diri mereka sendiri.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya membuat bawahan kita menjadi sadar aturan?
Tahap pertama yang perlu diambil adalah, kumpulkan para karyawan Anda dalam sebuah ruangan pertemuan dan buatlah presentasi tentang maksud dan tujuan perusahaan Anda.

Berikan pengertian bahwa sukses perusahaan merupakan kunci utama bagi terciptanya kesejahteraan karyawan. Oleh sebab itu, sepanjang isu kesejahteraan menjadi fokus dari aspirasi para karyawan tersebut, diperlukan kontribusi penuh dari setiap orang dengan dilandasi “rasa ikut memiliki” yang kuat. Dan bahwa, untuk pelaksanaannya diperlukan disiplin dan aturan-aturan.

Dengan cara ini, Anda akan dapat membuka pikiran dan kesadaran karyawan tentang mengapa disiplin dan aturan harus diterapkan. Anda harus bisa menarik simpati mereka, sehingga tanpa ada unsur “perintah” apalagi “paksaan”, mereka akan dengan senang hati dan sukarela menyatakan komitmennya terhadap aturan perusahaan.

Bila perlu – dan ini diterapkan di perusahaan-perusahaan besar – setelah selesai presentasi sodorkan draf peraturan perusahaan, suruh mereka mempelajarinya di rumah dan beberapa hari kemudian minta mereka menandatanganinya sebagai tanda persetujuan yang bersangkutan.

Tahap kedua adalah tahap di mana disiplin dan aturan diimplementasikan. Ini menyangkut interaksi Anda dengan para karyawan dalam kegiatan operasional harian. Apakah kita perlu mengatur sikap kita dengan gaya tertentu, agar para karyawan menghormati dan takut, sehingga dengan demikian mereka mau berdisiplin dan taat aturan?

Menurut saya, cara ideal untuk menjadi pemimpin yang baik bukanlah dengan jalan membuat orang lain menjadi takut. Demikian juga, posisi atasan dan bawahan dalam bisnis, bukan digunakan untuk menentukan strata sosial.

Analogi yang paling mendekati adalah bahwa peran seorang atasan (pemilik usaha terhadap karyawan) tidak ubahnya peran seorang “playing captain” dalam sebuah tim sepakbola. Sehingga, yang dominan di sini adalah wacana pembagian tugas, di mana sang kapten di samping ikut bermain di lapangan, juga sekaligus mempunyai peran sebagai koordinator yang menentukan koordinasi antar pemain dalam sebuah pertandingan.

Nah, mungkin jelas bagi Anda bahwa sebagai “playing captain” dalam sebuah badan usaha, yang Anda perlukan bukan semata-mata wibawa sebagai bos. Lebih dari itu adalah Anda harus bisa memberikan pengertian kepada para karyawan tentang pentingnya implementasi disiplin dan aturan, sehingga mereka akan rela dan secara sadar melaksanakan pekerjaan dengan kualitas terbaik.

Anda juga harus bisa memberikan keteladanan, dengan menunjukkan bahwa Anda sendiri ikut bekerja dengan disiplin tinggi tanpa melecehkan aturan-aturan yang telah Anda terapkan sendiri pada para karyawan.

Demikian Andri, semoga memberi inspirasi bagi Anda. Selamat bekerja dan sukses!(Rusman Hakim)

Read More ..

Ketergantungan Individu

Tanya:
Saya baru 3 bulan ini membuka toko pakaian dan aksesoris di sebuah mal di Jakarta. Sebelumnya, semua sudah saya persiapkan baik-baik, dengan harapan saat operasionalnya nanti, toko itu akan berjalan dengan mulus tanpa banyak masalah.

Sedemikian hati-hatinya saya dalam melakukan persiapan, sehingga urusan pengelolaan toko pun tidak luput dari perhatian saya. Karyawan staf, kasir, supervisor sampai manajer toko sudah saya rekrut, dan sudah saya berikan pelatihan yang memadai.

Sebelum diterjunkan ke aktivitas harian yang sebenarnya, saya telah pula memberikan pendelegasian tugas yang jelas kepada mereka.

Namun demikian, saya heran Pak, tampaknya saya masih saja harus terjun sendiri ke operasional harian, karena ada saja masalah yang tidak dapat diselesaikan secara tuntas oleh para karyawan tersebut.

Mohon pencerahan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya.

Zackie – Jakarta

Jawab:
Pak Zackie di Jakarta, pendelegasian tugas tidak dapat dilakukan secara seketika pada saat perusahaan baru berdiri. Pendelegasian tugas juga bukan berarti semua tanggung jawab pemilik usaha dilimpahkan semua secara tuntas..tas! kepada bawahannya. Masih ada beberapa tugas yang harus dilakukan sendiri oleh owner, terutama dalam hal pengawasan.

Jangan pernah berfikir bahwa karena kita telah melakukan pendelegasian, lantas kita bisa melupakan semua hal tentang perusahaan. Lalu kita hanya beraktivitas untuk bersenang-senang dan berlibur.

Pendelegasian tugas biasanya dilaksanakan secara bertingkat. Yang paling umum di delegasikan adalah tugas-tugas yang bersifat teknis. Kalau saya berusaha dalam bidang penjualan eceran pisang goreng misalnya, maka saya akan melimpahkan tugas-tugas teknis seperti mencari pisang yang bagus, mengolah tepung dan menggoreng sampai menyajikannya kepada bawahan saya.

Sedangkan tugas-tugas lainnya yang bersifat lebih strategis, seperti menentukan harga jual, mencari lokasi usaha yang baik, mencari resep-resep baru sampai menciptakan terobosan-terobosan bisnis yang lebih mutakhir, saya lakukan sendiri.

Pada perusahaan yang sudah agak lebih besar, tapi kepemilikan usahanya masih dipegang oleh satu orang, boleh jadi pekerjaan-pekerjaan teknis sudah seluruhnya dilimpahkan pada para manajer. Pemilik usaha mengawasi kinerja para manajer itu, baik secara langsung mau pun melalui laporan berkala yang diterimanya setiap minggu, bulan dan tahun.

Para pemilik toko, restoran, kafe, atau bengkel sering kali masih “turun tangan” mengawasi jalannya operasional usaha sambil sesekali ikut membantu melayani pelanggan. Tujuannya jelas: melihat secara langsung kinerja para pelaksana, memberi dukungan moral kepada para karyawan, sekaligus mengambil alih tanggung jawab dari tangan karyawannya dalam kasus-kasus kritis yang mungkin terjadi.

Lho, kenapa para pemilik usaha ini masih juga harus turun tangan sendiri? Bukankah sudah ada yang namanya store manager, duty manager, front office manager dan manager-manager lainnya? Apakah pendelegasian tugas tidak dimengerti oleh para business owner itu?

Ya, tidak juga. Hampir semua pemilik usaha bernuansa modern sekarang ini mengerti tentang hal itu. Tapi, di lapangan, “teori” tidak akan secara otomatis bisa diterapkan secara seketika dan utuh. Jangan mengira bahwa kalau ada ungkapan yang mengatakan: “pemilik usaha cukup bermalas-malasan di rumah, sementara semua pekerjaan dikerjakan oleh para karyawan”, lantas penerapannya akan langsung seperti itu. Apalagi, pada perusahaan-perusahaan yang relatif masih muda yang baru beroperasi selama kurang dari 3 tahun.

Banyak faktor lain yang memengaruhi sehingga jalannya skenario tidak bisa persis seperti yang diharapkan. Misalnya, faktor kesiapan mental pramuniaga, karyawan yang nakal dan suka korupsi, manajer yang tidak mampu mengatasi pelanggan yang rewel atau marah-marah dan banyak kejadian lainnya.

Individual Dependency
Salah satu hal yang menarik dari kasus-kasus pendelegasian yang harus mendapat pengecualian, adalah apa yang disebut individual dependency atau ketergantungan individu. Apa itu ketergantungan individu, dan kepada siapa ketergantungannya?

Macam-macam. Ada pelanggan yang hanya mau berhubungan dengan seorang salesman tertentu dari sebuah perusahaan untuk urusan-urusan produk yang dibelinya. Dia tidak pernah mau dilayani oleh salesman lain, atau bahkan oleh atasannya, meski salesman tersebut sedang berhalangan. Ia lebih suka menunggu beberapa hari sampai orang yang dikehendakinya bisa menemuinya ketimbang harus dilayani orang lain.

Pelanggan-pelanggan dengan kualifikasi tertentu, hanya mau dilayani pemilik usaha atau Direktur Utama. Mereka tidak mau dilayani oleh pejabat lainnya, apalagi seorang staf pelaksana. Untuk hal-hal seperti inilah antara lain yang menyebabkan pemilik usaha tidak dapat mendelegasikan tugas pada orang lain.

Di lingkungan perusahaan, terutama yang masih dimiliki satu orang, business owner umumnya sangat mewaspadai kemungkinan-kemungkinan seperti itu. Itu sebabnya, banyak dari mereka selalu menyempatkan diri hadir di gerainya, atau kalau ia seorang supplier, meluangkan waktu untuk datang ke kantor pelanggannya tanpa diminta. Semata-mata untuk mengantisipasi timbulnya masalah, yang pihak pelanggan tidak ingin membicarakannya dengan orang lain, selain dengan si pemilik usaha.

Dengan demikian, perlu dimengerti bahwa selalu ada kejadian di mana seakan-akan pendelegasian tugas tidak berjalan secara harfiah, sebagaimana kita baca dalam buku.
(Rusman Hakim)

Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP