Tampilkan postingan dengan label Wira Usaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wira Usaha. Tampilkan semua postingan

Usaha Katering Berbasis Keluarga

Tanya:
Pak Rusman, saya Retno tinggal di Jl. Ulujami 5 No. 20, Jakarta Barat. Saya adalah seorang karyawan yang sama sekali tidak pernah memiliki bisnis sendiri. Tapi, di awal tahun 2010 nanti, saya baru ingin memulai bisnis catering bersama keluarga.

Saya adalah pemilik modal 100% mulai dari penyewaan rumah, bahan-bahan makanan, semua peralatan, dll. Dan saya yang akan menjadi bagian keuangan. Karena saya tidak bisa masak, yang akan menjadi koki adalah sepupu saya sendiri. Saya hanya bisa bantu untuk purchase dan sebagai asisten untuk hal-hal ringan seperti memotong, mengupas bahan makanan, dll. Sedangkan untuk marketing, delivery, dan collector adalah kakak kandung saya. Total orang yang bergerak dalam bisnis ini hanya 3 orang.

Hal yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara pembagian hasil dalam bisnis ini dan kapan bisa balik modal? Bagaimana menurut pendapat bapak karena saya tidak mau ada pertikaian apabila sistem keuangan tidak transparan dan tidak jelas. Terima kasih sebelumnya.

Jawab:
Pertama-tama, ijinkanlah saya mengucapkan selamat pada Anda yang telah merencanakan sesuatu yang baru dalam perjalanan hidup Anda. Anda telah berani melakukan sebuah perubahan yang dengan itu Anda akan berpeluang meraih sukses di masa mendatang.

Menjawab pertanyaan di atas, dapat saya katakan bahwa mengingat Anda adalah pemilik modal atau lebih tepatnya penyandang dana 100%, maka yang perlu dipertanyakan lebih dahulu adalah status dari 2 orang anggota keluarga yang dalam hal ini adalah sepupu dan kakak kandung Anda sendiri. Apakah mereka memang benar-benar mau bergabung sebagai sesama pemilik usaha, ataukah mungkin cukup hanya sebagai karyawan saja?

Kalau mereka tidak keberatan untuk ditempatkan sebagai karyawan, saya rasa persoalan akan relatif menjadi lebih mudah. Anda tinggal membuat proyeksi usaha yang di dalamnya termuat hitung-hitungan soal asumsi pendapatan yang akan diperoleh, total biaya yang di dalamnya sudah termasuk biaya gaji kedua anggota keluarga tersebut, serta keuntungan bersih yang akan didapatkan setelah dipotong pajak-pajak.

Tetapi, kalau kedua famili Anda memang benar-benar ingin duduk sebagai sesama pemilik usaha, maka Anda harus membuat assesment (penaksiran) sekaligus bernegosiasi tentang seberapa besar nilai komersial dari kontribusi mereka masing-masing sebagai koki dan tenaga marketing. Jangan lupa bahwa taksiran itu harus dalam nilai rupiah.

Angka dalam rupiah itulah yang akan diperhitungkan sebagai nilai setoran modal mereka, sehingga nanti secara total dapat diperoleh komposisi saham masing-masing dalam satuan persen.

Katakanlah misalnya, Anda sendiri menyetor sebesar Rp 100 juta (seluruhnya dalam bentuk uang tunai), sementara kompetensi sepupu Anda sebagai koki dinilai sebesar Rp 50 juta. Dan kakak Anda yang piawai dalam marketing dinilai Rp 50 juta juga. Maka komposisi modal Anda bertiga adalah 50 : 25 : 25 --- total 100%.

Kesepakatan ini harus benar-benar atas dasar kerelaan dan keikhlasan masing-masing, dalam arti semua pihak senang dengan komposisi yang telah diputuskan bersama. Tidak ada tekanan dan tidak ada intimidasi dari pihak mana pun.

Setelah masalah itu beres, harus dibuatkan surat perjanjiannya secara resmi, hitam di atas putih, dan sebaiknya (seharusnya) dibuat dan ditandatangani di hadapan notaris. Segera setelah akte notaris dibuat, maka sejak saat itu juga semua pekerjaan yang ada harus dilaksanakan secara profesional serta tidak perlu lagi ada persoalan-persoalan yang ditangani dengan penuh “excuse” hanya karena ada perasaan risih berdasarkan pertimbangan kekeluargaan. Termasuk dalam hal ini, soal pengelolaan keuangan yang juga harus ditangani secara profesional dan transparan.
Demikian rekomendasi saya Ibu Retno, semoga berkenan dan selamat bekerja semoga sukses. (Rusman Hakim)

Read More ..

TIPS JADI ORANG SUKSES DARI A SAMPAI Z

Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja. Peran EQ (Emotional Intelligence) pada kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet keberhasilan pribadi. Yuk kita lihat apa maksudnya :TIPS JADI ORANG SUKSES DARI A SAMPAI Z

Read More ..

STRATEGI MELAKUKAN INVESTASI

Ada banyak cara melakukan investasi. Tapi sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pahami Kondisi Keuangan Sebelum melakukan investasi, Anda harus benar-benar memahami kondisi keuangan pribadi. Bukan hanya kondisi keuangan saat ini, tapi juga kondisi keuangan, sumber penghasilan, jumlah tanggungan, dan gaya hidup Anda di masa depan. Kalkulasikan secermat mungkin, hingga Anda dapat menentukan besarnya dana yang bisa diinvestasikan.

2. Tujuan Investasi
Setelah mengetahui kondisi kocek pribadi, tentukan apa tujuan investasi Anda. Untuk menggandakan dana, untuk jaminan hari tua, atau sekedar menyimpan uang agar aman. Untuk tujuan hari tua, misalnya, investasi bisa diarahkan pada sebuah produk yang menghasilkan tingkat pengembalian yang lumayan dalam jangkan panjang, seperti dana pensiun atau deposito. STRATEGI MELAKUKAN INVESTASI

Read More ..

MENYUSUN RENCANA BISNIS YANG BAIK

Rencana bisnis yang baik, harus dapat menjelaskan 4 (empat) bagian penting berikut: A. Gambaran usaha (description of the business)
B. Pemasaran (marketing plan)
C. Keuangan (financial management plan)
D. Manajemen (management plan)


Agar lebih meyakinkan, akan lebih baik bila rencana bisnis dilengkapi dengan
executive summary, dokumen pendukung dan proyeksi keuangan.

A. Gambaran Usaha
Gambaran usaha harus dapat menjawab pertanyaan :
1. Usaha apa yang akan dilakukan?
2. Siapa yang akan mengelolanya?
3. Kapan, dimana dan bagaimana usaha itu dijalankan?
4. Apa yang membuat usaha itu unik dibandingkan pesaing?

Pada umumnya, gambaran usaha terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut: MENYUSUN RENCANA BISNIS YANG BAIK

Read More ..

MENGGALI IDE BISNIS

Titik awal keberhasilan seorang wirausahawan berawal dari penggalian ide bisnis. Banyak kisah para pebisnis yang konsisten menggeluti bisnis yang “tidak dianggap” sebelumnya, kini menjadi pebisnis sukses yang namanya diperhitungkan. Bagaimana kiat menggali ide bisnis ?

Menggali ide bisnis bukanlah perkara yang gampang. Ketika seorang calon wirausahawan berpikir : saya akan berbisnis apa ? Saat itulah persoalan menggali ide bisnis mulai muncul. Belum lagi pertanyaan : apakah produk yang saya jual, akan menghasiklan uang ? Dan, pertanyaan selanjutnya : jasa apa yang akan ditawarkan yang bisa memberikan pendapatan yang lebih besar ?

Secara teoritis, ide bisnis bisa digali dari apa yang bisa dilihat, didengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan pakar ekonomi telah membagi kebutuhan manusia menjadi berbagai jenis kebutuhan mulai yang bersifat primer, sekunder, sampai tertier. Ide bisnis bisa dipilih dari upaya pemenuhan kebutuhan manusia tersebut. MENGGALI IDE BISNIS

Read More ..

MEMBUAT RENCANA BISNIS

Menemukan ide bisnis merupakan anugerah yang tidak terhingga, karena dalam realitasnya tidak gampang menemukan ide bisnis. Namun jika ide hanya sebatas bayang-bayang, Anda tetap tidak akan bisa merealisasikannya dalam bisnis yang nyata.

Para wirausahawan top yang kini namanya muncul di berbagai media bisnis, seringkali tidak pernah memikirkan tahapan-tahapan dalam merealisasikan ide. Bahkan banyak pula anggapan bahwa kalau mau berwirausaha tidak usah membuat rencana macam-macam, nanti malah kandas di tengah jalan.

Mungkin banyak yang membuat rencana macam-macam tapi rencana cuma sebatas rencana, sehingga realisasinya memang nol besar. Kalau ini yang terjadi tentu anggapan di atas menjadi benar. Padahal dalam teorinya, bisnis sekecil apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat merealisasikan ide bisnis yang lebih matang. MEMBUAT RENCANA BISNIS

Read More ..

15 KIAT MENDAPATKAN PENGHASILAN EKSTRA

Anda orang kantoran dengan single income? Sudah nggak zamannya lagi. Ternyata di sekeliling Anda bertaburan peluang penghasilan ekstra.

Satu fakta besar, hampir semua pekerja pegawai kantoran (swasta maupun pegawai negeri) di level menengah ke bawah, mengeluhkan lamban dan kecilnya tingkat kenaikan gaji. Bahkan posisi-posisi tertentu begitu kejamnya, tanpa kenaikan gaji. Perusahaan selalu mengisi posisi tersebut dengan orang-orang baru, yang digaji dengan standart yang sama, dari tahun ke tahun. Siapa yang salah?

Tidak perlu saling tuding. Itu tidak produktif. Bagusan otak dipakai untuk mencari bisnis sampingan, supaya ada penghasilan ekstra. Siapa tahu, bisnis sampingan bisa jadi andalan jika ada gelombang PHK? Beruntung sekali, pekerja kantoran umumnya berhak libur hari Sabtu dan Minggu. Inilah waktu-waktu emas bagi pemburu extra money.

Diperlukan kemauan menggali potensi, unjuk diri, rajin cari informasi, sedikit keberanian menjual, maka peluang dan kesempatan akan tumbuh bak jamur di musim hujan. Tidak percaya? Simak 15 tips berikut ini: 15 KIAT MENDAPATKAN PENGHASILAN EKSTRA

Read More ..

14 RAHASIA BUKA USAHA

Dalam sebuah seminar kewirausahaan terbeber fakta, betapa banyak orang ingin berhenti jadi karyawan, dan kemudian mulai buka usaha sendiri. Ada yang sudah siap dengan modal plus perencanaan yang njlimet. Ada yang baru berbekal dengan gagasan semata. Namun ada pula yang punya banyak uang, tapi bingung mau diapain. Masih banyak yang blank bingung). Tak tahu bagaimana dan dari mana harus memulai.

Banyak usahawan sukses karena kelihaian dalam memulai dan memperluas usaha. Berikut 14 rahasianya yang umumnya mereka pakai. Namun tidak ada jaminan Anda akan berhasil dengan cara-cara berikut. Meski begitu, kini Anda punya banyak alternatif. Anda pun bisa mencuri inspirasi dari masing-masing cara itu. 14 RAHASIA BUKA USAHA

Read More ..

14 KIAT MEMULAI USAHA SENDIRI

Konon 70 persen bisnis skala kecil (bisnis rumahan, bisnis perorangan, industri rumah tangga) gagal di tahun pertama operasinya. Sisanya yang 30 persen, terseok-seok di tahun kedua. Dari 30 persen tadi, hanya 10 persennya saja yang selamat memasuki tahun ketiga. Berikutnya hanya 5 persen yang beruntung bertahan hidup sampai tahun kelima. Nah, yang benar-benar berumur panjang dan sukses, konon tak sampai satu persen dari sisanya.

Mengapa? Banyak sebab! Modal minim, kurang pengalaman, keuangan yang payah, kesalahan manajemen, sedikit relasi, sampai terimbas resesi. Pendek kata, bisnis "balita" (usia di bawah lima tahun) memang rawan. Perlu pengelolaan ekstra ketat tapi dinamis, cerdas, plus kreatif. Jika Anda sedang merintis bisnis skala kecil, barangkali 14 strategi berikut ini bisa memberi inspirasi. 14 KIAT MEMULAI USAHA SENDIRI

Read More ..

12 LANGKAH MEMULAI USAHA

Berniat membuka usaha sendiri, tapi bingung harus mulai darimana? Memang tak mudah untuk memulai usaha, tapi jika Anda bisa menjawab pertanyaan berikut, berarti Anda siap memulainya: 12 LANGKAH MEMULAI USAHA

Read More ..

10 LANGKAH MENJADI PENGUSAHA

Banyak orang berniat dan berminat menjadi pengusaha namun hanya sedikit yang sukses mewujudkannya. Dalam hal ini, modal utama yang harus dimiliki adalah kemauan. Pepatah yang mengatakan ‘Dimana ada kemauan disitu ada jalan’ memang selalu benar adanya. Namun kemauan itu perlu didukung faktor lain yang akan menunjang sebuah kesuksesan.

Maka, jika Anda ingin menjadi pengusaha, telusurilah jalan untuk menjadi pengusaha yang terbaik. Berikut sepuluh langkah menjadi sosok entrepreneur yang berhasil:

1. Mulailah dari mimpi dan imajinasi
Sebelum manusia bisa sampai di bulan, tak pernah ada yang berpikir bahwa itu adalah sebuah kenyataan. Ide mendarat di bulan pada awalnya adalah sebuah mimpi indah yang tak akan pernah terwujud. Namun seseorang telah membuktikannya bahwa mimpi itu bisa diwujudkan. Ingat, semua bermula dari sebuah mimpi plus keyakinan. Jika Anda berniat memasarkan sebuah produk, jangan cuma niat terus, yakinlah akan produk yang akan Anda tawarkan. Hanya seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide lah yang bisa sukses. Mereka tidak mengenal batas dan kerterikatan, tak mengenal kata ‘tidak bisa’ ataupun ‘tidak mungkin’. 10 LANGKAH MENJADI PENGUSAHA

Read More ..

Ingin Usaha Pembalut Wanita

Tanya :

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan teman lama yang menawarkan bisnis MLM. Sebelumnya, dia sendiri tidak langsung mengajak saya untuk bergabung. Tapi, saya ditawarkan produk pembalut wanita yang katanya berkualitas lebih baik dari yang beredar umum di pasaran.

Harganya memang di atas rata-rata pembalut wanita yang jamak di jual. Dia bilang, dari bahan bakunya saja sudah beda, lebih higienis. Belum lagi adanya kandungan herbal yang bisa mengharumkan pemakainya. Singkat kata, ada keungulan produk yang bisa dijual kalau mau dibandingkan dengan pembalut wanita lain.

Menurutnya, dari menjual produk saja, saya sudah bisa mendapatkan untung. Apalagi kalau saya sudah memiliki downline, keuntungannya bisa berlipat ganda karena ini bisnis MLM. Setiap penjualan dari downline, tentunya akan ada komisi yang diberikan pada saya.

Karena penasaran, saya pun coba mencari bisnis ini di internet. Ternyata, memang benar ada bisnis ini dan sudah cukup tersebar luas. Penjualnya sudah cukup banyak di beberapa daerah. Bahkan, stockist (kantor penyedian produk) pun ada di dekat rumah saya.

Pertanyaanya, bagaimana menurut Pa Rusman tentang bisnis ini? Apa benar perkataan teman saya yang mengatakan kalau produk ini bisa laku keras karena merupakan produk kebutuhan vital perempuan? Kemudian, bila saya mau bergabung, apa saja hal penting berbisnis MLM yang harus ditanyakan pada teman saya? Bagaimana dengan target pasar saya, haruskah hanya dalam lingkup tempat tinggal dan teman-teman yang saya kenal? Bagaimana dengan pemasaran online yang kalau saya lihat di internet sudah cukup banyak pesaingnya? Terima kasih.

Vivi Andriani
Kembangan Selatan

Jawab:
Kalau Anda bertanya tentang seluk-beluk bisnis MLM (Multi Level Marketing) sekarang ini, maka terus terang saya agak surprised juga. Karena MLM itu sendiri sebenarnya sudah lebih dari 20 tahun yang lalu masuk ke Indonesia - sempat mengalami “jaman keemasannya” sekitar tahun-tahun 90an - lalu perlahan-lahan agak menurun citranya karena berbagai sebab, dan kini ada di titik equilibrium menempati salah satu area dalam dunia bisnis di Indonesia.

Secara konsep, bisnis MLM itu bagus, bahkan menurut saya bagus sekali dan sangat ideal. Karena apa? Karena ketika pertama kali digulirkan, MLM dirancang (Richard De Vos, Nutrilite) untuk membantu mereka yang lemah secara ekonomi, mereka yang tidak memiliki modal untuk dapat ikut berkiprah dalam dunia usaha. Inilah salah satu alasan mengapa produk-produk MLM biasanya tidak dapat ditemukan di pertokoan atau pusat perbelanjaan yang umum. Para produsen produk MLM ingin melindungi member-nya, dengan jalan hanya mengijinkan penjualan semata-mata melalui member orang per orang, tidak melalui toko-toko besar yang biasanya dimiliki oleh pemodal besar.

Sebuah perusahaan MLM yang baik, mudah dikenali dari ciri-ciri khasnya. Selain produknya tidak dijual di tempat umum, produk-produknya dipastikan memiliki keunggulan-keunggulan tertentu yang tidak terdapat pada produk-produk umum. Oleh karenanya, harga jualnya juga biasanya lebih tinggi dari harga-harga produk biasa. Ini mudah dimengerti, karena dari setiap produk MLM yang laku terjual, sebagian besar margin penjualannya akan dibagi-bagi secara proporsional mulai dari member penjual, sampai tingkat up-liner teratas yang terkait dengan transaksi tersebut. Itu adalah salah satu ciri khas sekaligus keunggulan sistem MLM.

Tentang pertanyaan Anda, apakah benar produk ini bisa laku keras karena merupakan kebutuhan vital kaum perempuan, maka dapat saya tegaskan bahwa laku keras atau tidaknya sebuah produk biasanya lebih tergantung dari piawai-tidaknya sang penjual. Sebab, sebuah produk yang sangat bagus sekali pun, bisa jadi tidak laku di tangan seorang penjual yang buruk.

Sebaliknya, sebuah produk yang bagi para penjual biasa sangat sulit dipasarkan, mungkin saja akan sangat laris jika ditangani oleh seorang wiraniaga jempolan. Pertanyaan akan kembali ke Anda, seberapa yakin Anda dalam menjual produk tersebut nantinya? Nah, kalau anda masih terkendala dengan hal ini, saran saya mintalah dukungan termasuk pelatihan dari perusahaan MLM tersebut.

Yang perlu Anda cek, simpel saja. Pertama, lihat seberapa bonafid perusahaan MLM dimaksud. Lihat seberapa besar kantornya, apa saja produknya, seberapa profesional mereka bekerja, lihat dokumentasinya yang antara lain memuat tentang di mana perusahaan prinsipalnya (luar negeri atau dalam negerikah?), sejarah dan perputaran keuangannya dan lain-lain. Bagaimana program pembinaan member-member-nya, dan terakhir, tentang program komisi dan reward-nya. Adakah semua itu dapat memberikan keyakinan Anda akan berhasil?

Selanjutnya, perlu juga saya sarankan pada Anda bahwa sebelum terjun ke dalam kancah penjualan nanti, sisihkanlah waktu sekitar 1 – 2 bulan untuk memberikan kesempatan pada diri Anda sendiri untuk mencoba dan membuktikan seberapa bagus, seberapa nyaman serta seberapa manfaat produk MLM itu. Ini sangat penting, karena bagi seorang penjual, pengalaman pribadi atas produk yang dijual merupakan kunci utama dari kesuksesannya di lapangan.

Jangan sekali-kali mencoba mengarang-ngarang, mengira-ngira atau menceritakan apa kata orang lain tentang manfaat barang jualan Anda, karena yang demikian itu pasti akan menjadi bumerang yang justru akan membunuh karir Anda sendiri di bisnis tersebut.

Bersabarlah. Jangan terlalu terbius dengan apa yang diiming-imingi oleh member/distributor lain, termasuk teman Anda itu. Berpegang pada realitas dan bertindak wajar. Kalau Anda sudah yakin, mulai dari kecil-kecilan dulu. Yaitu batasi target Anda sebatas teman-teman, famili dan tetangga. Ini sebagai pemanasan bagi Anda, sambil belajar sambil juga mengumpulkan berbagai masukan yang akan jadi sangat berharga pada kiprah Anda selanjutnya kelak.

Dengan falsafah kerja “slow but sure”, saya yakin bahwa kemajuan Anda akan sangat terencana dan tertata, pengalaman akan berbanding lurus dengan kemajuan, dan pada saatnya semua akan berjalan mudah seakan tanpa susah-payah lagi (auto-pilot). Kalau sudah sedemikian, tidak ada salahnya kalau seandainya Anda ingin memberikan nilai tambah lainnya berupa pemasaran on-line.(Rusman Hakim - Pengamat Wira Usaha)

Read More ..

Bingung Tentukan Harga

Tanya:
Pak Rusman, sekarang ini saya baru merintis usaha jasa fotografi. Cakupan jasa saya seputar pemotretan pre wedding, wedding, produk, dan liputan acara. Setiap orang yang memakai jasa saya bisa memilih, apa hanya membutuhkan file foto atau sekalian sama hasil cetak fotonya yang sudah diberi frame atau pendukung foto lainnya.

Sampai sekarang, belum banyak orang yang memakai jasa foto saya. Tidak tahu apa alasan pastinya, tapi kebanyakan ada yang bilang harganya kemahalan. Padahal, banyak fotografer yang menawarkan harga yang jauh di atas saya, tapi bisnisnya lancar-lancar saja.

Terus terang, saya juga mengalami kendala dalam menentukan harga. Apalagi fotografi ini bersangkutan dengan urusan seni yang katanya susah untuk diukur dengan uang. Terkadang, sebelum menentukan harga, kita juga harus melihat dari kondisi keuangan calon klien dan sejauh mana apresiasi dia terhadap hasil foto.

Bagaimana menurut Pak Rusman mengenai masalah saya ini? Apa yang harus saya tempuh terlebih dahulu? Apa saya harus banting harga biar mendapat banyak klien? Terima kasih sebelumnya.

Jawab:
Bapak Aryo M. Hasan di Kembangan Utara, ijinkan saya menggarisbawahi kata-kata Anda yang berbunyi baru merintis usaha jasa fotografi. Dengan kata-kata tersebut, saya simpulkan bahwa Anda memang seorang pendatang baru di bisnis ini.

Nah, sebagai “new comer”, lazimnya Anda harus melakukan serangkaian kegiatan awal terlebih dahulu dalam rangka penetrasi dan “self branding” di sebuah industri yang baru Anda kenal, sekaligus baru mengenal Anda. Jangan risau kalau banyak fotografer lain memasang harga jauh di atas Anda dan bisnisnya lancar. Karena dapat dipastikan mereka adalah pemain-pemain lama (senior) yang telah mapan dengan jaringannya.

Pertanyaan yang mesti Anda lontarkan pada diri sendiri adalah: “Seberapa piawaikah saya dalam fotografi, yang dengan itu saya pantas menetapkan sebuah harga tertentu?”
Yang jelas, Anda harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Dalam dunia bisnis yang sepenuhnya mengandalkan keahlian, mau tidak mau Anda harus memiliki, mengetahui serta meningkatkan secara terus menerus keahlian dimaksud.

Guna mengetahui dan sadar seberapa tinggi kemampuan Anda, coba hubungi mereka yang benar-benar ahli fotografi. Berikan beberapa contoh karya Anda, dan minta mereka menilainya. Benar bahwa keahlian dalam fotografi tidak hanya menyangkut hal-hal teknis saja, tapi justru lebih melibatkan faktor seni. Pertajamlah sense of art (naluri seni) dalam bidang foto-memfoto, karena hal tersebut akan memungkinkan Anda menyesuaikan rate harga sesuai dengan tinggi-rendah nilai seni yang mampu Anda persembahkan pada klien. Jangan sungkan untuk minta pendapat para ahli mengenai hal itu.

Coba juga melakukan beberapa sesi pemotretan secara sukarela (gratis) pada berbagai kesempatan, seperti upacara perkawinan atau wisuda sahabat-sahabat Anda. Lalu minta pendapat mereka sebagai pengguna jasa yang awam, seberapa puas perasaan mereka terhadap karya Anda.

Selanjutnya, kenali pasar itu sendiri. Eksplorasilah berbagai informasi penting, seperti berapa rentang harga yang berlaku di pasaran saat ini, tren fotografi yang sedang “in”, siapa saja pemain-pemain yang ada, serta ke mana arah selera konsumen dari saat sekarang sampai 1 – 2 tahun ke depan.

Dari titik ini, Anda dapat menentukan “positioning” yang hendak Anda ambil, apakah hendak menggarap segmen menengah ke atas, atau sebaliknya menengah ke bawah. Berapa rentang harga yang hendak Anda terapkan, dan apa saja keuntungan beserta nilai tambah yang akan diperoleh konsumen dengan harga itu. Sesuaikah cost-benefit ratio yang akan diterima calon konsumen nantinya?

Sekali Anda sudah menentukan positioning dan harga jasa Anda, jangan sekali-kali merubahnya atas desakan konsumen. Kalau terlalu mudah menaik-turunkan harga, Anda akan terkesan tidak profesional. Apalagi praktik banting harga, sebaiknya haramkan saja manuver seperti itu. Karena lebih banyak terjadi, praktik banting harga hanya menjadi aksi bunuh diri bagi si pelaku.

Kalau pada suatu kesempatan Anda terkendala dengan kondisi keuangan pelanggan atau pun tingkat apresiasinya yang rendah terhadap hasil foto, maka Anda dapat memberikan kesempatan untuk menikmati “harga perkenalan” terlebih dahulu, yaitu dengan jalan memberikan diskon istimewa. Jangan memberikan penurunan harga, karena dapat merusak reputasi Anda sendiri yang sudah menetapkan diri pada positioning tertentu. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa pada akhirnya pelanggan mengerti akan kualitas karya Anda dan mau membayar penuh sesuai rate yang sebenarnya. (Rusman Hakim)

Read More ..

Memilih Gagasan Bisnis yang Tepat

Tanya :
Sekarang ini sudah banyak jenis usaha yang berdiri. Saya belum memiliki ide usaha yang pasti, tapi ada pemikiran untuk memulai usaha jasa pengiriman barang dan dokumen. Bagaimana pendapat Pak Rusman mengenai usaha tersebut?

Teman saya pernah bilang kalau perusahaan jasa pengiriman seperti TIKI memberikan kesempatan usaha dengan sistim bagi hasil. Dengan hanya memberikan uang jaminan, sebuah komputer, dan tentunya tempat usaha, saya sudah bisa memulai usaha tersebut. Dengan cara seperti itu, apa akan lebih baik dibanding saya membuat nama usaha sendiri? Bagaimana dengan tingkat persaingannya?

Kemudian mengenai lokasi, sebaiknya berada di mana? Apa di dekat perkantoran atau perumahan? Sebelumnya, terima kasih atas penjelasan dan sukses selalu.

Jawab:
Mitra AdInfo, memang bagi kita yang sudah ingin memulai bisnis, terkadang ketika saatnya tiba, memilih bidang usaha seakan-akan menjadi tidak mudah. Ide , saran dan gagasan datang silih berganti, tapi jarang sekali yang langsung bisa berkenan di hati.

Pada umumnya, calon usahawan menggunakan beberapa jenis pendekatan, antara lain dengan menjatuhkan pilihan pada bidang usaha yang sesuai dengan kompetensinya, ada juga yang memilih bidang sesuai dengan minat atau hobi, atau sesuai dengan jumlah modal yang mampu disisihkan.

Beberapa orang lainnya menentukan usaha ketika tiba-tiba ada suatu peluang yang muncul begitu saja tanpa direncanakan. Bahkan ada yang merasa pada suatu waktu mendapat pencerahan entah dari mana, lalu menentukan bidang bisnis secara seketika dan ternyata sukses.

Nah, bagaimana dengan Anda? Atas dasar apakah Anda ingin memilih usaha jasa pengiriman barang dan dokumen? Apakah hanya karena Anda merasa modal yang Anda miliki sudah sesuai dengan jenis usaha ini atau ada alasan lain?

Menurut saya, faktor yang paling krusial untuk membuka suatu usaha di bidang tertentu adalah soal: “Apakah pasarnya ada?” Kalau faktanya, pasar untuk bidang usaha tersebut jelas-jelas memang ada dan cukup menjanjikan, pertanyaan selanjutnya adalah: “Apakah kita punya jaringan yang cukup luas guna mendukung kiprah kita kelak di bidang usaha ini?”

Kalau jawaban untuk 2 pertanyaan tersebut cukup positif, maka ada rekomendasi bahwa Anda akan lebih berpeluang untuk sukses, bila bidang ini juga Anda sukai.

Dewasa ini bisnis berbasis kemitraan sedang menjadi tren. Kita sudah familiar dengan berbagai perusahaan yang menawarkan franchise, atau pun Business Opportunity, dan semua itu memang baik bagi pengembangan dunia usaha. Kenapa? Karena, baik pemilik usaha mau pun pihak mitra, dua-duanya diuntungkan.

Pemilik usaha mendapatkan dukungan finansial dari sang mitra guna mengembangkan bisnisnya, sedangkan pihak mitra mendapatkan kemudahan dalam berusaha karena tidak perlu bersusah payah bereksperimen, melakukan riset dan pengembangan, mencari sistem dan serangkaian trial and error yang kesemuanya itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Kalau Anda merupakan pendatang baru di blantika bisnis, terutama di bidang pengiriman paket dan dokumen, ada baiknya kalau Anda ambil kemitraan dulu saja. TIKI mungkin salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan. Di sini Anda bisa belajar dan cari pengalaman seraya membangun serta mengembangkan jaringan relasi. Pada waktunya nanti, setelah benar-benar siap baik secara finansial mau pun kompetensi, Anda bisa membangun merek Anda sendiri.

Urusan kirim-mengirim paket merupakan kegiatan yang cukup sibuk dan ramai lalu lintasnya, sehingga ini menjadi ladang bisnis yang sarat persaingan. Tapi kalau Anda mampu menciptakan inovasi secara berkesinambungan, sekaligus juga melakukan terobosan-terobosan serta menciptakan nilai tambah secara konsisten atas mutu layanan Anda, saya yakin tidak saja Anda akan survive, tapi lebih dari itu Anda akan sukses. Percaya dan yakinlah tentang hal ini.

Untuk lokasi, saya cenderung mengatakan bahwa tempat-tempat di sekitar kawasan bisnis akan lebih dominan memberikan prospek yang baik. Namun demikian, Anda harus lebih proaktif untuk menjaring cakupan yang lebih luas lagi, sehingga ide untuk juga memasarkan secara on-line melalui situs web dan blog, serta membentuk agen-agen kecil di daerah perumahan patut Anda pertimbangkan juga. (Rusman Hakim)


Read More ..

Usaha Penyewaan Mobil

Tanya :
Mohon pendapat pengasuh Wira Usaha mengenai ide usaha penyewaan mobil. Kira-kira bagaimana prospeknya? Bagaimana dan apa saja yang perlu saya perhitungkan dalam memulai usaha ini?

Kemudian mengenai modal usaha, mohon dijelaskan cara yang lebih baik dalam memerolehnya karena saya pikir modal saya masih belum mencukupi.

Mengenai strategi pasar, adakah cara-cara lebih baik agar mobil saya terus mendapat order penyewaan? Apa harus terus diparkir di pinggir jalan dengan menempelkan nomer telepon di mobil? Atau menawarkan rental ke beberapa perusahaan? Terakhir, perlukah mobil sewaan saya diasuransikan?

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas penjelasannya.


Jawab:
Pak Hartanto di Meruya, sejalan dengan perkembangan bisnis, industri serta pariwisata di tanah air yang cukup pesat, maka usaha penyewaan mobil (car rental, rent-a-car) juga mengalami pengaruh positif yang menggembirakan. Dengan demikian, saya berani mengatakan bahwa prospek bisnis tersebut amat baik. Sebab apa?
Ada beberapa penyebab yang perlu saya paparkan, antara lain:

1. Perkembangan yang terjadi di dunia bisnis dan industri, menyebabkan para pelaku usaha sekaligus orang-orang yang terkait dengan kepentingan mereka, meningkat mobilitasnya. Fenomena ini tentu saja memerlukan dukungan peralatan dan layanan transportasi yang memadai. Sehingga peran-serta perusahaan-perusahaan penyewaan mobil menjadi besar artinya, terutama didasari atas kenyataan bahwa bagi beberapa kelompok orang, menggunakan mobil secara menyewa, diperhitungkan akan lebih efisien daripada membeli.

2. Hal yang sama juga terjadi dalam dunia pariwisata. Indonesia, sebagai salah satu negara besar yang mengandal sektor pariwisata guna memperoleh devisa, membuka pintu lebar-lebar bagi kedatangan para wisatawan, baik domestik mau pun asing. Dengan demikian, keberadaan perusahaan-perusahaan penyewaan mobil menjadi amat krusial guna mendukung lancarnya program pemerintah di sektor ini.

3. Berdatangannya orang-orang dari mancanegara, apakah itu tenaga-tenaga kerja asing yang kita kenal dengan sebutan expatriates, atau wisatawan asing yang berlibur, merupakan nilai tambah yang menguatkan alasan mengapa penyewaan mobil layak diperhitungkan sebagai salah satu bidang usaha yang cukup menguntungkan. Seperti diketahui, daya beli para pendatang mancanegera boleh dikata jauh lebih tinggi daripada kemampuan masyarakat kita pada umumnya.

Untuk memulai usaha ini, saya rasa Anda dapat berpegang pada suatu azas yang bersifat universal, yaitu mulailah dari skala kecil dahulu. Memulai secara kecil-kecilan, memberi manfaat ganda bagi kita yaitu, memperkecil risiko kegagalan dan sekaligus sebagai sarana familiarisasi serta pembelajaraan melalui pengalaman nyata di lapangan.

Memulai usaha pun, seharusnya tidak melulu bergantung pada kondisi keuangan pribadi yang ingin kita sisihkan sebagai modal. Bila kita tidak punya modal finansial, Anda dapat mengajak orang lain yang bukan saja punya uang, tapi tentunya juga berminat dalam bisnis sewa-menyewa kendaraan.

Mulailah dengan menggunakan 1 - 3 mobil saja dulu, dan itu pun tidak harus punya Anda semua. Anda bisa menyosialisasikan pada orang-orang dekat bahwa Anda memiliki bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk meraup keuntungan dari mobil-mobil mereka yang penggunaannya kurang efektif. Berilah pencerahan bahwa dengan menitipkan pada Anda, mobil-mobil yang selama ini hanya menguras keuangan para pemiliknya guna keperluan pemeliharaan, akan dapat membiaya dirinya sendiri melalui uang sewa. Bahkan kesempatan mendapat profit bisnis cukup besar pun, akan terbuka lebar. Hal inilah yang disebutkan oleh Robert Kiyosaki bahwa setiap barang seharusnya dibuat menjadi aset yang menghasilkan, bukan liabilitas yang membebankan.

Kalau Anda bertanya adakah cara-cara yang lebih baik dalam hal meningkatkan pemasukan serta menambah jumlah order, maka tiada kata lain selain Anda harus proaktif. Bagaimana persisnya?

Anda harus giat mengajukan penawaran-penawaran kerjasama pada berbagai institusi bisnis. Misalnya, kalau Anda tinggal di Bali, Jogya atau daearah-daerah wisata lainnya, Anda bisa mengadakan kerjasama dengan berbagai hotel atau perusahaan tour and travel yang memungkinkan perusahaan Anda dipercaya untuk menangani urusan antar-jemput tamu-tamu mereka.

Demikian juga kalau tinggal di Jakarta, Cikarang atau daerah-daerah industri pada umumnya, Anda juga bisa menggelar penawaran pada berbagai perusahaan untuk memberikan layanan sewa mobil pada expatriates yang tinggal di sini dalam jangka panjang. Sewanya bisa dalam basis harian, mingguan, atau bulanan, terserah Anda.
Efektifkah kalau mempromosikan usaha dengan jalan memparkir kendaraan yang disewakan di pinggir jalan dengan menempelkan nomor telepon?

Cara demikian mungkin saja bisa jalan, tapi menurut hemat saya kurang efektif karena cakupannya hanya pada lingkungan terbatas. Yaitu, hanya berdampak pada mereka yang tinggal di sekitar tempat tersebut, atau pada mereka yang kebetulan melintas dan melihat “jualan” Anda. Strategi seperti ini sifatnya statis, saya menamakannya sebagai (maaf) strategi “kotoran kerbau menunggu datangnya lalat”. Boleh saja dijalankan, tapi seyogyanya dibantu dengan cara-cara yang lebih proaktif dan profesional.

Perlukah mobil-mobil sewaan diasuransikan? Menurut saya, wajib! Jangankan mobil sewaan, mobil pribadi pun seyogyanya diasuransikan mengingat faktor keamanan dewasa ini yang semakin rawan. Risiko dapat terjadi kapan saja, apalagi kalau mobil sewaan itu dipakai oleh segala macam tipe orang yang tidak kita ketahui, sembronokah, cerobohkah, piawaikah atau..?

Pesan saya, sebelum Anda benar-benar terjun total, perhatikan juga faktor persaingan. Lalu ciptakan keunggulan spesifik apa yang dapat ditawarkan pada calon pelanggan, yang tidak ditawarkan orang lain. Sehingga jelas alasannya, mengapa pelanggan harus datang ke Anda untuk menyewa mobil, dan bukan datang ke pesaing Anda. Selamat berjuang!

Rusman Hakim

Read More ..

Untung Rugi Usaha di Rumah

Tanya :
Saat ini banyak sekali rumah yang dijadikan tempat usaha. Mereka banyak mendirikan usaha rumah makan, toko klontong, atau sekedar membuka konter penjualan pulsa HP. Katanya, rumah itu sebenarnya tidak boleh dijadikan tempat usaha, tapi kenapa makin banyak orang yang memilih membuka usaha di rumah?

Pertanyaan saya, apa sih keuntungan membuka usaha di rumah dibanding di tempat bisnis seperti ruko? Pertimbangan apa saja yang harus dipikirkan ketika memutuskan untuk menjadikan rumah sebagai tempat usaha? Apakah benar kalau biaya/cost membuka usaha di rumah itu lebih kecil bila dibandingkan di tempat bisnis? Bagaimana dengan regulasi pemerintah? Apa harus mengantongi ijin juga?

Randy
Kembangan


Jawab:
Pak Randy, sepanjang yang saya tahu, larangan membuka usaha di kawasan perumahan hanya berlaku di kawasan-kawasan tertentu saja. Misalnya di Jakarta, sejak beberapa tahun yang lalu daerah Menteng telah dinyatakan tertutup untuk kegiatan usaha rumahan.

Tampaknya alasan pemerintah daerah atas larangan ini adalah untuk menjamin tata tertib, keamanan serta kebersihan dari kawasan-kawasan yang dianggap sudah mapan (baca: elit). Sementara di sisi lain ada pertimbangan bahwa penghuni di daerah-daerah semacam itu dianggap rata-rata sudah berpenghasilan tinggi, sehingga tidak lagi diperlukan usaha-usaha sampingan berskala kecil yang dilakukan di kawasan residensial.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila kita membuka usaha di rumah, antara lain, investasinya kecil. Kita tidak perlu mengeluarkan uang sampai ratusan juta rupiah untuk membeli ruko, di saat kita baru saja memulai bisnis. Uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk modal kerja guna menopang operasional perusahaan sehari-hari.

Selain itu, bagi pemilik usaha juga ada manfaat-manfaat lain seperti kemudahan akses, karena yang bersangkutan tidak perlu mengeluarkan ongkos sambil bermacet-macet di jalan raya untuk menjangkau tempat kerja setiap harinya. Hemat biaya, hemat waktu, dan hemat tenaga.

Penghematan itu menjadi maksimal oleh sebab ia pun tidak perlu menyediakan anggaran khusus untuk perawatan kantor atau toko, cukup “bonceng” dengan alokasi biaya pemeliharaan rumahnya.

Faktor kedekatan dengan keluarga, bagi sebagian orang merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian. Dengan berusaha di rumah, masalah ini pun dapat teratasi dan merupakan keuntungan tersendiri.

Namun demikian, keputusan untuk berusaha di rumah, tidak boleh juga dilakukan secara sembrono. Ada beberapa faktor yang perlu dicermati, kalau kita tidak ingin bisnis kita gagal sebelum berkembang, hanya karena pengambilan keputusan yang ceroboh.

Pertama, adalah masalah potensi bisnis dari keletakan rumah Anda. Sebagaimana yang terjadi pada umumnya, posisi geografis dari sebuah unit bisnis sangat memengaruhi sukses tidaknya bisnis itu sendiri. Sebagai contoh, bila Anda membuka usaha eceran (ritel), baik itu berupa usaha makanan, barang kelontong atau lainnya, maka perlu dilihat bagaimana situasi sekitar. Apakah di lingkungan rumah Anda itu terdapat unsur-unsur yang mendukung, seperti berapa jumlah warga yang tinggal di situ, aktivitas masyarakat yang melibatkan banyak orang seperti pasar, sekolah, rumah sakit, perkantoran dan lain-lain.

Semua itu sangat menentukan nasib bisnis kita kelak. Oleh karenanya, bila suasana lingkungan kurang memiliki potensi ekonomi yang baik, seyogyanya urungkan saja niat Anda untuk membuka usaha di rumah. Setidaknya untuk sementara, sampai keadaan berkembang menjadi lebih baik.

Kedua, lihat seberapa jauh kegiatan usaha yang akan Anda jalankan itu bakal mengganggu ketenteraman keluarga. Sebab, banyak kejadian memperlihatkan betapa sebuah usaha dalam perkembangannya ternyata membawa masalah bagi ketenangan hidup penghuni rumah. Misal, seorang yang membuka warung kelontong terpaksa harus menggunakan banyak ruangan di dalam rumah untuk menyimpan stok barang dagangan, sehingga menghambat aktivitas anak-anak yang harus belajar di sore dan malam hari sebelum pergi ke sekolah esok pagi.

Atau, sebuah usaha makanan seperti rumah makan dan katering yang nyaris sibuk sepanjang siang dan malam, sehingga menghapus suasana ketenteraman keluarga sama sekali.

Hal-hal tersebut seyogyanya diantisipasi sejak awal, karena bila dampak negatif sebagaimana diutarakan di atas terjadi di saat bisnis Anda mulai berkembang, Anda dan keluarga boleh jadi akan menjadi tertekan dan stres. Tentu kejadian seperti itu tidak kita inginkan bukan?

Nah, untuk urusan regulasi dan perijinan, bagi pengusaha yang berkiprah di rumah tinggal perlu mencermati yang namanya Undang-undang Gangguan atau HO (Hinder Ordonantie).

Izin Undang-undang Gangguan (HO) adalah Izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi melalui Kantor Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat, yang diberikan kepada perusahaan industri dan non industri/usaha perdagangan yang dipersyaratkan SITU (Surat Izin Tempat Usaha) berdasarkan ketentuan undang-undang gangguan (HO).

Jangan lupa Anda juga harus mencermati kebutuhan dokumen yang namanya IPB (Izin Penggunaan Bangunan) yang dikeluarkan oleh Kantor Walikota atau yang setara.
Agar Anda lebih jelas mengenai SITU, HO dan IPB sebaiknya segeralah datang ke kantor pemerintahan setempat untuk mendapatkan informasi terkini. Selamat bekerja! (Rusman Hakim)

Read More ..

Peluang Tempat Kursus Seni

Tanya :
Kepada yang terhormat, bapak Rusman Hakim. Pada kesempatan kali ini, saya ingin meminta pendapat bapak mengenai usaha yang akan saya geluti. Saya berencana membuka usaha yang bergerak dalam bidang pendidikan. Tepatnya tempat kursus yang bersangkutan dengan dunia seni.

Kira-kira apakah prospeknya bisa sehebat tempat kursus pelajaran sekolah seperti, Matematika, bahasa Inggris, atau Mandarin? Biasanya orang tua lebih memilih anaknya untuk memasukan anaknya ke tempat kursus yang ada hubungannya dengan pelajaran sekolah.

Sebaiknya tempat kursus seni itu mengambil lokasi di wilayah yang seperti apa? Harus di ruko atau rumah?

Apa saja perhitungan bisnis yang harus diambil kalau saya jadi membuka tempat kursus seni tersebut? Kemudian bagaimana dengan langkah-langkah promosinya? Caranya bagaimana dan media apa yang cocok dan tepat?

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas jawabannya.

Yongky
Puri Indah


Jawab :
Pak Yongky di Puri Indah,
Sayang sekali Anda tidak menjelaskan bahwa Anda hendak membuka kursus dalam bidang seni apa? Seni musik ? Seni tari? Seni lukis atau seni rupa?

Masing-masing jenis kesenian itu memerlukan penanganan yang berbeda. Tapi oke lah, karena Anda hanya menyinggung soal “seni” secara umum, saya akan coba menjawab secara umum pula yang mudah-mudahan akan dapat menjadi referensi bagi Anda.

Kursus seni tentu berbeda sekali dengan kursus pelajaran sekolah. Menurut saya, pelajaran sekolah itu merupakan kebutuhan umum dan sifatnya lebih primer. Sedangkan seni, lebih tersegmentasi dilihat dari segi permintaan (demand) masyarakat. Sehingga sifatnya pun lebih sekunder. Segmen pasarnya pun berbeda.

Bicara mengenai pelajaran sekolah, boleh dikata hampir semua lapisan masyarakat membutuhkannya, mulai dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas. Tidak perlu sangsi kalau kita harus mengatakan bahwa kursus pelajaran sekolah adalah kebutuhan publik, sehingga dilihat dari prospeknya, kursus tersebut mungkin saja berpeluang lebih baik secara kuantitatif. Dalam arti, peluang menjaring peserta kursus dalam jumlah banyak sangat dimungkinkan.

Namun demikian, tidak berarti kursus seni harus kalah dalam hal kualitatif. Lebih jelasnya dalam hal perolehan revenue (pendapatan/omset). Peminat kursus seni, cenderung dominan dari kalangan menengah atas. Contohnya, kursus piano. Relatif jarang orang-orang kalangan bawah yang mau mementingkan diri mengikuti kursus piano. Bagi mereka, persoalan pemenuhan kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak lebih penting dari hal-hal lain.

Berbeda halnya dengan kalangan menengah dan kalangan atas. Buat orang-orang di kalangan ini, adalah hal biasa selain mengkursuskan anak dalam hal mata pelajaran sekolah. Juga sekaligus mengirim anak tersebut ke kursus piano, kursus renang bahkan kursus seni bela diri secara privat.

Maka dari itu, biasanya tarif kursus seni pada umumnya termasuk cukup tinggi, terutama yang berlaku di lingkungan kaum elit. Apabila dalam pemasarannya Anda berhasil menjaring sejumlah peserta, kemungkinan nilai pendapatan Anda akan tidak kalah dari kursus pelajaran sekolah.

Bagaimana dengan masalah lokasi? Karena kursus seni kita asumsikan lebih kepada target pasar menengah ke atas, maka sebaiknya lokasi kursus ditempatkan di lingkungan yang menjadi hunian atau pusat aktivitas kalangan menengah ke atas juga. Bisa di pusat kota, atau di kawasan perumahan mewah.

Tidak masalah Anda menggunakan ruko atau rumah sendiri sebagai “markas” kursus Anda. Namun, kalau Anda memang belum memiliki ruko, jangan memaksakan diri untuk berhutang guna membeli ruko. Mulailah dari rumah Anda dulu.
Nah, bagaimana pula cara memasarkannya?

Di tahap awal, sebaiknya Anda mulai secara kecil-kecilan. Jangan terlalu banyak menanamkan investasi, meski itu untuk membeli peralatan yang diperlukan. Buatlah kartu nama, lalu sebarkan ke semua famili dan teman-teman, yang kondisi sosialnya kira-kira memungkinkan untuk menjadi pelanggan Anda. Di tahap ini. promosi mulut ke mulut akan menjadi sangat ampuh bagi pengembangan bisnis.

Buat juga brosur yang menarik lalu sebarkan ke daerah-daerah perumahan. Pasang juga pengumuman di sekolah-sekolah yang termasuk cukup pantas untuk Anda eksplorasi guna mendapatkan peserta.

Kalau memungkinkan dan dananya ada, boleh juga Anda pasang iklan di media-media cetak seperti majalah kawasan dan majalah-majalah yang fokus ke bidang kesenian. Jangan ketinggalan, berpromosilah lewat media internet, baik dengan menggunakan situs web, iklan on-line atau yang tidak kalah ampuhnya, melalui kelompok-kelompok mailing-list yang membidangi kesenian.
Selamat berusaha dan sukses selalu!! (Rusman Hakim)

Read More ..

Prospek Bisnis Cuci Mobil

Tanya:
Saya ingin bertanya mengenai bisnis pencucian mobil. Kira-kira pertanyaan saya sebagai berikut:
1. Apa saja yang harus dipertimbangkan ketika ingin memulai bisnis tersebut?
2. Kira-kira market share-nya siapa saja?
3. Bagaimana dengan perkiraan perolehan modal kembali (BEP)? Kira-kira berapa lama dan faktor apa saja yang mempengaruhinya?
4. Apakah harus ada jenis usaha lain untuk mendukung usaha pencucian mobil?
5. Bagaimana dengan sistem kerja karyawan?
6. Bagaimana dengan gaji karyawan? Dibayar per bulan atau komisi per satu kali cuci?
7. Berapa kira-kira investasi yang harus dikeluarkan?
8. Apa saja yang harus dilakukan bila memang sudah banyak kompetitor?
9. Bagaimana dengan strategi promosinya?

Jawab:
Sebagaimana layaknya bisnis secara umum, untuk memulai bisnis pencucian mobil tentunya harus diperhatikan segi kelayakannya. Yang paling utama adalah bagaimana tentang prospek pemasarannya? Dapatkah Anda pastikan bahwa jumlah orang yang berminat mencuci mobil di sekitar lokasi Anda cukup banyak? Dan dari sekian banyak peminat, berapa persenkah yang Anda perhitungkan bisa didapat mengingat faktor persaingan yang ada?

Kalau pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah Anda pastikan bisa terjawab secara positif, maka Anda tinggal mempertimbangkan beberapa unsur ikutannya, seperti siapkah Anda dengan modal finansial yang diperlukan? Cukup familiarkah Anda dengan bisnis tersebut, sehingga Anda yakin tidak akan ditipu, dibohongi atau dipermainkan baik oleh pegawai, supplier, atau bahkan langganan Anda?

Bagaimana pula dengan ketersediaan sumber daya manusia, sistem kerja, peralatan dan teknologi yang harus dikuasai?
Nah, kalau masalah-masalah seperti di atas dapat Anda atasi, artinya bisnis tersebut layak Anda jalankan.

Karena ini merupakan bisnis jasa pencucian mobil, maka tentu saja pasar Anda adalah mereka yang memiliki atau menggunakan mobil dalam kesehariannya. Mereka adalah kalangan menengah ke atas.

Menurut pengamatan saya atas beberapa pelaku bisnis pencucian mobil, rata-rata BEP dapat dicapai dalam waktu 3 tahun. Ini tergolong angka yang moderat, lebih kurangnya sangat tergantung dari seberapa keras sang pengusaha berupaya memberikan nilai tambah pada usahanya, termasuk seberapa gencar ia melakukan promosi.

Walau tidak harus, akan lebih baik jika usaha kita didukung oleh usaha-usaha lain yang berhubungan dengan bisnis utama. Untuk pencucian mobil, yang lumrah antara lain berupa salon mobil, di mana bagi pelanggan yang sangat memperhatikan keindahan dan kecantikan, dapat meminta layanan salon mobil setelah mobilnya dicuci bersih.
Selain itu, ada juga pengusaha yang memberikan layanan penggantian oli dan “tune-up”, serta penjualan aksesoris.

Jam kerja karyawan pencucian mobil umumnya mengikuti jam kerja standar, biasanya dari jam 09.00 s/d jam 17.00, ditambah jam lembur bila diperlukan. Belum jelas apakah sudah ada layanan cuci mobil yang beroperasi 24 jam (dengan sistem shift) di Jakarta, khususnya di kawasan Puri Indah.

Petugas cuci umumnya bekerja dengan sistem pembagian kerja, di mana 1 mobil paling tidak dilayani 2 orang. Yang satu melakukan tugas-tugas yang “basah” (mencuci, menyemprotkan air) dan yang lain melaksanakan tugas pengeringan serta sentuhan akhir. Oleh karenanya, mobil-mobil yang masuk tidak perlu menunggu lama untuk dilayani satu per satu, tapi dapat dikerjakan secara serentak dan profesional.

Sebenarnya Anda dapat mempertimbangkan sendiri atau bernegosiasi dengan karyawan, apakah ingin membayar gaji secara bulanan atau komisi. Ini sifatnya sangat kasuistis. Namun sekali lagi menurut pengamatan saya, kebanyakan karyawan menginginkan gaji bulanan dalam jumlah tetap yang dapat mereka bawa pulang utuh ke rumah.

Jumlah investasi yang diperlukan sangat ditentukan oleh seberapa besar dan seberapa canggih Anda menginginkan bengkel pencucian Anda dibangun. Yang jelas, keperluan lahan menjadi soal pertama. Nah, soal lahan ini sifatnya sangat-sangat relatif. Kalau Anda punya lahan sendiri, tentu tidak ada masalah. Tapi kalau Anda sewa, Anda harus hitung lagi pengeluarannya untuk keperluan ini.

Yang ideal adalah, Anda sudah memiliki lahan sendiri. Namun kalau belum, coba jajaki kerja sama dengan pemilik lahan, atau sewa dengan harga serendah-rendahnya. Pinjam lahan yang tak termanfaatkan milik saudara atau teman merupakan alternatif lain.

Soal peralatan, Anda bisa pilih beberapa kemungkinan harga. Tentu ada beberapa merek tertentu yang harganya bervariasi. Nah, khusus untuk keperluan mengangkat bodi mobil (car lift), Anda bisa pertimbangkan mau beli yang hidrolik, atau cukup membangun bunker yaitu dengan cara menggali tanah agar bagian bawah mobil dapat dijangkau oleh petugas cuci. Ini tentu lebih murah.

Yang dapat saya gambarkan adalah, pada umumnya untuk memulai usaha cuci mobil yang cukup representatif, diperlukan dana awal di atas Rp50 juta.

Sebagaimana jenis-jenis bisnis lain pada umumnya, untuk bersaing Anda perlu kreatif guna memberikan nilai tambah pada produk layanan Anda. Coba pikirkan, apa saja yang Anda dapat persembahkan bagi pelanggan guna mendongkrak nilai tambah dimaksud.

Kemungkinannya bisa macam-macam, mulai dari rate harga yang lebih rendah tapi kualitas lebih baik, memberikan diskon pada momen-momen tertentu, promosi lebih gencar, memberikan layanan antar jemput, program “member gets member”, dan seribu satu macam kreativitas lainnya.

Salah satu yang saya rekomendasikan adalah majalah AdInfo, yang juga hadir di daerah Puri Indah tersebut. Majalah ini dibagikan secara gratis baik kepada para pelaku bisnis di pusat-pusat bisnis, mau pun kepada para pemukim di pemukiman-pemukiman mapan setempat.

Karena majalah kawasan memang diperuntukan bagi keperluan promosi, maka media ini menjadi pilihan yang baik untuk Anda.

Lainnya, Anda bisa sediakan brosur-brosur yang menarik di pom bensin atau di mini-mini market (tentunya dengan perjanjian kerja sama terlebih dahulu), bagikan di gerbang-gerbang tol atau kompleks perumahan, memasang spanduk di tempat-tempat strategis, atau datang langsung ke kantor-kantor dan instansi yang memiliki banyak mobil. (Rusman Hakim)

Read More ..

Modal Usaha dan Bisnis Online

Tanya:
Saat ini saya ingin membuka usaha, tapi ada keterbatasan modal dan tempat usaha. Pendapatan saya sepertinya tidak mencukupi untuk mengumpulkan modal. Kalau pun bisa, akan memakan waktu lama.

Bagaimana bila saya berniat meminjam uang ke bank melalui fasilitas kredit pinjaman tanpa agunan? Apa nilai positif dan negatifnya?
Bidang usaha yang akan saya pilih adalah penjualan berbagai aksesoris, gift, dan barang-barang koleksi lainnya.

Ada terbersit keinginan untuk membuka usaha melalui website seperti yang sekarang ini sedang berkembang. Kira-kira langkah-langkah apa yang harus saya ambil untuk memulai bisnis online tersebut?

Bagaimana dengan peraturan pajak, cara pembayaran jual-beli, pembuatan websitenya, dan kira-kira bagaimana prospek ke depannya? Apa bedanya toko online dengan toko yang ada bentuk fisiknya? Apakah masyarakat kita sudah terbiasa dengan jual-beli melalui internet?


Jawab:
Memulai usaha dengan cara meminjam uang, saya rasa bukan keputusan bijaksana. Apalagi kalau Anda belum berpengalaman, tidak mempunyai aset, dan belum punya prospek sama sekali. Lebih tepat kiranya Anda melakukan survai terlebih dahulu, bidang apa yang kira-kira mempunyai masa depan bagus, lalu laksanakan studi kelayakannya.

Kalau Anda sudah yakin akan satu bidang yang Anda anggap cukup menjanjikan, coba buat hitung-hitungannya (proyeksi keuangan, prediksi cash flow dan lain-lain), lalu cari teman yang sudah berpengalaman untuk menguji apakah kalkulasi bisnis Anda sudah benar.

Kalau sudah, maka Anda sudah bisa membuat proposal bisnis, kemudian “jual” proposal tersebut pada orang-orang yang potensial menjadi investor. Proses pencarian penyandang dana inilah mungkin fase yang paling penting dan sekaligus merupakan tantangan terberat dalam proses membangun usaha. Rekomendasi saya adalah, sedapat mungkin jangan mengeluarkan modal uang dari kocek sendiri untuk memulai usaha, kecuali benar-benar pasti bahwa Anda sudah punya order yang menguntungkan.

Tidak masalah Anda ingin berbisnis dengan menjual aksesoris atau semacamnya, tapi yang penting adalah bahwa Anda telah memiliki kesimpulan yang akurat bahwa bidang usaha itu memang ada pasarnya.

Meski tampak menggiurkan. kredit tanpa agunan (KTA) mengandung risiko besar. Sebab apa? Sebab, untuk mengompensasi ketiadaan agunan dalam produk KTA, pihak bank mengenakan tingkat bunga pinjaman yang relatif sangat besar dan memberatkan nasabah. Kalau Anda gagal mendirikan usaha yang mampu mencetak laba, dijamin Anda akan segera terjerembab ke dalam lilitan hutang. Ini mengerikan dan bisa-bisa Anda mengalami trauma dan kapok memulai usaha lagi.

Membuka usaha melalui internet memang merupakan peluang yang amat baik saat ini. Sebabnya adalah karena berbisnis via internet dapat meminimalkan biaya-biaya awal serta biaya permodalan sampai ke titik yang paling signifikan. Banyak contoh yang sudah bisa dilihat sekarang ini, betapa beberapa pengusaha tertentu yang tadinya tidak berkembang dalam bisnis konvensional yang “off-line’, ternyata mengalami kemajuan pesat setelah beralih ke bisnis internet (on-line).

Untuk memulainya, Anda harus cari seseorang yang mau dan mampu membuatkan sebuah website untuk Anda. Untuk diketahui, biaya pembangunan web pada masa sekarang sudah sangat murah, untuk kelas standar, umumnya hanya memerlukan biaya di bawah 5 juta rupiah saja.

Tentukan komoditas yang Anda hendak jual, buatlah beberapa foto contoh barang dan muatkan di web Anda. Tidak perlu menyediakan stok barang dalam jumlah banyak.
Bahkan dalam kasus yang ekstrim, Anda bisa tidak usah membeli. Cukup pinjam saja sama pemilik barang, lalu mulai jualan secara online. Tentu saja seharusnya Anda memiliki sebuah Perjanjian Kerja Sama dengan sang pemilik barang tersebut.

Untuk pajak, saya rasa sama halnya dengan usaha konvensional, di mana paling tidak Anda harus membayarkan pajak penghasilan (kalau usaha sudah berlaba) dan pajak pertambahan nilai (kalau sudah ada transaksi).

Transaksi pembayaran dalam bisnis internet dapat dilakukan dalam beberapa cara. Yang pertama adalah dengan sistem transfer melalui bank, di mana Anda dapat menggunakan rekening Anda di bank tertentu sebagai wadah penampung pembayaran dari pihak pembeli.

Yang kedua, dengan sistem pembayaran menggunakan kartu kredit. Anda harus membangun kerja sama terlebih dahulu dengan pihak bank atau lembaga-lembaga penerbit kartu kredit.

Khusus untuk bisnis on-line, ada cara ketiga yang sangat khas. Yaitu pembayaran melalui lembaga pengatur pembayaran via internet, misalnya ¬e-gold atau paypal. Untuk kejelasan lebih lanjut, Anda bisa melakukan search di internet tentang topik ini.

Perbedaan antara toko on-line dengan toko off-line yang punya bentuk fisik antara lain bisa dilihat dari faktor untung-ruginya. Bisnis on-line memiliki banyak keunggulan antara lain berbiaya murah, nyaris tanpa modal, bisa dilakukan di rumah dan memungkinkan akses pelanggan ke seluruh dunia. Hal-hal itu sulit kita dapatkan dari sebuah toko konvensional.

Kerugiannya adalah, saat ini bisnis on-line belum terlalu memasyarakat. Belum semua orang Indonesia mengerti internet. Dan orang masih cenderung pergi ke mal bukan hanya untuk berbelanja, tapi lebih kepada faktor rekreasinya. Artinya, toko-toko konvensional masih memiliki “daya tarik lebih” untuk mendatangkan pelanggan.

Namun demikian, saya berani memastikan bahwa pada beberapa tahun ke depan, bisnis via internet akan menjadi trend belanja karena lebih praktis, mudah dan aman. Sementara orang pergi ke mall lebih disebabkan alasan rekreasi. (Rusman Hakim)

Read More ..

Sikap Terbaik Pada Karyawan

Tanya:
Pak Rusman, saya ingin bertanya bagaimana caranya menerapkan disiplin dan aturan yang diterapkan di tempat usaha saya. Apa saja tahap-tahap yang harus dilakukan agar disiplin dan aturan dipatuhi oleh karyawan tanpa menimbulkan sakit hati? Dan kalau bisa memang timbul dari diri mereka sendiri.

Sebagai informasi, saya ini termasuk pengusaha baru yang sebelumnya hanya bekerja dengan istri saya. Sekarang, saya sudah memiliki beberapa orang karyawan.

Kemudian, bagaimana baiknya cara bersikap saya terhadap mereka? Apakah harus straight dan jelas kalau saya itu atasan dan mereka adalah bawahan. Atau memposisikan saya dan mereka adalah sama?

Maaf, kalau pertanyaan saya sangat awam. Tapi, saya perlu penjelasan dari bapak. Terima kasih sebelumnya.

Andri
Kedoya Utara


Jawab:
Saya teringat bahwa Ir. Ciputra, tokoh pengusaha properti terkemuka di Indonesia pernah mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang kehadirannya nyaris tidak terasa oleh orang lain, termasuk oleh para anak buahnya. Mengapa demikian?

Dalam sebuah lingkungan kerja yang nyaman, orang bekerja seakan-akan hanya mengikuti alur sistem yang berlaku di lingkungan tersebut. Tidak terasa dan juga tidak terlihat adanya wajah angker dari seseorang yang bernama “pemimpin” yang setiap saat berjalan mondar-mandir mengawasi para karyawan.

Namun demikian, situasi nyaman yang ada di situ sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh peranan sang pemimpin. Sebab, tanpa pemimpin yang baik, sebuah sistem yang baik tidak akan sepenuhnya berjalan baik.
Nah, bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik?

Haruskah dengan memasang muka galak, demi menonjolkan wibawa sehingga dihormati bawahan dan mereka mau mengikuti aturan-aturan yang kita berikan? Atau dengan selalu berbicara ketus? Atau bergaya “cuek”, atau apa?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu timbul dalam benak banyak orang, saat pertama kali duduk di kursi kepemimpinan. Demikian juga dengan yang Anda alami saat ini tatkala harus memulai karir baru sebagai sorang pengusaha yang nota bene harus memimpin para karyawan Anda.

Disiplin dan aturan hanya dapat diterapkan dan berjalan sempurna, bila orang-orang yang melaksanakannya memiliki pengertian dan kesadaran tentang manfaat dari disiplin serta aturan tersebut bagi kepentingan diri mereka sendiri.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya membuat bawahan kita menjadi sadar aturan?
Tahap pertama yang perlu diambil adalah, kumpulkan para karyawan Anda dalam sebuah ruangan pertemuan dan buatlah presentasi tentang maksud dan tujuan perusahaan Anda.

Berikan pengertian bahwa sukses perusahaan merupakan kunci utama bagi terciptanya kesejahteraan karyawan. Oleh sebab itu, sepanjang isu kesejahteraan menjadi fokus dari aspirasi para karyawan tersebut, diperlukan kontribusi penuh dari setiap orang dengan dilandasi “rasa ikut memiliki” yang kuat. Dan bahwa, untuk pelaksanaannya diperlukan disiplin dan aturan-aturan.

Dengan cara ini, Anda akan dapat membuka pikiran dan kesadaran karyawan tentang mengapa disiplin dan aturan harus diterapkan. Anda harus bisa menarik simpati mereka, sehingga tanpa ada unsur “perintah” apalagi “paksaan”, mereka akan dengan senang hati dan sukarela menyatakan komitmennya terhadap aturan perusahaan.

Bila perlu – dan ini diterapkan di perusahaan-perusahaan besar – setelah selesai presentasi sodorkan draf peraturan perusahaan, suruh mereka mempelajarinya di rumah dan beberapa hari kemudian minta mereka menandatanganinya sebagai tanda persetujuan yang bersangkutan.

Tahap kedua adalah tahap di mana disiplin dan aturan diimplementasikan. Ini menyangkut interaksi Anda dengan para karyawan dalam kegiatan operasional harian. Apakah kita perlu mengatur sikap kita dengan gaya tertentu, agar para karyawan menghormati dan takut, sehingga dengan demikian mereka mau berdisiplin dan taat aturan?

Menurut saya, cara ideal untuk menjadi pemimpin yang baik bukanlah dengan jalan membuat orang lain menjadi takut. Demikian juga, posisi atasan dan bawahan dalam bisnis, bukan digunakan untuk menentukan strata sosial.

Analogi yang paling mendekati adalah bahwa peran seorang atasan (pemilik usaha terhadap karyawan) tidak ubahnya peran seorang “playing captain” dalam sebuah tim sepakbola. Sehingga, yang dominan di sini adalah wacana pembagian tugas, di mana sang kapten di samping ikut bermain di lapangan, juga sekaligus mempunyai peran sebagai koordinator yang menentukan koordinasi antar pemain dalam sebuah pertandingan.

Nah, mungkin jelas bagi Anda bahwa sebagai “playing captain” dalam sebuah badan usaha, yang Anda perlukan bukan semata-mata wibawa sebagai bos. Lebih dari itu adalah Anda harus bisa memberikan pengertian kepada para karyawan tentang pentingnya implementasi disiplin dan aturan, sehingga mereka akan rela dan secara sadar melaksanakan pekerjaan dengan kualitas terbaik.

Anda juga harus bisa memberikan keteladanan, dengan menunjukkan bahwa Anda sendiri ikut bekerja dengan disiplin tinggi tanpa melecehkan aturan-aturan yang telah Anda terapkan sendiri pada para karyawan.

Demikian Andri, semoga memberi inspirasi bagi Anda. Selamat bekerja dan sukses!(Rusman Hakim)

Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP