5 Teman yang Dibutuhkan Anak
Setiap anak pasti akan mempunyai teman. Baik itu di rumah atau sekolah. Tapi, teman seperti apa yang dapat membantunya bertumbuh kembang dengan baik?
Menurut Charlotte Latvala, seperti dikutip dari parenting.com, ada beberapa kategori teman yang bisa dicari oleh anak Anda :
1. Teman yang Menyenangkan
Teman seperti ini bisa ditemui di sekitar rumah kita. Ajaklah anak tersebut bermain. Anak umur 1 – 3 tahun tidak bertingkah seperti anak-anak yang lebih tua. Berikan mereka tempat bermain yang aman dan biarkan saja mereka meski saling tidak peduli.
Berikan beberapa aturan sederhana. Bila ada anak yang bermain di rumah Anda, kasih tahu aturan-aturan seperti, jangan melempar atau saling berbagi mainan.
Aturlah waktu bermain, untuk anak 1- 3 tahun, sekitar 1 jam sudahlah cukup. Sedangkan untuk anak yang lebih tua, bisa lebih lama lagi.
2. Teman Lain Jenis
Kita bisa menemukan teman seperti ini di mana saja. Bila anak kita laki-laki, Anda pasti tidak mau kalau anak perempuan dianggap sebagai makhluk asing dari luar angkasa oleh anak kita.
Lupakan tentang stereotip, laki-laki atau perempuan, bisa menjadi teman yang menyenangkan buat anak kita.
Saat umur 2 – 3 tahun, gender bukanlah masalah buat seorang anak. Baru pada umur 4 tahun, kebanyak anak lebih memilih teman yang sama gendernya. Jadi, menurut Michael Borba (penulis “12 Simple Secret Real Moms Know”), anak yang memiliki banyak teman lain gender, dapat menumbuhkan rasa hormat dan empati terhadap temannya yang berlainan gender. Ke depannya, anak juga bisa lebih baik dalam berhubungan.
Hati-hati dengan apa yang kita katakan dan lakukan. Anak-anak akan banyak belajar dari situ. Jadi hindari kesan kalau anak laki-laki itu memang nakal atau kegiatan mewarnai hanya untuk perempuan.
3. Teman Atletis
Di mana kita bisa mencari teman yang seperti ini? Mungkin kita bisa mencarinya di tempat bermain, kolam renang, atau di depan rumah ketika ada anak yang sedang bermain bola kaki. Anak membutuhkan teman yang suka pergi dan bermain di luar. Jadi, anak tidak melulu di rumah atau bermain video game seharian.
Ajak “anak atletis” untuk bersepeda bersama atau bahkan hiking keluarga. Janganlah membuat aktivitas fisik seperti itu membosankan atau kaku. Buatlah santai dan menyenangkan.
Bila bermain bola, Anda tidak perlu menjadi wasit yang sebenarnya, tapi pastikan kalau anak-anak bermain dengan benar. Beri tahu juga kalau saling berteriak atau menggerutu dalam bermain, akan menyakiti hati temannya.
4. Teman yang Lebih Tua
Dalam hal ini, bukan saja teman yang lebih tua, tapi juga cari yang pintar dan menarik perhatian. Dengan begitu, anak kita pun akan bisa banyak belajar atau meniru tindakan positif dari temannya ini.
Meski tidak seumur, tidak ada salahnya bila kita menyarankan mereka untuk bermain apa saja yang disukai oleh anak-anak.
Anggaplah teman tersebut sebagai saudara jika Anda hanya memiliki satu anak. Anak pertama atau anak tunggal biasanya mudah belajar secara tim, bekerja sama, dan berbagi dengan teman yang lebih tua.
5. Teman Pilihan Sendiri
Anda tidak perlu mencarikan teman seperti ini, anak Anda akan menemukannya sendiri. Ketika anak sudah memilih temannya sendiri, ini adalah langkah awal dari kemandiriannya. Anda harus mengerti bahwa mulai sekarang, anak Anda sudah akan memiliki teman baru, suka atau tidak.
Dalam tahap ini, Anda tidak perlu takut bila anak Anda ingin main ke rumah temannya. Jangan berpikiran, Anda tidak tahu bagaimana temannya itu, orang tuanya, atau di mana rumahnya? Tenang saja, ini adalah tahapan yang harus dilalui oleh seorang anak.
Bila bermain di rumah teman, selalu cek keadaan anak Anda. Mereka pasti menunggu telpon dari Anda. Dengan begitu, bukan berarti Anda tidak percaya atau terlalu khawatir, tapi itu merupakan prosedur standar antar orang tua yang memiliki anak yang bersekolah. Perhatikan pula apa yang memang tidak boleh dilakukan anak Anda. Misalnya, bermain video game yang mengandung kekerasan.
Ketika anak Anda terluka atau bertikai dengan temannya, biarkan anak Anda belajar untuk menunjukkan ketidaksenangannya, belajar menyelesaikan konflik, atau bahkan mengakhiri pertemanan. Itu adalah pelajaran yang harus dipelajari oleh anak Anda.
Biarkan anak tenggelam dalam pertemanan. Anak Anda akan mulai mencari banyak teman dan kita harus terus melatihnya. Seperti dikatakan penulis “Watch Me Grow: I'm One-Two-Three”, Maureen O'Brien, Ph.D, ketika seumur itu, anak akan terus berpikir apa yang membuat temannya baik. Anak akan jauh berpikir dibanding hanya berpendapat, “Kita senang bersama-sama” atau “Kenapa saya suka dengan orang ini?”
Foto : Septemris