Bersaing dalam Harga dan Cara Pengolahan

Buruknya kondisi air tanah dan permukaan di Jakarta membuka peluang usaha air minum isi ulang. Harga yang lebih murah pun membuat masyarakat beralih dari air minum bermerek ke air minum isi ulang. Namun, sekarang ada teknologi baru yang membuat usaha ini berkompetisi satu sama lain.


Mungkin 5 tahun belakangan masyarakat hanya tahu air minum isi ulang biasa yang menggunakan filtrasi. Bahan baku air yang biasanya diambil dari daerah mata air di pegunungan, dalam prosesnya, kemudian di filter dalam beberapa tahap dan baru bisa di jual ke masyarakat.

Ketika air minum isi ulang ini diperkenalkan kepada masyarakat, masih banyak yang bertanya-tanya tentang kebersihan dan kualitasnya. Tapi, setelah beberapa lama, air minum isi ulang ini mulai banyak peminatnya. Apalagi harga yang ditawarkan jauh di bawah harga air minum bermerek yang lebih dulu ada.

Tekanan ekonomi dan tidak adanya pilihan lain, sedikit memaksa masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, untuk mengonsumsi air minum isi ulang tersebut. Akhirnya, masyarakat pun terbiasa dengan istilah air minum isi ulang dan membuat usaha ini terus bertumbuh di mana-mana.

Lama bermain sendiri di pasaran, akhirnya teknologi mulai menggeser keberadaan air minum isi ulang tersebut. Kini, mulai ada teknologi pengolahan air minum isi ulang yang lebih higienis dan menggunakan berbagai teknologi dalam penyaringan partikel, bakteri, dan segala hal yang tidak berguna buat tubuh manusia.

Buat masyarakat yang sadar akan kesehatan tubuh, mereka pun mulai beralih ke air minum isi ulang yang mengadaptasi teknologi terbaru tersebut. Meski harganya lebih mahal dari air minum isi ulang biasa, namun air jenis ini mulai populer di mata masyarakat.

Sebut saja air minum isi ulang dengan ozon, reverse osmosis (RO), atau distilasi. Di komunitas kita, air minum isi ulang ini mulai banyak bertumbuh. Masing-masing mengklaim air minumnya lebih bersih dari lainnya.

Sejalan dengan tingginya kebutuhan air minum masyarakat, prospek usaha ini pun masih cukup menjanjikan. Apalagi selain harganya lebih murah, air isi ulang ini juga dinilai lebih praktis. Terlebih buat mereka yang ingin serba cepat. Tinggal angkat telepon, air pun akan segera diantar. ”Hal inilah yang membuat peluang usaha air minum isi ulang masih terbuka lebar,” kata salah satu pekerja di Venus, Merry.

Hal senada juga diungkapkan Pemilik Tirta Sari, Ir. Effendy Sugianto, semua orang ingin hidup sehat dan terbebas dari penyakit. Bukan hanya makanan dan olahraga yang perlu diperhatikan, tapi air minum pun harus bersih terbebas dari bakteri dan kuman. Dengan begitu, prospek ke depan usaha ini masih sangat bagus,”

Tapi, seperti yang telah disebutkan, ada pergeseran teknologi dalam usaha ini. Air minum isi ulang biasa kini mulai ditinggalkan orang. Mereka beralih ke air minum yang menggunakan teknologi pengolahan baru yang lebih terjamin kebersihannya.

“Bisnis air isi ulang biasa, sepertinya mulai berjalan di tempat atau stagnan. Sekarang mulai marak tempat pengisian air isi ulang menggunakan sistem RO (Reverse Osmosis). Tempat inilah yang mulai dilirik masyarakat,” kata Pemilik Revos, Hadi Wijaya.

Meski begitu, sepertinya masing-masing pemilik usaha dengan teknologi pengolahan airnya, memiliki konsumen sendiri-sendiri. Konsumen mulai terbagi-bagi, apalagi di situ ada perbedaan harga dan peruntukkan dari air minum itu sendiri. Terlebih lagi konsumennya terdiri dari warga perumahan, kantor, dan usaha lain yang membutuhkan air seperti rumah makan, misalnya.

Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan kebersihan air minum pun memiliki peran dalam maju mundurnya masing-masing usaha air minum tersebut. Makanya, seperti Pemilik Amidis Kebon Jeruk, Monica Salim, dia harus rajin-rajin mendatangi langsung konsumennya agar mereka bisa mengerti perbedaan air distilasi miliknya. ”Dengan begitu, mereka akan teredukasi dan mengerti perbedaanya,” jelasnya.

Bukti-bukti tentang tingkat keamanan dan kebersihan air isi ulang pun sering dipaparkan kepada konsumen. Sertifikat dari Departemen Kesehatan yang membuktikan kalau air isi ulang tertentu masih layak minum pun ditempelkan di beberapa depot pengisian air.

”Kami selalu memeriksa kadar air di Depkes. Bukti berupa sertifikat atau laporan penelitian pun selalu kami tempelkan di dekat mesin pengisian. Biar konsumen tahu bahwa air yang mereka minum telah diperiksa di Depkes,” tutur Merry.

Para pengusaha memiliki alat tersendiri untuk membuktikan kebersihan airnya. Misalnya, menggunakan alat TDS (Total Dissolved Solids) dan Elektrolisa yang dapat mengetes kandungan air atau kemurnian air.

Dengan alat ini, bisa terlihat bagaimana keadaan air murni isi ulang. Layak diminum atau kotor tidak layak diminum.

Ironisnya, setelah diadakan pengetesan dengan alat tersebut, ternyata ada merek air minum bermerek yang kandungannya tidak lebih baik dibanding air minum isi ulang. Padahal, air minum bermerek tersebut banyak dikonsumsi masyarakat.

”Belum tentu air minum yang bermerek dan lebih dulu ada itu lebih higienis. Setelah dilakukan tes dengan TDS, ada juga air minum merek terkenal yang hasilnya tidak lebih tinggi dibanding air isi ulang,” terang Merry.

Air minum merek terkenal, kata Hadi Wijaya, hanya karena imejnya saja yang sudah tertanam di masyarakat. Bila kita tes, TDS air minum isi ulang masih lebih rendah dibanding air kemasan bermerek.

Sebenarnya, tambahnya, jika perawatannya baik, air isi ulang tidak kalah dengan air bermerek. Tapi, jika ada pendapat yang mengatakan air kemasan bermerek lebih higienis, kita bisa lihat hanya dari prosesnya saja. Mungkin proses pengolahan air kemasan bermerek lebih dominan dilakukan mesin. Sedangkan air isi ulang masih banyak campur tangan manusia.

Alat ukur TDS dan Elektrolisa sebenarnya bisa dibeli masyarakat umum. Kita bisa mengetes sendiri kandungan air di rumah atau sekedar mengetahui kondisi air isi ulang yang biasa dibeli. Dengan begitu, kita bisa melihat langsung dan memutuskan air minum jenis mana yang akan dikonsumsi.

Pelayanan
Seperti jenis usaha lain, karena ada persaingan usaha, maka mereka pun harus memberikan pelayanan dan kualitas produk yang memuaskan konsumennya. Dalam usaha air minum isi ulang ini, pelayanan yang cepat dan kualitas air minum adalah hal pertama.
”Biasanya, selain mencari tempat isi ulang yang kualitas airnya bagus, konsumen juga lebih melirik tempat-tempat yang mempunyai pelayanan cepat,” kata Merry.

Pelayanan yang baik pada konsumen adalah kunci utama. Meski produk airnya sama, namun pelayanan pasti ada bedanya. ”Hal inilah yang perlu diwaspadai para pengusaha yang tidak ingin kehilangan pelanggan,” ungkap Hadi Wijaya.

Bahkan, Pemilik Biru Kembangan, Lilik Sumarni menyediakan 1 sambungan telepon khusus pengaduan konsumen jika kurang puas dengan air minum isi ulangnya. ”Kami akan langsung menggantinya bila ada air kami yang menurut konsumen tidak bagus,” ujarnya.
Dalam hal pelayanan, setiap usaha air minum isi ulang tentunya memiliki pekerja yang siap antar sampai tujuan. Dari motor dengan sedikit modifikasi yang mampu memuat 4 – 6 galon sampai mobil bak terbuka dengan kapasitas puluhan galon disiapkan oleh masing-masing pengusaha.

Begitu juga dengan konsumen yang mengisi ulang air minum di tempat. Mereka pun sangat cekatan membersihkan, mengisi air, menutup galon, dan menyegelnya. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memberikan pelayanan yang maksimal pada konsumennya.

Proses

Masing-masing air minum isi ulang memiliki proses pengolahan air yang berbeda-beda. Tergantung teknologi yang digunakannya. Misalnya, air minum isi ulang dengan sistim penyaringan (filtrasi).

Penyaringan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu filtrasi dengan pasir dan filtrasi membran. Tapi, kebanyakan yang digunakkan dalam usaha ini adalah menggunakan membran yang dapat memisahkan partikel berukuran lebih kecil 0,08 mikrometer.

Kemudian, ada air minum yang diolah melalui proses distilasi. Caranya, air disaring menggunakan carbon filter yang kemudian dilakukan proses demineralisasi untuk membuang ion kationic dan anionic. Setelah itu, dilanjutkan dengan RO (Reverse Osmosis), filtrasi, ultra violet, distilasi, dan ozonisasi yang menghasilkan air distilasi.

Lainnya, adalah proses pengolahan air minum dengan nama ozonisasi. Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen, termasuk virus.

Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan, dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman.

”Air minum Biru diproses menggunakan teknologi Ozon dengan kapasitas mesin yang sesuai (100%). Sehingga tidak lagi memerlukan tambahan penyinaran ultra violet. Ciri utama penggunaan teknologi ozon 100% adalah adanya banyak butiran oksigen dalam air minum,” terang Lilik Sumarni.

Terakhir, adalah metode pemurnian air melalui membran semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah.

Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori R.O akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni.

”Melalui proses ini, air yang tercemar akan dibuang dan hanya air murni saja yang tersisa. Maka, jika diproses 100 liter air, hasilnya hanya menghasilkan sekitar 50 liter air murni. Setengahnya akan dibuang,” ungkap Effendy.

Dari beberapa cara pengolahan air minum tersebut di atas, sepertinya sama-sama ingin membuat zat dan kandungan yang tidak berguna dan berbahaya buat tubuh. Hanya besaran ”saringan”nya saja yang berbeda-beda. Begitu juga dengan tingkat efektifitasnya.

Perlu pengaturan
Dengan harga jual yang bervariasi, dari Rp 3500 – 11.000, usaha air minum isi ulang ini bisa meraup untung cukup banyak. Dalam satu harinya saja, jika diilustrasikan, ada yang bisa menjual 100 – 200 galon. Bila dikalikan dalam 30 hari, terjual sekitar 3000 – 6000 galon air. Itu berarti pendapatan kotornya bisa sekitar Rp 10,5 – 21 juta/bulan dengan harga terendah.

Kalau dipotong dengan biaya operasional dan pekerja sekitar Rp 4 juta saja, hasilnya bisa sekitar Rp 6 juta/bulan. Dengan begitu, pengusaha air minum isi ulang bisa BEP (break event point) sekitar 1 – 2 tahun.

Fenomena menjamurnya usaha air minum isi ulang ini memang tidak bisa dihindari. Buruknya kualitas air dan gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba praktis, telah membuka peluang usaha ini terus bertumbuh.

Namun, di balik itu semua, perlu adanya pengaturan dan standardisasi kualitas air yang dihasilkan. Begitu juga dengan proses pengolahannya. Agar masyarakat umum tidak dirugikan dan usaha ini bisa terus dipercaya sebagai alternatif lain solusi air bersih di Jakarta.


Read More ..

Perspektif Keuangan Keluarga

Dalam sebuah keluarga, perlukah suami dan istri bekerja? Bila memang harus, akankah perekonomian keluarga menjadi lebih baik? Atau malah sama saja?



Ada pepatah China yang mengatakan, “besar ular, besar pula liangnya”, artinya “besar pendapatan, besar pula pengeluarannya”. (The Best of Chinese Saying, Leman).

Hal inilah yang harus dihindari kalau Anda ingin hidup sukses (secara finansial). Hidup sukses seperti ini bukan tergantung pada pendapatan, melainkan pada besar kecilnya jumlah yang dapat Anda sisihkan (ditabung).

Sekarang, tidak sedikit keluarga yang menghadapi masalah perekonomian cukup pelik. Mulai dari tagihan kartu kredit yang jumlahnya bukan malah sedikit sampai ketakutan biaya pendidikan anak di masa mendatang.

Banyak keluarga, terutama yang hidup diperkotaan, juga dihadapkan pada besarnya tuntutan hidup di jaman yang serba konsumtif ini. Mereka sering tidak bisa mengelak dorongan gaya hidup tidak hemat yang banyak ditebar media massa. Sehingga bagi yang tidak bisa menahan diri, bisa terbawa arus dan terjerembab dalam kebangkrutan ekonomi keluarga.

Dalam mengatasi masalah tersebut, ada yang berpikir untuk memaksimalkan usaha pencarian pendapatan keluarga. Istri yang bagi sebagian orang dianggap harus mengurus rumah tangga dan anak, difungsikan mencari nafkah untuk menutupi kebutuhan keluarga.

Namun, bila tidak dipikirkan dengan matang, usaha tersebut akan sia-sia. Malah bisa lebih merugikan. Alih-alih meraih keberhasilan ekonomi keluarga, malah rumah tangga dan anak menjadi tak terurus.

Hidup Konsumtif
Ketidakdisiplinan menjalankan kebijakan ekonomi keluarga dan kebudayaan hidup boros adalah pangkal dari masalah keuangan keluarga. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya, iming-iming diskon di berbagai pusat perbelanjaan, ketidakberdayaan dalam menahan keinginan berbelanja, atau terbawa gaya hidup bertransaksi menggunakan kartu kredit.

Banyak pula orang yang terjebak dalam kemudahan transaksi usaha dengan skema kredit. Cara pembayaran yang bisa dicicil dalam beberapa periode, membuat orang tergiur. Buat mereka yang tersihir cara tersebut, sering kali logikanya mandek. Ambil barang dulu, bayarnya dipikir belakangan.

Cara berpikir seperti itu berbahaya dan cenderung mendukung gaya hidup tidak hemat. Segala kemudahan kredit, diibaratkan perangkap yang membuat “gunung” hutang kita semakin tinggi. Bahkan bisa membuat neraca keuangan keluarga menjadi tidak seimbang. Pengeluaran lebih tinggi karena harus menutupi hutang.

Selain menghindari gaya hidup konsumtif, ada beberapa alternatif pemikiran yang bisa diterapkan agar ekonomi keluarga menjadi lebih sehat. Pertama, kita harus mengetahui berapa besar kekayaan bersih yang dimiliki, termasuk jumlah hutang yang harus ditanggung.

Dari jumlah kekayaan bersih tersebut, kita baru bisa menetapkan tujuan dan pencapaian yang akan kita tuju dalam jangka waktu tertentu. Bahkan dari situ, kita pun bisa menabung dan memersiapkan dana untuk hari tua nanti.

Perihal tabungan, ada juga keluarga yang tidak memilikinya. Mereka beranggapan bahwa dengan pendapatannya, tidak mungkin bisa menabung. Dengan berbagai alasan, mereka pun memengaruhi diri sendiri agar tidak bisa menabung.

Padahal, kalau mau mengikuti rumusan (pendapatan = 20% tabungan + 80% pengeluaran), kita pasti akan memiliki uang lebih di tabungan. Intinya, sisihkan dulu uang untuk menabung, baru berpikir berbelanja kebutuhan keluarga dengan alokasi dana setelah dipotong tabungan. Lakukan hal tersebut dengan disiplin.

Kedua, dalam sebuah keluarga, kita pun harus bisa merancang anggaran belanja keluarga. Besaran pengeluaran dan pendapat harus dihitung dengan cermat. Setiap langkah yang ditetapkan dalam anggaran tersebut, nantinya akan berlanjut pada hitungan belanja di masa mendatang.

Contohnya, memisahkan pendapatan kita dalam amplop-amplop tertentu untuk masing-masing pos pengeluaran keluarga. Dengan begitu, anggaran keluarga teralokasi dengan benar.

Ketiga, kalau memang memungkinkan, tidak ada salahnya mulai menginvestasikan kekayaan kita. Terdapat banyak cara berinvestasi yang ditawarkan sekarang ini. Tapi tentunya, kita pun harus memiliki perencanaan yang matang agar cash flow keluarga tidak terganggu.

Keempat, adalah proteksi keluarga. Asuransi menurut beberapa pakar perencana keuangan sangat dibutuhkan buat mereka yang sudah berkeluarga. Melihat tingkat kebutuhannya, setiap orang tidak akan pernah tahu apakah membutuhkan asuransi atau tidak. Pastinya, dengan memiliki asuransi, berarti kita sudah melindungi tanggungan keluarga.

Membuat perencanaan keuangan keluarga yang baik tentunya tidak sampai di situ. Situasi, kondisi, dan pengaruh faktor eksternal keluarga dapat memengaruhi rencana perhitungan finansial keluarga yang sudah dipikirkan masak-masak. Sehingga rencana tersebut disarankan bersifat fleksibel mengikuti fluktuasi keuangan keluarga.

Bahkan, rencana bisa saja tinggal sebuah rencana bila Tuhan menghendaki lain. Sesungguhnya, bukan hanya sekali kita membuat perencanaan keuangan keluarga. Pasti ada perubahan yang tidak kita sadari dan penyesuaian di dalamnya.

Read More ..

Ketika Tidak Mendengar


Ada persepsi keliru mengenai tingkat pendengaran seseorang. Bila tidak mendengar sedikit saja, sudah dibilang tuli, padahal itu tidak benar. Sama halnya dengan orang yang mengalami sedikit gangguan penglihatan, apa bisa langsung dibilang buta?


Gangguan penglihatan bisa dibantu dengan kaca mata atau yang lebih canggih lagi dengan menjalani operasi Lasik. Sedangkan gangguan pendengaran bisa dibantu dengan alat bantu dengar yang sekarang sudah semakin kecil bentuknya.

Dalam keseharian, setiap orang tentunya akan merasa terganggu ketika kurang pendengaran. Sering kali mereka menjadi tidak percaya diri dan susah berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat menggangu produktivitas seseorang dan mengganggap hal tersebut sebagai akhir dari dunianya.

Padahal, bila hanya berkurang tingkat pendengaran, masih bisa dibantu dengan alat bantu dengar yang mampu mengolah suara hingga terdengar telinga. Dalam alat tersebut tertanam berbagai perangkat (microphone, amplifier, speaker) yang bisa mengeliminasi suara agar jelas terdengar.

Berkurangnya pendengaran seseorang bisa disebabkan karena beberapa hal. Ada yang memang sudah tidak bisa mendengar dari lahir, lahir prematur, lahir dengan tindakan (bedah cesar), lahir kuning, infeksi telinga, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), diabetes, kolesterol, penyakit campak atau malaria, faktor obat-obatan (kina, antibiotik, aspirin, pil anti hamil), paparan bising, polusi, dan karena usia lanjut.

Secara praktis, cukup banyak penyebab menurunnya tingkat pendengaran seseorang. Terkadang kita sendiri malah tidak sadar. Misalnya, seperti ibu menyusui yang kurang hati-hati dalam memberikan susu kepada anaknya. Sering kalai mereka memberikan susu sambil tiduran.

“Sehingga air susu masuk ke kuping, membusuk, dan menggangu tingkat pendengaran anak,” kata Audiologis Hearing Aid Melawai, Drs. Anton Subarto, Dipl. Aud.
Bisa juga, lanjutnya, karena polusi udara yang menyebabkan peradangan pada tuba eustachius (saluran telinga ke tenggorokan). Tuba eustachius berfungsi menjaga keseimbangan tekanan udara antara telinga tengah dan telinga luar. Pun mengalirkan cairan dari telinga tengah ke mulut. Bila saluran ini terganggu, maka bisa menyebabkan gendang telinga tidak dalam posisi yang benar dan mengakibatkan kurangnya pendengaran.

“Atau juga karena seringnya mendengar musik seperti di diskotik yang memiliki kekuatan 90 – 100 db. Seharusnya, dengan kekuatan tersebut, telinga manusia hanya boleh mendengarkan sekitar 15 menit/hari,” jelas Anton yang pernah belajar di National University of Singapore.

Alat Bantu Dengar

Tingkat pendengaran seseorang bisa dibedakan melalui tes kemampuan mendengar yang diukur dalam desibel (db). Semakin tinggi angka desibelnya (ketika dilakukan tes pendengaran), semakin rendah kemampuan mendengarnya.

Kemudian bila tidak mampu mendengar dalam hitungan 90 – 120 db, maka orang itu bisa dibilang tuli. Dari tes tersebut, baru bisa diketahui alat bantu dengar seperti apa yang akan digunakan seseorang. Setiap orang pasti berbeda-beda kemampuan mendengarnya, makanya kondisi alat tersebut pun bisa disesuaikan.

Alat bantu dengar ada yang ditempatkan di belakang daun telinga (behind the ear), di dalam telinga (in the canal), dan ada yang benar-benar di dalam telinga (completely behing the ear). Masing-masing alat bantu dengar tersebut memiliki kemampuan yang hampir sama. Hanya dari segi tampilannya saja yang berbeda.

Perkembangan alat bantu dengar sendiri, menurut Anton, dimulai sejak tahun 1936. Ketika itu, bentuk alat bantu dengar masih seperti radio tape. Ukurannya cukup besar bila harus dibawa ke mana-mana karena masih menggunakan teknologi tabung.

Baru pada tahun 1950-an, ukuran alat bantu dengar menjadi lebih kecil dengan teknologi transistor. Saat itu, bentuknya ada yang model poket dan belakang telinga dengan kualitas suara analog. Sampai dengan tahun 90-an, alat bantu dengar masih terus berkembang dan ukurannya pun semakin diperkecil.

Kemudian baru sekitar tahun 98-99, alat bantu dengar mulai berkembang dengan teknologi digital yang menggunakan microchip. Sehingga alat bantu dengar dapat dibuat dengan prosesor 15 kanal.

“Saat ini, alat bantu dengan berbagai merek sudah semakin canggih. Seperti Destiny 1200 yang berukuran kecil, alat bantu dengar ini memiliki 8 prosesor, 12 bandwidth, dan sudah terkomputerisasi,” ucap Anton yang lulus dari Akademi Audiologi Indonesia pada tahun 2004.

Struktur alat bantu dengar terdiri dari microphone, amplifier, dan speaker/receiver. Mekanismenya dimulai dari suara yang masuk ke dalam mic. Setelah itu, suara-suara berisik akan dihilangkan, sedangkan suara percakapan akan diolah sesuai grafik/tingkat kemampuan mendengar seseorang.

Masing-masing suara yang masuk seperti, suara telepon, percakapan, bising kendaraan, musik, dan sebagainya akan dibedakan dan diolah. Ada yang memang harus ditinggikan atau malah diturunkan suaranya. “Tergantung dari kemampuan mendengar seseorang,” ujar Anton.

Alat bantu dengar ini pun dibuat sesuai struktur telinga seseorang. Sebelum dibuat, akan diperiksa dulu kondisi telinga. Bila ada infeksi, harus diobati terlebih dahulu. Sebaliknya, bila kondisi telinga sehat, akan langsung dibuat menggunakan cetakan silikon. Waktunya hanya sekitar 3 menit.

Sampai dengan sekarang, berbagai produsen alat bantu dengar di dunia sudah menjual produknya di Indonesia. Seperti Hearing Aid Melawai yang menyediakan 3 dari 5 merek besar alat bantu dengar di dunia. “Kami menyediakan alat bantu dengar merek Starkey (Amerika), Widex (Denmark), dan Siemen (Jerman),” ucap Anton.

Kisaran harga dari masing-masing alat bantu dengar tersebut antara 2 – 30 juta, tergantung dari teknologi yang diadaptasi dan tuntutan gaya hidup dari pemakainya. Karena sering kali alat bantu dengar ini tampil sebagai asesoris penampilan yang malah memperbaiki citra pemakainya.

Namun, karena alat bantu dengar ditempelkan ke kuping, maka pemakainya harus hati-hati dengan cairan keringat atau minyak. Alat ini tidak boleh terkena cairan karena dapat merusak elemen-elemen elektronik di dalamnya.

Tapi, buat mereka yang memang tidak bisa menghindari hal tersebut, sekarang ini sudah ada produk Starkey yang menggunakan teknologi nano coating buat produk alat bantu dengarnya. “Dengan begitu, alat bantu dengar tidak akan rentan lagi terhadap cairan,” jelas Anton.

Manfaat
Sudah banyak orang yang terbantu dengan hadirnya alat bantu dengar ini. Kebanyakan dari mereka merasa “hidup kembali” dan tumbuh percaya dirinya. Mereka pun tidak merasa malu menggunakan alat bantu dengar ini.

Sebut saja seperti mantan Gubernur Jakarta, Ali Sadikin yang merasa tidak malu menggunakan alat bantu dengar ini. Dia malah merasa tertolong karena kini pendengarannya menjadi lebih jelas.

Sama halnya dengan mantan Sekjen OPEC, Prof. Subroto yang sebelumnya mampu mendengar, tapi tidak bisa menangkap dengan jelas percakapan orang. “Setelah menggunakan alat bantu dengar ini, saya pun kembali merasa menjadi manusia yang lengkap dan percaya diri,” katanya.

Begitu juga dengan Idris Sardi yang merasa terbantu dengan alat bantu dengar ini. Menurutnya, penggunaan alat bantu dengar bukan hanya untuk kita saja, tapi juga buat orang lain. Apalagi untuk mereka yang sering berinteraksi dengan orang lain.

Namun, meski begitu, setiap orang tentunya harus bisa menjaga kesehatan dan kemampuan mendengarnya. Dengan cara menjaga kesehatan kuping dan berbagai faktor yang bisa menyebabkan menurunnya tingkat pendengaran. Mencegah tentunya akan lebih baik dari pada mengobati.


Read More ..

Apartemen Berkelas, Harga Rusunami

Sedikitnya lahan untuk pembangunan rumah tinggal di perkotaan membuat pemerintah menggalakkan pembangunan properti vertikal. Apartemen dijadikan alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan tempat berteduh masyarakat.


Selain apartemen yang harganya premium, pemerintah memiliki terobosan baru dengan memberikan subsidi dalam pembangunan apartemen di lokasi-lokasi tertentu. Dengan begitu, harganya pun akan terjangkau masyarakat. Terutama buat mereka yang berada di strata sosial menengah dengan pendapatan maksimal 4,5 juta/bulan.

Bila kita melihat kawasan Pegadungan, Kalideres, di situ sedang dibangun 4 tower apartemen dengan nama Grand Surya Apartment. Apartemen yang lokasinya berdekatan dengan lokasi hunian yang sudah ramai (Taman Surya 5, Permata Palem, Citra 2) ini sebenarnya sudah dibangun sejak tahun 1998. Tapi, karena krisis moneter, pembangunannya dihentikan.

Sekarang, apartemen yang memiliki akses langsung ke Bandara Soekarno-Hatta dan Kota serta kemudahan pembayaran DP Rp 4.8 juta selama 6 bulan dan cicilan sebesar 1 jutaan melalu KPA BTN ini, mulai diteruskan pembangunannya dan akan selesai di awal 2009 nanti.

Mungkin ada pertanyaan kenapa bangunan yang sudah terbengkalai selama 10 tahun tersebut diteruskan kembali pembangunannya? Apakah nantinya tidak membahayakan?

Menurut Vice President KSO Surya Lestari Development, Ir. R Vincensius, saat ini memang banyak masyarakat yang ingin membeli unit apartemen meragukan kekuatan konstruksinya. Perlu diketahui, sebelum kami melanjutkan proyek ini, kami sudah melakukan uji kekuatan konstruksi. Hasilnya, konstruksi dinyatakan masih bagus dan direkomendasikan.

Tes kekuatan konstruksi tersebut berada di bawah pengawasan PT Sinergi Pandu Dinamika sebagai konsultannya. “Ada dua tes yang dilakukan, coring dan hammer test. Keduanya dilakukan untuk mengetes kekuatan konstruksi dengan cara mengambil contoh beton di tempat-tempat tertentu,” kata Ir. R Vincensius.

Masih menurutnya, bangunan ini sebenarnya ketika dihentikan sudah selesai dalam hal konstruksi. Semua lantai sudah selesai dibangun dan besi-besi tulang sudah terbungkus beton. Jadi, tidak ada alasan untuk meragukan kekuatannya. Apalagi bangunan beton sifatnya sama dengan batu yang umurnya bisa 100 tahun.

Begitu juga dengan kekuatan pondasinya. Tidak diragukan karena merupakan pondasi tiang pancang yang ditanam sampai tanah keras. “Kami juga sudah melakukan cek settlement untuk melihat kemiringan bangunan. Hasilnya, tidak ada kemiringan di bangunan apartemen ini,” ujar Ir. R Vincensius.

Sebetulnya, dalam kondisi sekarang, secara tidak langsung masyarakat sudah bisa melihat kekuatan pondasi dan konstruksi apartemen ini. “Misalnya untuk pondasi yang kekuatannya baru bisa diketahui 2 – 3 tahun mendatang. Apartemen ini sudah 10 tahun berdiri dan ketika dicek, ternyata pondasinya masih bagus,” jelas Ir. R Vincensius.

Grand Surya Apartment

Grand Surya Apartment dibangun dengan 4 tower berbeda. Tower M dan K dibangun sebanyak 8 lantai. Sedangkan Tower J dan L didirikan 12 lantai. Setiap lantainya terdapat 16 unit.

Kecuali lantai terbawah yang digunakan sebagai kios, alokasi semua unit tersebut diperuntukkan buat tempat tinggal. Nantinya, di tengah-tengah di antara keempat tower tersebut akan dibangun pula ruang serba guna atau aula.

Selain taman dan tempat parkir, Grand Surya Apartment yang dilanjutkan pembangunannya di bulan Juli tahun ini, juga dilengkapi dengan fasilitas lift. “Setiap tower nantinya akan dilengkapi 2 unit lift berkecepatan 90 meter/menit. Lift jenis ini biasa digunakan buat apartemen-apartemen mewah,” ujar Ir. R Vincensius.
Diharapkan pemilik unit apartemen di sini adalah mereka yang bermukim di kawasan sekitar. “Karena lokasinya dekat dengan Bandara Soekarno – Hatta, pilot atau pramugari juga menjadi target market apartemen ini,” kata Marketing Manager Grand Surya Apartment, Marthen Roe Roe.

Selain dekat dengan bandara, apartemen yang sekitar 70% sudah laku terjual ini, pun dikatakan startegis karena memiliki akses keluar-masuk ke wilayah Pluit, Tangerang, Grogol, dan Bandara Soekarno – Hatta. “Apartemen ini memiliki 4 akses keluar-masuk yang memudahkan penghuninya dalam beraktifitas. Belum lagi dekat dengan Jakarta Outer Ring Road yang rencananya akan selesai 2009 nanti,” ucap Marthen.

Syarat kepemilikan Grand Surya Apartment, sama dengan syarat yang ditetapkan apartemen bersubsidi lainnya. Di antaranya, belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan penghasilan maksimal 4,5 jt/bulan.
Sedangkan bunga yang ditawarkan sebesar 9,5% fix selama 4 tahun. Cara pembayaran dengan memberikan down payment sebesar 20% dan sisanya dibayarkan melalui KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) BTN.

Harga 1 unit apartemen yang dikerjakan oleh PT Catur Bangun Mandiri (CBM) ini ditetapkan sebesar Rp 144 juta. “Semakin tinggi lantainya, harga unit pun akan lebih mahal. Tambahannya paling besar sekitar 10% dari harga jual,” jelas Marthen .

Ukuran setiap unit terbilang lebih luas dibanding unit di apartemen bersubsidi lainnya di Jakarta. Luasnya sekitar 36 M2/net. “Luas itu belum termasuk selasar. Kami hanya menghitung luas ruangannya saja,” kata Marthen.

Bukan Murahan
Merebaknya apartemen bersubsidi tidak lepas dari harganya yang terbilang murah. Sebut saja seperti harga 1 unit apartemen di Grand Surya Apartment yang hanya sekitar Rp 144 juta. Tapi, menurut Ir. R Vincensius, apartemen bersubsidi, biar murah namun tidak murahan.

“Pikir saja, mana ada yang murah untuk bangunan bertingkat. Belum lagi kualitas lift atau pemadam kebakaran yang pada dasarnya sama dengan gedung bertingkat umumnya,” jelas Ir. R Vincensius.

Di sini pun, lanjutnya, spesifikasi bangunan tidak seperti flat. Kami menggunakan full plafond gypsum dan sanitari menggunakan Toto (bukan dengan embel-embel setara). Jaringan listrik berada di bawah tanah.

Maraknya apartemen bersubsidi seperti ini sebenarnya berefek positif buat masyarakat, terutama buat yang berpendapatan menengah. Mereka bisa memiliki tempat tinggal di Jakarta yang sudah semakin sempit lahannya. Apalagi kebanyakan apartemen dibangun di lokasi strategis berdekatan dengan pusat kota. Asal saja, tidak disalahgunakan oleh orang-orang kaya yang ikut-ikutan berebut apartemen bersubsidi ini.

Read More ..

Marah Penyebab Stroke

Menurut Anda, siapa yang paling membuat Anda marah? Anak, istri, atau teman? Jawabannya adalah diri Anda sendiri.


Mengapa? Karena rasa marah sebenarnya timbul dari diri sendiri walau sering kali pemicunya adalah dari luar diri. “Bila kerap dipikirkan, rasa marah tentunya akan terus membahana di dada kita. Makanya, kalau marah jangan terus dipikirkan penyebabnya,” kata Psikiatri RS Pantai Indah Kapuk, Dr. Liza.

Kita sendiri tentunya pernah marah. Marah kepada siapa saja yang kita anggap merugikan, merendahkan, atau membuat kecewa kita sendiri. Namun, bila rasa marah lebih mendominasi, maka kita bisa disebut sebagai orang yang pemarah. Karena seringnya kita menunjukkan rasa marah.

Ada beberapa sebab kenapa kita lebih pemarah dari orang lain. Di antaranya adalah faktor pola pikir karena tidak bisa mengendalikan kehidupan yang sedang dialami. Atau ada juga yang merasa tidak memiliki banyak ide bila tidak marah. Kemudian ada pula pengaruh faktor genetik yang memang sudah dibawa dari lahir.

Lainnya karena pengaruh kultur yang memengaruhi mengapa laki-laki lebih sering marah. Tidak jarang orang berpendapat bahwa marah dianggap sebagai penanda superioritas, lebih kuat, dan mencitrakan ketegaran diri.

Sebenarnya, bagian otak mana yang dapat memengaruhi marah? Dalam otak manusia, ada yang namanya otak rasional yang letaknya di daerah paling luar dan otak emosional yang berada lebih dalam. Otak emosional ini berhubungan langsung dengan pusat otonom yang berhubungan dan mengatur jantung serta bagian penting tubuh lainnya.

“Nah, ketika kita marah, otak rasional kita dilangkahi dan langsung menuju otak emosional. Makanya, saat kita marah, sering kali jantung berdegup kencang karena memang otak emosional berhubungan langsung dengan jantung,” ujar Neurolog RS Pantai Indah Kapuk, Dr. Yudha.

Rasa marah sendiri bisa ditujukan kepada orang lain atau diri sendiri. Bila marah kepada diri sendiri akibatnya bisa merasa minder atau melakukan bunuh diri. Meski begitu, marah boleh saja diungkapkan asal di tempat yang benar karena marah adalah bagian dari ekpresi seseorang. Namun, tetap harus ada input positif dan tidak agresif.

Jantung dan Stroke

Marah dapat memengaruhi aliran darah, kinerja jantung, dan dapat memicu penyakit stroke. Bahkan dalam sebuah penelitian dengan sampel 1000 orang, diketahui bahwa marah dapat menyebabkan tekanan darah meninggi.

Sampel penelitian tersebut diambil dari 1000 orang yang memiliki riwayat jantung. Ketika dilakukan penelitian, hanya dengan mengingat penyebab mengapa mereka menjadi marah saja, tekanan darah langsung meningkat.

“Hanya dengan cerita saja yang menyebabkan memori mereka timbul, 5 – 10% aliran darah mereka dapat berkurang,” ucap Dr. Yudha.

Sedangkan hubungannya dengan penyakit stroke, itu karena sebagian besar pencetusnya adalah dari rasa marah. Stroke sendiri saat ini prevalensinya terus meningkat dan menduduki peringkat ke-3 penyebab kematian manusia. Terlebih lagi, dewasa ini stroke tidak lagi hanya menyerang kaum tua, tapi dapat pula menyerang manusia umur 30 – 40 tahunan.

Ada beberapa tips yang bisa diingat ketika kita marah :
1. Ambil waktu dan menghitung dari 1 – 10 sebelum kita merasa akan marah
2. Latihan fisik
3. Relaksasi, tarik nafas memakai otot perut, lepas perlahan sambil mengucapkan,”Santaiii…” Lakukan secara berulang
4. Identifikasi perasaan orang lain
5. Perbaiki pola pikir. Kendalikan amarah dengan cara mengendalikan kehidupan kita. Sebelum marah, pikirkan tentang : apa buktinya bila kita harus marah? Adakah cara pandang lain? Pikirkan konskuensinya bila kita marah, kembangkan empati, komunikasikan perasaan, jangan pernah berkata selalu dan tidak pernah, dan sebagainya.
6. Tumbuhkan sifat pemaaf dan tidak mendendam
7. Ketika marah, cobalah untuk berhenti dan tidak mengingat penyebabnya.

Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP