Marah Penyebab Stroke

Menurut Anda, siapa yang paling membuat Anda marah? Anak, istri, atau teman? Jawabannya adalah diri Anda sendiri.


Mengapa? Karena rasa marah sebenarnya timbul dari diri sendiri walau sering kali pemicunya adalah dari luar diri. “Bila kerap dipikirkan, rasa marah tentunya akan terus membahana di dada kita. Makanya, kalau marah jangan terus dipikirkan penyebabnya,” kata Psikiatri RS Pantai Indah Kapuk, Dr. Liza.

Kita sendiri tentunya pernah marah. Marah kepada siapa saja yang kita anggap merugikan, merendahkan, atau membuat kecewa kita sendiri. Namun, bila rasa marah lebih mendominasi, maka kita bisa disebut sebagai orang yang pemarah. Karena seringnya kita menunjukkan rasa marah.

Ada beberapa sebab kenapa kita lebih pemarah dari orang lain. Di antaranya adalah faktor pola pikir karena tidak bisa mengendalikan kehidupan yang sedang dialami. Atau ada juga yang merasa tidak memiliki banyak ide bila tidak marah. Kemudian ada pula pengaruh faktor genetik yang memang sudah dibawa dari lahir.

Lainnya karena pengaruh kultur yang memengaruhi mengapa laki-laki lebih sering marah. Tidak jarang orang berpendapat bahwa marah dianggap sebagai penanda superioritas, lebih kuat, dan mencitrakan ketegaran diri.

Sebenarnya, bagian otak mana yang dapat memengaruhi marah? Dalam otak manusia, ada yang namanya otak rasional yang letaknya di daerah paling luar dan otak emosional yang berada lebih dalam. Otak emosional ini berhubungan langsung dengan pusat otonom yang berhubungan dan mengatur jantung serta bagian penting tubuh lainnya.

“Nah, ketika kita marah, otak rasional kita dilangkahi dan langsung menuju otak emosional. Makanya, saat kita marah, sering kali jantung berdegup kencang karena memang otak emosional berhubungan langsung dengan jantung,” ujar Neurolog RS Pantai Indah Kapuk, Dr. Yudha.

Rasa marah sendiri bisa ditujukan kepada orang lain atau diri sendiri. Bila marah kepada diri sendiri akibatnya bisa merasa minder atau melakukan bunuh diri. Meski begitu, marah boleh saja diungkapkan asal di tempat yang benar karena marah adalah bagian dari ekpresi seseorang. Namun, tetap harus ada input positif dan tidak agresif.

Jantung dan Stroke

Marah dapat memengaruhi aliran darah, kinerja jantung, dan dapat memicu penyakit stroke. Bahkan dalam sebuah penelitian dengan sampel 1000 orang, diketahui bahwa marah dapat menyebabkan tekanan darah meninggi.

Sampel penelitian tersebut diambil dari 1000 orang yang memiliki riwayat jantung. Ketika dilakukan penelitian, hanya dengan mengingat penyebab mengapa mereka menjadi marah saja, tekanan darah langsung meningkat.

“Hanya dengan cerita saja yang menyebabkan memori mereka timbul, 5 – 10% aliran darah mereka dapat berkurang,” ucap Dr. Yudha.

Sedangkan hubungannya dengan penyakit stroke, itu karena sebagian besar pencetusnya adalah dari rasa marah. Stroke sendiri saat ini prevalensinya terus meningkat dan menduduki peringkat ke-3 penyebab kematian manusia. Terlebih lagi, dewasa ini stroke tidak lagi hanya menyerang kaum tua, tapi dapat pula menyerang manusia umur 30 – 40 tahunan.

Ada beberapa tips yang bisa diingat ketika kita marah :
1. Ambil waktu dan menghitung dari 1 – 10 sebelum kita merasa akan marah
2. Latihan fisik
3. Relaksasi, tarik nafas memakai otot perut, lepas perlahan sambil mengucapkan,”Santaiii…” Lakukan secara berulang
4. Identifikasi perasaan orang lain
5. Perbaiki pola pikir. Kendalikan amarah dengan cara mengendalikan kehidupan kita. Sebelum marah, pikirkan tentang : apa buktinya bila kita harus marah? Adakah cara pandang lain? Pikirkan konskuensinya bila kita marah, kembangkan empati, komunikasikan perasaan, jangan pernah berkata selalu dan tidak pernah, dan sebagainya.
6. Tumbuhkan sifat pemaaf dan tidak mendendam
7. Ketika marah, cobalah untuk berhenti dan tidak mengingat penyebabnya.

Artikel Berkaitan

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP