Tetap Menyegarkan di Tengah Kontradiksi


Beberapa bulan kemarin, ada tempat pijat dan refleksi yang ditutup paksa oleh polisi. Tempat mewah yang menyediakan berbagai fasilitas tersebut disinyalir berkamuflase sebagai tempat prostitusi.


Meski tidak semuanya, panti-panti pijat dan refleksi yang disangka juga menyediakan jasa prostitusi, pasti akan digrebek oleh warga sekitar atau polisi. Usaha mereka dinilai merusak moral dan agama serta bisa mencemari lingkungan sekitar.

Fenomena itulah yang dihadapi usaha pijat dan refleksi di mana-mana. Jenis usaha ini sering kali dianggap sebelah mata karena memang berurusan dengan tubuh dan ranjang. Apalagi kebanyakan terapisnya adalah para wanita.

Para terapis wanita ini sering kali diekploitasi atau diposisikan sebagai wanita pemuas “lelaki hidung belang”. Pun ada pula panti pijat yang memang mempekerjakan wanita-wanita penghibur sebagai terapis pijat. Mereka dipekerjakan bukan sebagai terapis pijat, tapi ditujukan hanya untuk “menghibur”. Keahlian memijat mereka apa adanya, yang penting bisa “memuaskan” pelanggan.

Namun, imej buruk yang terlanjur menempel di usaha ini, tidak juga menyurutkan usaha-usaha pijat dan refleksi bertumbuh di komunitas kita. Lihat saja di wilayah Kembangan dan Kebon Jeruk, di sana masih banyak bertahan tempat pijat dan refleksi.
Tapi, tempat pijat dan refleksi ini bukan seperti di atas. Melainkan yang bermanfaat untuk menyegarkan dan menyehatkan tubuh.

Dalam perkembangan bisnis pijat dan refleksi, ada pula beberapa usaha pijat yang khusus melayani panggilan. Mereka tidak melayani pijat di tempatnya, tapi siap dipanggil ke rumah, apartemen, atau di mana pun kliennya menginginkan.

Dengan pijat panggilan seperti ini, masyarakat tidak perlu memikirkan kemacetan yang kerap menghadang di jalan. Sehabis pijat pun, mereka bisa langsung istirahat atau melanjutkan aktifitas di tempat mereka.

Namun, layanan “pijat jemput bola” ini memasang harga yang lumayan tinggi. Kisarannya sekitar Rp 50 – 60 ribu dengan variasi jasa pijat tradisional, keseleo, bayi, dan paska melahirkan. Sedangkan durasi pijatnya sendiri antara 1,5 – 2 jam.

Pijat Tuna Netra
Tuhan memang memberikan berkat tersendiri buat masing-masing makhluknya. Di balik kekurangannya, para penyendang tuna netra sering kali memiliki kelebihan dalam memijat. Jadilah profesi sebagai tukang pijat dipilih sebagai tumpuan mata pencaharian mereka.

Operasional para tukang pijat tuna netra ini ada yang keliling di satu daerah atau menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk memijat. Keahlian memijat mereka sendiri biasanya didapat dari pelatihan-pelatihan yang dilangsungkan oleh lembaga tertentu. Dari situ, mereka akhirnya mampu menghidupi diri sendiri, bahkan keluarganya dan tidak bergantung pada orang lain.

Sebut saja seperti Dahlan, pemijat tuna netra yang tidak bisa melihat sejak berumur 5 tahun ini, dia hanya bermodal mengikuti kursus pijat di Pemalang. Sekarang, penghasilan per bulannya bisa mencapai 3 – 4 juta. (Hitungan 5 orang per hari dengan biaya pijat sebesar Rp 30 ribu).

Menurut salah satu pelanggannya, kalau kita pijat sama orang tuna netra itu beda. Rasanya lebih enak. Dahlan sendiri menggunakan teknik totok dalam memijat kliennya. Dia pun tidak menggunakan minyak atau lotion dalam memijat, tapi sebentuk powder/bubuk agar tidak meninggalkan bau di badan pelanggannya.

Manfaat dan Kendala
Berkembangnya tempat-tempat pijat dan refleksi ini tidak lepas dari kebutuhan warga Jakarta juga. Kesibukkan pekerjaan sehari-hari membuat mereka merasa stres dan penat. Dengan pijat, mereka merasa akan lebih rileks dan urat-urat syaraf kembali mengendur.

Selain itu, faktor kesadaran masyarakat perkotaan akan kesehatan, juga membuat bisnis ini berkembang pesat.

”Usaha pijat dan refleksi sangat berkembang pesat sekarang ini. Sudah banyak tempat-tempat pijat dari yang memiliki tempat mewah sampai pijat panggilan. Bahkan tidak jarang, ada yang awalnya kerja sendiri, sekarang bisa berkembang hingga mempunyai beberapa anak buah,” kata Pimpinan Massage Keluarga Sehat, Sandra Suzie.

Menurutnya, kebanyakan datang karena rata-rata ingin lebih rileks dan mengendurkan urat-urat syaraf yang tegang. Setelah beraktifitas seharian, biasanya seseorang akan datang ke tempat-tempat pijat refleksi minimal satu bulan sekali.

Memang setelah dipijat atau direfleksi, tubuh akan kembali segar dan otot-otot serasa tidak tegang. Tapi, menurut pemijat tuna netra pemilik Pijat Tuna Netra Jaga Sehat, Dahlan, di samping yang disebutkan di atas, pijat juga memiliki manfaat untuk menambah energi karena secara mekanistis memiliki kemampuan melatih saraf dan otot tubuh. Sehingga tubuh lebih fit dan mampu menangkal penyakit.

Di balik itu semua, dalam menjalankan bisnis ini, ada pula kendala yang harus dihadapi beberapa pengusaha. Salah satunya adalah masalah kompetitor.

”Kendalanya adalah soal anak buah. Terkadang banyak sekali anak buah yang awalnya ikut dengan kita, setelah beberapa lama dan mulai menguasai tentang bisnis ini, pergi dan buka tempat sendiri. Parahnya lagi, mereka cenderung mengambil langganan-langganan yang sebelumnya,” jelas Sandra.

Lain halnya dengan para pemijat panggilan. Mereka sering kali terbentur dengan masalah transportasi dan waktu.

Kendalanya, kata Dahlan, lebih kepada jika ada panggilan yang jaraknya sangat jauh. Dengan begitu, tentunya akan butuh waktu yang tidak sedikit untuk menjangkaunya. Namun untuk mengantisipasinya, biasanya pelanggan dikasih pengertian tentang jaraknya yang jauh.

Sering pula, ucap Pemilik Pijat Sehat Karya, Isam, konsumen memberikan alamat yang kurang jelas. Selain itu, transportasi pun menjadi kendala yang sangat berarti karena alat transportasi digunakan sebatas motor.

Meski begitu, mereka tetap harus mencari solusi atas masalahnya tersebut. Apalagi pijat dan refleksi ini merupakan jenis usaha yang bergerak dalam sektor jasa. Mau tidak mau, mereka harus memberikan pelayanan yang prima agar tidak terlindas kompetitornya.

Keahlian Pemijat
Baik usaha pijat tuna netra, panggilan, atau yang memiliki tempat berfasilitas bagus, pemijat atau terapisnya juga harus memiliki keahlian tersendiri dalam urusan pijat memijat. Tidak bisa asal-asalan, karena bila tidak, bukannya bertambah baik malah bisa salah urat.

Keahlian yang harus diketahui oleh para pemijat terutama adalah mengenai urat syaraf. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kondisi pelanggan yang ingin di pijat. Jika belum mengerti tentang teknik tersebut, bisa saja yang dipijat akan salah urat dan menyebabkan pembengkakan atau lainnya.

Teknik pemijatan yang dilakukan jelas sangat beragam. Untuk pijat refleksi, bagian yang dipijat hanya di wilayah telapak kaki dan sekitarnya. Sedangkan untuk pijat tradisional kesehatan mencangkup seluruhan bagian tubuh. Sedangkan untuk pijat keseleo dan bayi, sangat membutuhkan keahlian khusus. Tidak semua pemijat bisa melakukan itu.

Hal terpenting untuk pemijat adalah pengalaman. Jika para pemijat tersebut sudah berpengalaman memijat, otomatis mereka akan bisa dan terbiasa dengan hal itu. ”Inilah yang sangat dibutuhkan untuk pemijatan,” kata Pengelola Moi Reflexologi, Sutrisno.

Walau begitu, tidak semua terapis adalah yang berpengalaman, pasti ada beberapa yang terbilang baru dalam memijat. Apalagi buat tempat pijat dan refleksi baru dan banyak merekrut karyawan anyar.

Mengenai hal tersebut, Sutrisno mengatakan, tenaga kerja kami direkrut langsung dengan persyaratan memiliki keahlian dalam memijat refleksi. Walaupun demikian, tetap ada standardisasi yang diberikan tempatnya dengan melakukan pelatihan terlebih dahulu.

Sama halnya dengan Dahlan, modal utama jika ingin membuka panti pijat adalah keahlian memijat harus benar-benar dikuasai. Setelah itu, baru bisa memutuskan untuk membuka pijat panggilan atau di tempat. Bahkan bisa kedua-duanya.

Lebih dari itu, bukan hanya keahlian memijat saja yang diperlukan setiap tempat pijat dan refleksi . Tapi, juga mengenai pelayanan mengingat usaha ini bergerak dalam sektor jasa.

”Bukan hanya keahlian memijat saja, tapi juga pelayanan yang memuaskan. Ini bertujuan agar para pelanggan bisa memberikan informasi kepada orang lain dan bisa berpromosi dari mulut ke mulut,” jelas Sandra.

Mencari tempat pijat yang baik
Banyak tempat pijat dan refleksi yang bertebaran di komunitas kita. Agar tidak kecewa dengan pelayanannya, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
Selain kecakapan terapisnya dalam memijat, ada baiknya kita memerhatikan kebersihan dan kenyamanan tempat pijat dan refleksi yang akan kita datangi. ”Tempat pijat dan refleksi yang baik adalah selain memberikan hasil pijatan yang maksimal, tempatnya juga harus benar-benar nyaman sehingga kita bisa rileks,” ucap Sandra.

Keramahan para pemijat pun perlu dipertimbangkan bila ingin datang ke tempat pijat atau refleksi. Bila pelayanannya memuaskan, kita pun tak akan sungkan untuk merogoh kocek dan kembali lagi di lain waktu.

Kemudian, dalam mencari tempat pijat dan refleksi, pertimbangkan pula untuk mencari tempat pijat dan refleksi yang memberikan berbagai fasilitas dan program yang menarik. Salah satunya adalah bonus atau diskon harga yang diberikan pada para pelangganya.

Namun, menurut Isam, mencari tempat pijat dan refleksi yang baik sangat mudah sekali. Bila satu kali kita memijat dan merasa puas, maka itu bisa dikatakan baik. Dalam hal ini, pijat itu ada unsur cocok-cocokan.

”Terkadang walaupun pemijat itu sudah berpengalaman, namun jika kita tidak cocok, maka kita akan mengatakan bahwa pemijat tersebut tidak baik,” lanjutnya.

Pijat Refleksi
Selain bisa langsung dirasakan, pijat refleksi juga bisa membantu menghilangkan depresi dan penyakit-penyakit emosi lainnya. Buktinya, kaum wanita di Inggris beberapa tahun belakangan mulai banyak mendalami ilmu pijat ini. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh International Journal of Alternative and Complementary Medicine pada November 1996, para wanita yang menderita stres dan depresi merasa ada perbaikan setelah menjalani terapi pijat refleksi selama 30 menit setiap minggu.

Sebenarnya, lama terapi tergantung pada tujuan dan jenis gangguannya. Kalau gangguannya berat, harus dilakukan berulang-ulang sampai rasa sakit pada titik itu hilang. Kekuatan pemijatan tergantung pada toleransi yang dipijat. Terapis memang harus bisa mengira-ngira agar pasiennya tidak terlalu merasa nyeri. Kalau kelihatan kesakitan, tekanan pemijatan dikurangi. Atau, pemijatan dialihkan ke titik-titik yang lain, baru nanti kembali lagi.

Penentuan kekuatan pemijatan ini memang perlu dilakukan secara hati-hati. Kalau terlalu kuat, bisa-bisa kena pembuluh darah dan membuat memar. Jika pelaku terapi seorang dokter, tentu ia lebih tahu daerah-daerah yang dilewati pembuluh darah sehingga bisa menghindari tempat itu.

Secara teoretis, terapi ini bisa untuk menyembuhkan segala penyakit, termasuk penyakit infeksi. Infeksi bisa terjadi akibat badan dalam keadaan lemah. Badan tidak sanggup menghadapi kuman. Kalau dipijat refleksi, kesanggupannya dinaikkan. Sebenarnya, zaman dahulu tidak ada obat. Tapi, mereka bisa survive. Artinya, kembali ke orang itu sendiri untuk menggunakan daya tahannya.

Nah, daya tahan ini dinaikkan dengan pijat refleksi, karena semua organ jadi dalam keadaan siaga, kerja samanya juga lebih sempurna sehingga efeknya lebih besar untuk melawan serangan kuman.

Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang dengan asupan makanan yang sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup berolahraga. Semua orang tentu ingin senantiasa sehat. Berbagai cara untuk mencapainya bisa dipilih. Apabila cara itu tidak berdampak negatif, tak ada salahnya kita mencoba.

Artikel Berkaitan

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP