Zyrex - Bee 103G

Setelah sebelumnya hadir dengan Bee 106M dan Bee 106P yang berhasil meraih predikat netbook terbaik dari Majalah Infokomputer Maret lalu, kini hadir Bee 103G melengkapi jajaran netbook berkualitas Zyrex dengan nama Bee.

Bee 103G sudah dilengkapi dengan modem 3.5G atau lebih dikenal dengan HSDPA yang sudah built-in. Karena sudah dipersenjatai dengan Intel Atom, Bee 103G juga dapat terkoneksi ke dunia maya menggunakan jaringan WiFi sehinggan membebaskan pengguna untuk memilih tipe koneksi yang paling sesuai.

Profil pengguna Bee 103G adalah individu modern dengan mobilitas tinggi yang menginginkan kepraktisan dalam sehari-hari. Mereka ingin selalu dapat terkoneksi ke dunia maya, baik melalui hotspot WiFi atau HSDPA untuk urusan pekerjaan atau hiburan.
Netbook terbaru Zyrex ini, dijual dengan harga Rp 5.499.000 dan untuk sementara hanya tersedia dalam jumlah terbatas di cabang-cabang Zyrex tertentu.

Spesifikasi Bee 103G :
- Processor Intel Atom N270 dengan clockspeed 1.6 Ghz dan system bus 533 MHz dengan 512 KB Cache Memory
- Chipset Intel 945GC, chipset hemat biaya dengan graphic controller terintegrasi, multiple I/O port ternasuk PCI Express dan USB, Intel High Definition (HD) Audio
- Intel Graphic Media Accelarator 950, meningkatkan performa graphic yang memberikan visualisasi warna dan kejernihan gambar tanpa membutuhkan discrete graphic card
- Operating System : Windows XP Home Edition
- Monitor 10.2 inch
- RAM 1GB (1 slot)
- Hard disk 160 GB IDE
- 3 port USB 2.0
- Dimensi (P X L X T) : 259mm X 180mm X 26 – 35mm
- Berat : 1,4 kg

Read More ..

Bingung Tentukan Harga

Tanya:
Pak Rusman, sekarang ini saya baru merintis usaha jasa fotografi. Cakupan jasa saya seputar pemotretan pre wedding, wedding, produk, dan liputan acara. Setiap orang yang memakai jasa saya bisa memilih, apa hanya membutuhkan file foto atau sekalian sama hasil cetak fotonya yang sudah diberi frame atau pendukung foto lainnya.

Sampai sekarang, belum banyak orang yang memakai jasa foto saya. Tidak tahu apa alasan pastinya, tapi kebanyakan ada yang bilang harganya kemahalan. Padahal, banyak fotografer yang menawarkan harga yang jauh di atas saya, tapi bisnisnya lancar-lancar saja.

Terus terang, saya juga mengalami kendala dalam menentukan harga. Apalagi fotografi ini bersangkutan dengan urusan seni yang katanya susah untuk diukur dengan uang. Terkadang, sebelum menentukan harga, kita juga harus melihat dari kondisi keuangan calon klien dan sejauh mana apresiasi dia terhadap hasil foto.

Bagaimana menurut Pak Rusman mengenai masalah saya ini? Apa yang harus saya tempuh terlebih dahulu? Apa saya harus banting harga biar mendapat banyak klien? Terima kasih sebelumnya.

Jawab:
Bapak Aryo M. Hasan di Kembangan Utara, ijinkan saya menggarisbawahi kata-kata Anda yang berbunyi baru merintis usaha jasa fotografi. Dengan kata-kata tersebut, saya simpulkan bahwa Anda memang seorang pendatang baru di bisnis ini.

Nah, sebagai “new comer”, lazimnya Anda harus melakukan serangkaian kegiatan awal terlebih dahulu dalam rangka penetrasi dan “self branding” di sebuah industri yang baru Anda kenal, sekaligus baru mengenal Anda. Jangan risau kalau banyak fotografer lain memasang harga jauh di atas Anda dan bisnisnya lancar. Karena dapat dipastikan mereka adalah pemain-pemain lama (senior) yang telah mapan dengan jaringannya.

Pertanyaan yang mesti Anda lontarkan pada diri sendiri adalah: “Seberapa piawaikah saya dalam fotografi, yang dengan itu saya pantas menetapkan sebuah harga tertentu?”
Yang jelas, Anda harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Dalam dunia bisnis yang sepenuhnya mengandalkan keahlian, mau tidak mau Anda harus memiliki, mengetahui serta meningkatkan secara terus menerus keahlian dimaksud.

Guna mengetahui dan sadar seberapa tinggi kemampuan Anda, coba hubungi mereka yang benar-benar ahli fotografi. Berikan beberapa contoh karya Anda, dan minta mereka menilainya. Benar bahwa keahlian dalam fotografi tidak hanya menyangkut hal-hal teknis saja, tapi justru lebih melibatkan faktor seni. Pertajamlah sense of art (naluri seni) dalam bidang foto-memfoto, karena hal tersebut akan memungkinkan Anda menyesuaikan rate harga sesuai dengan tinggi-rendah nilai seni yang mampu Anda persembahkan pada klien. Jangan sungkan untuk minta pendapat para ahli mengenai hal itu.

Coba juga melakukan beberapa sesi pemotretan secara sukarela (gratis) pada berbagai kesempatan, seperti upacara perkawinan atau wisuda sahabat-sahabat Anda. Lalu minta pendapat mereka sebagai pengguna jasa yang awam, seberapa puas perasaan mereka terhadap karya Anda.

Selanjutnya, kenali pasar itu sendiri. Eksplorasilah berbagai informasi penting, seperti berapa rentang harga yang berlaku di pasaran saat ini, tren fotografi yang sedang “in”, siapa saja pemain-pemain yang ada, serta ke mana arah selera konsumen dari saat sekarang sampai 1 – 2 tahun ke depan.

Dari titik ini, Anda dapat menentukan “positioning” yang hendak Anda ambil, apakah hendak menggarap segmen menengah ke atas, atau sebaliknya menengah ke bawah. Berapa rentang harga yang hendak Anda terapkan, dan apa saja keuntungan beserta nilai tambah yang akan diperoleh konsumen dengan harga itu. Sesuaikah cost-benefit ratio yang akan diterima calon konsumen nantinya?

Sekali Anda sudah menentukan positioning dan harga jasa Anda, jangan sekali-kali merubahnya atas desakan konsumen. Kalau terlalu mudah menaik-turunkan harga, Anda akan terkesan tidak profesional. Apalagi praktik banting harga, sebaiknya haramkan saja manuver seperti itu. Karena lebih banyak terjadi, praktik banting harga hanya menjadi aksi bunuh diri bagi si pelaku.

Kalau pada suatu kesempatan Anda terkendala dengan kondisi keuangan pelanggan atau pun tingkat apresiasinya yang rendah terhadap hasil foto, maka Anda dapat memberikan kesempatan untuk menikmati “harga perkenalan” terlebih dahulu, yaitu dengan jalan memberikan diskon istimewa. Jangan memberikan penurunan harga, karena dapat merusak reputasi Anda sendiri yang sudah menetapkan diri pada positioning tertentu. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa pada akhirnya pelanggan mengerti akan kualitas karya Anda dan mau membayar penuh sesuai rate yang sebenarnya. (Rusman Hakim)

Read More ..

Anda Bukan Laskar Pelangi

Dalam perjalanan pulang, saya melihat sebuah fenomena alam yang sudah lama sekali tidak saya lihat, yakni pelangi. Sudah lewat bertahun-tahun semenjak saya terakhir kali melihat pelangi di langit setelah hujan. Dan hari ini saya akhirnya bisa melihat lagi spektrum warna pelangi melintas membelah langit sore yang dibayangi awan hitam.

Sekitar 5 menit saya terdiam dan hanya memandang pelangi tersebut, seperti halnya saya selalu menikmati sejenak berbagai fenomena alam, seperti hujan, petir, dan angin (kecuali banjir). Dan seperti biasanya, seluruh alam semesta ikut terdiam di saat itu.

Dalam keheningan tersebut pikiran saya berkecamuk, membawa kembali ingatan saya ke beberapa tahun yang lalu. Di hari ketika saya ditolak oleh wanita yang saya idam-idamkan dari SMA dengan alasan yang terlampau klise: saya terlalu baik untuk dia.

Saat itu, alam semesta seperti berpesta pora dan merayakan penolakan tersebut. Hujan menyambar, dan tiba-tiba awan hitam tersibak dan munculah pelangi yang semakin menghitamkan perasaan yang merobek-robek hati saya. Di hari itu, saya mengutuk pelangi dengan berbagai kutukan maut.

Lompat beberapa tahun ke depan, di hari ini, saya melihat lagi pelangi, tapi kali ini dalam perspektif yang benar-benar berbeda. Apakah Anda tahu fakta seputar pelangi? Saya yakin banyak di antara Anda yang hanya tahu kalau pelangi hanya muncul saat matahari bersinar sesaat setelah hujan reda. Dan saya sedang tidak berminat menjelaskan pada Anda deviasi dan sudut sinar matahari dan campuran titik-titik air yang bisa menyebabkan Anda melihat pelangi.

Tetapi, salah satu yang paling saya ingat adalah legenda harta karun pelangi. Karena begitu menakjubkannya pelangi yang muncul secara indah dengan setengah lingkaran yang sempurna, sebuah legenda menyebar di seantero dunia, yaitu bahwa tepat di ujung pelangi ada harta karun yang luar biasa.

Legenda ini menurut cerita menyebabkan banyak orang yang mengejar-ngejar ujung pelangi, setiap kali dia muncul setelah hujan deras. Dan berbagai variasi cerita muncul dari legenda tersebut, mengenai pria yang seumur hidupnya mengejar ujung dari pelangi dan sampai akhir hayatnya dia tidak pernah bisa menemukan ujung dari pelangi tersebut.

Sekarang, saya meminta Anda untuk membayangkan kehidupan romansa anda saat ini.
Anggukkan kepala kalau Anda merasa kehidupan romansa Anda seperti seseorang yang sedang mengejar harta karun pelangi. Anda sudah dapat melihat wanita impian di depan mata, malah sangat jelas. Wanita impian Anda mungkin benar-benar sangat terlihat, tapi anehnya terkadang ia menjadi sangat jauh, terkadang ia menjadi dekat.

Terkadang Anda dapat merasakan kalau sudah menemukan kunci mendapatkan wanita impian Anda tersebut, atau mendapatkan kehidupan romansa yang menyenangkan, atau kehidupan percintaan yang indah. Tapi, pada kenyataannya, apa yang seringkali Anda rasakan ternyata terbukti salah. Anda seperti mengejar ujung pelangi, ketika Anda merasa seperti sudah sampai di ujungnya, ternyata Anda salah. Ternyata masih ada ujung pelangi lainnya yang jauh di depan, dan Anda terus mengejarnya sampai tersadar kalau Anda hanya mengejar ilusi. Karena pada kenyataannya memang tidak pernah ada titik akhir dari sebuah pelangi.

Sama seperti fakta bahwa tidak akan ada dua orang yang melihat pelangi yang sama. Anda yang merasa sudah mengejar wanita impian Anda setengah mati dan merasakan ada kesempatan, ternyata pada akhirnya yang Anda dapatkan hanyalah bayangan dan ilusi. Dan berangkat dari paradigma yang salah, Anda kembali mengejar ujung pelangi yang lainnya lagi.

PDKT, nembak, ditolak, frustasi, sedih, tenggelam, dan siklus romansa Anda terus berulang dan berulang hingga Anda masuk ke dalam lingkaran mengejar pelangi yang tanpa ujung. Dead End. Fenomena RC atau Rainbow Chasing.
Disakiti, dikhianati, menunggu dan menunggu, bangkit kembali dan berusaha mengejar sebuah jawaban dari seluruh matrix romansa. Seperti mengejar ujung pelangi. Sampai akhirnya kami menyadari kalau sebenarnya kami terjebak dalam lingkaran sempurna tersebut.

Anda harus berhenti mengejar pelangi tersebut. Sadari bahwa Anda adalah pelangi itu sendiri. Pelangi adalah sebuah pertanda akan sesuatu yang baru. Pelangi yang muncul setelah banjir besar di kitab suci beberapa agama, pelangi yang muncul hari ini, pelangi yang selalu muncul setelah badai besar menghantam. Pelangi yang menjadi pertanda permulaan yang baru, permulaan yang lebih baik dari hantaman masalah besar.

Karena Anda adalah pelangi itu, Anda dapat mengambil keputusan memulai sesuatu yang baru hari ini, saat ini juga, tentang kehidupan romansa Anda. Buat perspektif yang berbeda, transformasi secara bertahap. Seperti contohnya, website HitmanSystem.com yang telah mengalami revolusi dan transformasi terbaru tepat satu minggu yang lalu.
Ketukkan jari Anda ke meja dan anggukan kepala Anda, jika saat ini Anda merasakan euforia dan adrenalin berlari ke seluruh tubuh Anda, dan sedikit demi sedikit, Anda bisa memahami makna cerita saya mengenai Pelangi.

Anggukkan kepala Anda sekarang juga, jika saat ini Anda merasa kesal akan kehidupan romansa Anda yang seperti berputar-putar dalam lingkaran setan. Anggukkan kepala Anda sekarang juga, jika saat ini Anda menyadari dan MUAK akan kehidupan sosial Anda yang begitu-begitu saja.

Anggukkan kepala Anda sekarang juga, jika saat Anda membaca artikel ini, Anda merasakan gemuruh di dada Anda dan suara di kepala Anda yang berteriak-teriak meminta Anda mengambil tindakan. Anggukkan kepala anda sekarang juga, dan buatlah hari ini sebagai hari di mana Anda memulai kembali hidup Anda yang baru!
Apakah Anda masih mau terus mengejar ujung pelangi, ataukah Anda ingin menjadi pelangi itu sendiri? (Hitman System)

Read More ..

Jakarta Menjadi Awal FJB 2009

Digelar selama 2 (dua) hari pada Sabtu, 23 Mei dan Minggu, 24 Mei 2009 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno Senayan, arena FJB mulai dibuka untuk umum pada pukul 12.00 WIB hingga 22.00 WIB di hari pertama.

Sedangkan di hari kedua, arena FJB akan dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. ”Sesuai dengan pilihan tema, kami hadirkan ratusan penjaja makanan pilihan berdasarkan keunggulan pada resep warisan, bahan baku pilihan, cara memasak otentik dan penyajian tradisional,” ucap Memoria Dwi Prasita, Brand Manager Bango, yang akrab disapa Memor.

“Melalui FJB, kami ingin mengajak masyarakat luas untuk melestarikan aneka masakan tradisional yang sudah dikenal luas dan dinikmati secara turun temurun dimana keberadaannya saat ini kalah populer dengan makanan siap saji dari mancanegara,” papar Memor. “Dalam festival kuliner inilah kita bisa memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Nusantara, terutama keanekaragaman makanannya,” tambahnya.

Menurut Memor, dengan adanya kegiatan semacam FJB, diharapkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap warisan kuliner Nusantara kian tumbuh dan berkembang secara meluas.

Selain penjaja makanan lokal, FJB kali ini juga akan menghadirkan 8 Duta
Bango yang mewakili kota Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Medan dan Jakarta. Para Duta Bango yang ikut serta dalam FJB 2009 di Jakarta adalah Kupat Tahu Gempol Yang Jempol (Bandung), Soto Udang Medan RM. Rinaldy (Medan), Tengkleng Ibu Edi (Solo), Rujak Cingur Sedati Ibu Nur Aini (Surabaya), Sop Saudara Jl. Irian (Makassar), Brongkos Ibu Suprih (Yogyakarta) , dan Tahu Bakso Ibu Pudji – Ungaran (Semarang). Sedangkan Pondok Sate Pejompongan terpilih sebagai Duta Bango wakil Jakarta yang juga bakal mengikuti festival jajanan di kota Surabaya dan Bandung.

“Ini adalah kesempatan langka, dimana kita bisa mencicipi aneka ragam masakan Nusantara khas daerah masing-masing dengan citarasa enak dan kondang yang bisa dinikmati dalam satu kesempatan. Inilah salah satu keunggulan FJB, dimana kita bisa menikmati berbagai makanan khas Nusantara tanpa harus mengunjungi satu-persatu tempat makan enak yang tersebar di berbagai daerah,” jelas
Memor.

Menurut Memor, berbeda dengan FJB tahun-tahun sebelumnya, FJB 2009 akan menghadirkan Kampung Bango, etalase perjalanan dan kiprah Bango selama ini. Sebuah upaya Bango untuk semakin dekat di hati pecintanya. Pengunjung akan dibawa ke sebuah tur yang menguak proses pembibitan kedele hitam hingga produksi. Juga tampil Dapur Bango Cita Rasa Nusantara yang akan berbagi resep khas Nusantara dan tips memasak dipandu oleh Koki Bango.

Sebagai ucapan rasa terima kasih Bango kepada para pecinta kuliner Nusantara, akan dibagikan secara cuma-cuma ribuan porsi Rujak Bango sebagai ide resep baru kepada para pengunjung.

FJB kali ini benar-benar lebih memanjakan para pengunjung. Sambil menyantap kelezatan aneka makanan dan jajanan khas Nusantara, tersaji berbagai acara hiburan yang menawan. Menyadari bahwa makanan merupakan bagian dari budaya, FJB juga menampilkan berbagai macam kesenian tradisional yang ikut meramaikan acara ini, seperti pagelaran tari khas Betawi dan Barongsai dengan aksi yang penuh kejutan.

Juga akan tampil penyanyi tenar Kris Dayanti yang akan menghibur pengunjung FJB. Khusus buat para pengunjung yang membawa balita dan anak kecil, tersedia juga tempat bermain untuk anak, sehingga FJB dapat menjadi hiburan bagi seluruh anggota keluarga.

Para pengunjung juga punya peluang untuk mengikuti kuis dan permainan interaktif dengan aneka ragam hadiah menarik. Selain dinikmati para pengunjung, adanya FJB juga memberi pengaruh positif kepada para penjaja makanan yang berpartisipasi, karena dengan keikutsertaan mereka, pelanggan menjadi bertambah dan usaha mereka dapat lebih berkembang. Sebagai catatan, jumlah pengunjung FJB tahun lalu sebanyak 680.000 orang dan total penghasilan penjaja makanan sebesar Rp 4,991,000,000 (hampir Rp 5 milyar).

Read More ..

Spesialis Iga Sapi Penyet Suroboyoan

“Sumpah iga ene enak banget!!! luarnya garing, dalamnya empuk! sambalnya mantab, plus taburan bawang goreng kering bikin tambah lengkap...”

Penggalan kalimat di atas bukan bikinan atau pesanan. Tapi, sebuah ekspresi, penghayatan beberapa orang yang menuliskan pengalamannya di blog setelah merasakan iga sapi penyet Warung Léko asli Surabaya yang berdiri 2006 silam ini.

Setelah sukses di Surabaya, Warung Léko kini memiliki beberapa cabang dan franchise yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya di Jakarta yang bertempat di Rukan Cordoba Bukit Golf Mediteranian, Pantai Indah Kapuk. Meski hadir di tengah kawasan elit, kesederhanaan masih menjadi gambaran yang tidak bisa dipisahkan darinya.

Sejak awal berdiri, kesan sederhana itu nampak dari gaya warungan sebagai konsep yang diusung pemiliknya. Selain membuat akrab sesama pelanggan, suasana warungan lebih dekat di hati masyarakat kita. Tidak ada kesan glamour, eksklusif atau serba wah lainnya.

Tengok saja meja dan kursi panjangnya, mirip warteg, yang menandakan semua orang di sana sama. Tanpa status, pangkat, jabatan, duduk sama rata menikmati iga sapi penyet yang disajikan. Ada juga deretan kursi bertahta payung penahan panas di teras luar yang langsung berhadapan dengan jalan boulevard PIK.

Menurut Pemilik Warung Léko PIK, konsep warungan sudah lekat dengan gaya hidup masyarakat. “Kalau iga sapi ada di restoran dan hotel itu sudah biasa. Tapi, kalau di warung, kan belum ada. Inilah yang menjadi ide kakak saya sejak awal, iga sapi penyetnya mengusung konsep warungan. Lagipula, iga sapi di tempat mewah, harganya jauh dari standar ekonomi masyarakat kita.”

Nama Léko sendiri dalam bahasa Jawa Suroboyoan berarti lahap. “Mas bisa lihat sendiri, orang yang makan di warung pasti memberi ekspresi tersendiri. Tanpa sungkan, mereka makan dengan lahap sesekali mengusap peluhnya yang jatuh karena saking nikmatnya. Sensasi ini yang kami hadirkan dari Warung Léko,” terang pria alumnus Universitas Petra Surabaya ini.

Merujuk komentar di atas, tak salah jika Warung Léko menghadirkan suasana warungan dengan menu spesial iga sapi penyet. Awalnya, saya heran mengapa iganya harus “penyet”? Setahu saya dipenyet berarti dipencet atau ditekan dari kedua sisi.

Ternyata keheranan saya tadi berujung pada pemahaman setelah pemiliknya menjelaskan bahwa istilah penyet merujuk pada cara mengolah sambalnya yang diulek di atas cowet atau cobek dari gerabah. Jadi, iga penyet maksudnya iga yang disajikan dengan sambal penyet.

Di tengah kepungan sambal instan kemasaan botol atau saset, sambal penyet setidaknya membawa kita kembali pada romantisme tradisi cara menyambal nenek moyang yang terlupakan. Dengan bahan terasi, cabai, dan garam yang dibuat secara manual di atas cobek, mengembalikan aroma khas yang lama hilang. Spesialnya lagi, bahan terasinya didatangkan langsung dari Surabaya.

Sedangkan iganya adalah iga sapi super dari pejantan lokal karena kualitas dagingnya baik dan sedikit lemak.

Iganya Nendang!
Sesuai dengan namanya, iga sapi penyet menjadi menu andalan khas Warung Léko. Sampai sekarang, Warung Léko tetap menyajikan iga sapi penyet sesuai pakemnya yaitu menggunakan piring dari gerabah atau tanah liat sebagai tempatnya. Di permukaan piring yang dilumuri sambal penyet tadi menjadi alas iga sapi dengan taburan bawang goreng di atasnya. Tak ketinggalan lalapan daun kol, kemangi dan mentimun menjadi teman setia sambal dan iga.

Satu porsi iga penyet berisi tiga potong iga besar yang pastinya bakal membuat selera makan Anda menjadi-jadi. Pasalnya, olahan iga sapinya terasa empuk sekali. Hanya dengan dua sentuhan jari tangan kita, daging iga mudah terkelupas dari batang tulang.

Hal yang membuat iga sapi penyet jadi dambaan adalah sambalnya yang terkenal pedas. Bisa dipastikan rasa pedas ini yang membuat orang lahap ketika menyantapnya. Namun, bagi yang tidak terbiasa dengan sambal pedas, tersedia sambal tomat.
Rasa pedas ini memang dipertahankan sedari awal. Ada 4 macam sambal yang bisa disesuaikan dengan selera pelanggan yaitu, sambal tidak pedas, sedang, pedas, dan ekstra pedas.

Menurut pemiliknya, pelanggan yang datang ke Warung Léko pasti mencari iga penyet. Tapi, banyak menu andalan lain yang tidak kalah dari iga penyet, sop iga misalnya. Karena disajikan di atas kompor, sop iga ini tetap hangat sehingga aroma kuah dagingnya tetap terasa sepanjang kita menikmatinya. Untuk menu sop iga, selalu ditemani sambal, suwiran daun bawang, dan jeruk nipis.

Di Warung Léko, ayam penyet, gurame penyet, otot penyet, untuk menyebut beberapa, adalah menu yang juga banyak dipesan selain iga penyet tentunya. Selain menu tadi, jangan Anda lewatkan cah kangkung yang ijo royo-royo dan cah toge.

Tapi, untuk minuman, Warung Léko menyajikan menu pada umumnya seperti, kelapa ijo, es cincau susu, teh tubruk, es teh manis dan aneka jus. Ketika Adinfo menanyakan kenapa menu minuman tidak spesial seperti iganya, pemiliknya hanya menjawab, “Kalau ke Léko, yang dicari iganya bukan minumannya.”

Di balik rahasia cita rasa khas Warung Léko, adalah keistimewaan bumbunya yang didatangkan langsung dari Surabaya. Hal ini berlaku untuk semua Warung Léko di manapun. “Rahasia bumbu dipegang mamah saya. Saya sebagai anaknya sendiri tidak tahu,” terang pemiliknya memberi sedikit bocoran pada Adinfo.

Meski baru dibuka 25 Maret lalu, Warung Léko yang juga akan hadir di wilayah Puri Kembangan , Jakarta Barat ini, sudah memiliki banyak pelanggan dari Pluit, Muara Karang, PIK dan sekitarnya. Pada hari-hari biasa, 150 kilogram iga sapi, atau setara dengan 400 porsi, bisa habis untuk memenuhi selera pelanggan yang datang. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu, bisa habis sekitar 560 porsi. Seringkali, mereka yang mau menikmati iga sapi di akhir pekan harus buru-buru kalau tidak mau masuk waiting list.

Dari pada menambah kebingungan tak berpangkal, silahkan datang dan rasakan sendiri menu Warung Léko yang buka dari pukul 11.00 - 10.00 malam. Selain bisa dinikmati di tempat, Warung Léko juga menerima pesan antar dengan minimum pemesanan 3 porsi iga penyet untuk wilayah Pluit dan sekitarnya.


Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP