SMS Untuk Lindungi Populasi Gajah

Kenya telah menjadi negara pertama di dunia yang mencoba melindungi populasi gajah dengan pesan singkat atau SMS. Kartu sim telepon seluler yang disisipkan ke ban leher gajah secara otomatis mengirimkan pesan saat mereka bergerak mendekati lahan pertanian, dan ini memungkin petugas pengaman satwa liar untuk menghalau hewan besar itu, bukannya menembak mereka.BBC

Read More ..

Google Ikut Runut Sebaran Flu

Perusahaan mesin pencari infomasi internet, Google telah meluncurkan alat online baru untuk membantu melacak penyebaran flu di Amerika Serikat. Perusahaan itu mendapati warga Amerika yang yang jatuh sakit mencari nasihat berkaitan dengan flu menggunakan fasilitas internetnya sebelum meminta pertolongan dokter.BBC

Read More ..

Sabar dan Komunikatif


Sosok satu ini memiliki kemampuan yang baik di bidangnya. Berbagai seminar kedokteran pun sering diikutinya. Pengalaman selama 28 tahun dalam bidang kedokteran, menjadikannya figur yang dapat diandalkan di komunitas Pluit dan sekitar.


Tak hanya itu, dokter lulusan Leuven Belgia ini juga pernah mendapat 2 penghargaan sekaligus. Lalu, bagaimana sejarah hidup, sepak terjangnya di dunia kedokteran, dan pokok pemikiran yang dianut?

Lahir dengan nama Rudy Setiadi, sosok ini dikenal sebagai figur dokter yang sabar, tenang, dan selalu memerhatikan keluhan-keluhan pasiennya. Oleh karena itu, banyak orang datang ke klinik miliknya, Beauty Line di Jalan Pluit Sakti Raya No. 89 Jakarta Utara.

Sejak kecil, cita-citanya memang ingin menjadi dokter. Makanya, setelah lulus SMA, ia mendaratkan keinginan melanjutkan pendidikan di universitas dan fokus pada ilmu kedokteran yang dicita-citakan.

Perjalanan dirinya menjadi dokter pun dimulai. Setelah mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Katholik University, Leuven Belgia selama 6 tahun, ia sempat merasakan menjadi dokter umum dan belajar ilmu perawatan/kecantikan selama 3 tahun. Berselang kemudian, ia pun membuka klinik pertamanya di Jl. Kartini 3, Pasar Baru.
Seiring perubahan jaman, dari Pasar Baru kliniknya berpindah ke Jl. Pangeran Jayakarta, Jakpus . Di sana, kliniknya bertahan selama 6 tahun, lalu pindah lagi ke Apartement Menara Marina. Terakhir, kliniknya tetap bertahan hingga sekarang di Jl. Pluit Sakti Raya.

Sebagai figur suami, Dr. Rudy mempunyai istri seorang spesialis akupuntur kecantikan dan pelangsingan bernama Dra. Lucy Wahyudi. Hal ini dipandang sebagai nilai tambah untuk jenjang kariernya. Kekompakan serta keharmonisan keluarga pun kental terasa karena sang istri setia menemani dan kerja bersama dalam satu klinik. Sehingga lengkap sudah cita-cita yang didambakannya sejak kecil.

Dari hasil pernikahan, Dr. Rudy dikaruniai 3 orang anak yang sekarang sudah beranjak dewasa. Ketiganya kini sedang menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Memang ada rasa sepi di dalam keluarga karena anak-anaknya berada di luar negeri, tapi Dr Rudy dan istri tidak pernah menyesal terlalu dalam dan tetap fokus dalam menjalankan profesinya.

Pria kelahiran Tasikmalaya, 16 Januari 1951 ini, memiliki visi dan misi yang jelas di bidangnya, yaitu peduli dan berambisi kuat mengatasi masalah perawatan dan kecantikan wajah serta tubuh. Tak heran, berbagai seminar laser, pelangsingan, manajemen slimming, Live Cell Therapist, serta banyak lagi sering diikutinya.

Dalam menghadapi pasien yang dikatakan “bandel”, Dr Rudy punya jurus jitu yang menarik. “Cara penanganan pasien seperti itu cukup mudah, harus ditangani dengan pikiran dingin dan bersabar,” katanya.

Komunikasi juga menjadi faktor penting untuk memberikan pengetahuan bagi pasien yang masih awam. Setelah itu, barulah diberikan solusi terbaik dalam mengatasi masalahnya. “Jadi, tidak harus dengan sifat yang kasar untuk menjelaskan metode yang ditawarkan klinik ini,” sanggahnya.

Mal Praktek
Mal praktek sering terjadi dalam bidang kedokteran, tidak kecuali dalam bidang kecantikan dan perawatan tubuh. Maraknya mal praktek dapat merubah pandangan masyarakat terhadap keahlian seorang dokter.

Menanggapi hal tersebut, Dr Rudy angkat bicara. Ia menjelaskan, bahwa mal praktek yang sering terjadi adalah karena banyak orang yang mengaku bertitel dokter dan memiliki kemampuan layaknya dokter. Padahal, mempelajari ilmu kedokteran di universitas saja, mereka belum pernah.

Dengan modal tekad dan pengetahuan dasar, mereka berani membuka klinik. Hasilnya, pasien bukannya lebih baik, tapi justru sebaliknya.

Penggunaan kosmetik di luar prosedur dan pengawasan dokter merupakan salah satu penyebab timbulnya mal praktek pada bidang perawatan dan kecantikan. Sama saja dengan pemberian dosis obat yang tepat pada pasien Diabetes. Antara yang sudah parah dengan yang ringan, sudah pasti berbeda takaran obatnya.

“Untuk itu, saya menghimbau agar masyarakat lebih jeli dan kritis dalam memilih klinik perawatan dan kecantikan yang baik,” ujar Dr Rudy.

Ada beberapa tips yang diberikan Dr Rudy untuk Anda yang ingin merawat wajah dan tubuh di klinik perawatan kecantikan. Pertama, dari segi legalitas klinik (artinya, kegiatan yang dilakukan harus langsung di bawah pengawasan dokter berpengalaman). Kedua, dari segi produk yang ditawarkan (apakah mempunyai efek samping bagi pasien). Ketiga, carilah klinik yang mempunyai teknologi dan alat modern, yang sesuai dengan kebutuhan, dan nyaman bagi Anda. Keempat, kebersihan dan kenyamanan fasilitas atau sarana penunjang klinik.

Modernisasi Ilmu Kedokteran
Dahulu, sebelum teknologi kedokteran modern masuk ke Indonesia, menurut para pasien yang pernah merasakan perawatan kecantikan jaman dahulu, memang ada kendala dan beresiko. Perlahan tapi pasti, teknologi kedokteran pun mulai berubah. Meski berdampak negatif pada sistem tradisional, tapi teknologi kedokteran modern juga melahirkan dampak positif. Terutama dari manfaat dan penggunaan yang efisien/efektif, cepat, dan aman. Bahkan untuk pasien, sangatlah membantu, praktis, dan memuaskan.

Sejalan perkembangan teknologi dunia kedokteran modern, klinik skin care milik Dr. Rudy Setiadi pun telah menggunakan SkinStation dengan teknologi LHE (Light Heat Energy). Teknologi ini aman, cepat, efektif, dan lembut untuk kulit.

Manfaat yang diperoleh di antaranya, meremajakan kulit (Skin Rejuvenation) akibat proses penuaan dan terkena sinar matahari, menghilangkan jerawat (Acne Clearence) dalam waktu 4 minggu (8 kali perawatan), serta dapat menghilangkan bulu-bulu ketiak (Hair Removal) kaki dan lengan serta bulu-bulu yang tidak diinginkan.

Ada pula teknologi Diamond Mikrodermabrasi Medical yang aman untuk kulit. Teknologi ini adalah pilihan holistik untuk perawatan kulit modern. Menawarkan cara halus dan efektif untuk peeling dan hanya bekerja pada lapisan kulit paling atas (epiderma).

Sebenarnya, ini adalah perawatan kulit kuno yang sudah diadaptasi, dimodernisasi, dan dipermudah dengan sistem Diamond Dermabrasion Medical. Kemudian, bagi Anda wanita/pria yang ingin menghilangkan tato di tubuh, ada juga alat canggih berteknologi laser yang tentunya aman, cepat, dan praktis. Lainnya, Dr. Rudy pun menawarkan formula Botox atau protein alamiah yang bagus untuk menghaluskan dan meremajakan kulit akibat kerutan.

Read More ..

Bebaskan Lahan JORR

Awal November 2008 lalu, Pemkot Jakarta Barat mensosialisasikan JORR (Jakarta Outer Ring Road) W2 Utara kepada warga di tiga kelurahan, Meruya Selatan, Meruya Utara dan Joglo, Kecamatan Kembangan.

Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Kelurahan Meruya Utara ini dijelaskan mengenai pembebasan tanah untuk proyek tersebut. Warga dan Pemkot Jakarta Barat bermusyawarah mencari titik temu mengenai pembebasan lahan.

Pembangunan JORR (Jakarta Outer Ring Road) W2 Utara sudah tertunda bertahun-tahun. Sekarang, proyek tersebut baru akan dilaksanakan, warga pun tidak tahu batasan-batasan mana saja dari lahan mereka yang terkena proyek tersebut.

Di sinilah, bagaimana biasanya sebuah proyek pemerintah mengalami kontroversi, terutama mengenai harga tanah yang akan dibebaskan. Bukan hal baru bila warga tidak puas dengan harga tanah yang diberikan pemerintah.

Mau tidak mau, bila masyarakat keberatan, mereka tetap harus menerima harga yang diberikan. Apalagi proyek ini mengatasnamakan kepentingan umum. Pemerintah tentunya memiliki alasan yang kuat untuk tetap melaksanakannya.

Sebaliknya, masyarakat pun memiliki sebab yang kuat mengapa mereka teguh dengan harga tanah yang menurut masyarakat pantas diterima. Apalagi sekarang ini susah sekali mendapatkan lahan kosong di Jakarta. Kalau pun ada, harganya pasti sangat tinggi.

Mudah-mudahan, dengan adanya pertemuan tersebut, silang pendapat antara pemerintah dan masyarakat dapat disatukan. Apalagi pemerintah berjanji bukan hanya tanah warga saja yang akan diberikan ganti rugi, tapi juga aset lainnya seperti tanaman, pagar, dan lainnya.

Dengan begitu, tidak ada milik warga yang terbuang percuma. Semua diganti oleh pemerintah. Semoga.

Read More ..

Semangatnya Sering Menjadi Cahaya

Kekurangan pada dirinya tidak dijadikan penghalang untuk bekerja dan aktif dalam organisasi masyarakat. Pandangan hidupnya yang tidak mau kalah dengan orang normal, menjadikan dirinya Ketua Pertuni Jakarta Barat.


Tuna netra adalah istilah umum yang digunakan untuk seseorang yang tidak dapat melihat. Dalam keterbatasan fisik, tak sedikit penyandang tuna netra yang memiliki kemampuan luar biasa. Misalnya, di bidang ilmu pengetahuan maupun organisasi.

Bahkan, seorang tuna netra sekarang dapat mengemudikan pesawat, bermain komputer, membuat komunitas, atau melakukan kegiatan seperti orang pada umumnya. Seperti yang dilakukan Dahlan dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia.

Bagi Sutejo M.Dahlan atau akrab dipanggil Dahlan yang tidak bisa melihat sejak berumur 5 tahun ini, hidup adalah pembelajaran tanpa henti. Setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu, jika ditelaah lebih jauh, selalu menjadi momen pembelajaran. Baik itu berupa halangan, rintangan, tantangan, atau berbagai kejadian apa pun yang kita temui.

”Jika bisa disikapi dengan bijak, maka selalu ada sisi positif yang bisa diambil sebagai proses belajar,” kata ayah dari empat orang anak ini.

Maka, tak salah jika orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Namun, semua itu harus dikembalikan pada individu yang menjalaninya. Jika tak ada proses evaluasi dan tindakan perbaikan, pembelajaran yang didapat pun tak akan maksimal.
”Hadirnya pengalaman baru akan bernilai jika kita bisa memaknainya dengan sudut pandang dan mindset positif,” urainya dengan mantap.

Pendidikan dan Masa Kecil
Anak ke tiga dari enam bersaudara ini, adalah satu-satunya yang mengalami kebutaan di antara semua saudaranya. Pada awalnya, gejala yang dialami karena demam, panas, dan suhu tubuh yang tidak menentu hingga akhirnya Dahlan mengalami kebutaan sampai sekarang.

Walaupun orang tuanya sudah berobat ke berbagai rumah sakit, tapi orang tua Dahlan tetap tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah kebutaan pada mata anaknya. “Saya harus menghadapi kenyataan kalau mata saya tidak bisa melihat lagi sejak saat itu,” kenang Dahlan dengan mimik sedih.

Ketika kecil, dalam pergaulan sehari-hari bersama teman sebayanya, kebutaan tidak menjadi penghalang. Dahlan yang dipanggil Tejo sewaktu kecil ini masih bisa bermain bola, bermain jangkring, atau memancing ikan seperti anak lainnya. Dirinya sendiri tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Singkatnya, sosok kita ini tidak menerima perlakuan diskriminatif dari orang-orang di sekitarnya.

Anak dari Safijan dan Dzasiah ini pun cukup disegani teman-temannya. Hal itu karena bapaknya adalah seseorang yang memiliki kelebihan dalam mengobati orang-orang sakit di kampungnya.

Memasuki usia 17 tahun, sosok yang lahir pada tanggal 23 September 1957 ini mulai masuk sekolah di SD P3KT ( Pusat Pendidikan dan Pengajaran Kegunaan Tuna Netra ) Kudus pada tahun 1973-1974. Di sekolah ini, Dahlan mendapat pendidikan yang hanya dikhususkan bagi tuna netra.

Baginya, mendapatkan ilmu adalah sesuatu yang harus dilakukan. Hingga akhirnya pada tahun 1976, sosok ini melanjutkan sekolah di SLB-A (Sekolah Luar Biasa Bagian A) khusus tuna netra dan dilanjutkan pada tahun 1980 mengikuti kursus pijat di Pemalang sebagai bekal hidup.

Merantau ke Jakarta

Selepas dari SLB-A pada tahun 1976, dengan bekal ilmu pijat, sosok yang bertinggi badan 160 cm dengan berat 58 kg ini mencoba peruntungan dan mengadu nasib ke Jakarta. Dahlan berangkat ke Jakarta dengan menumpang mobil secara estafet mulai dari tempat asalnya hingga Cirebon yang kemudian dilanjutkan sampai Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Setelah sampai di Jakarta, ada perasaan ragu di hatinya karena memang Dahlan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Hingga akhirnya memutuskan untuk pergi ke Tanah Abang. “Itu juga kebetulan dengar omongan orang tentang daerah tersebut,” ucap Dahlan.

Sifatnya yang tak kenal lelah dan menyerah, akhirnya mengantarkan Dahlan pada sebuah kehidupan seperti sekarang. Menjalani profesi tukang pijat yang memang hanya itulah keahlian yang dimilikinya.

Sebagai manusia biasa, Dahlan yang memiliki hobi menyanyi di kamar mandi dan olah raga loncat jauh serta tolak peluru ini juga memiliki keinginan untuk berumah tangga. Akhirnya, dengan karunia Tuhan, Dahlan menikah dengan Sumiyati (wanita tuna netra yang merupakan temannya sewaktu di SLBA) sekitar 1979. Sekarang ini, keduanya telah dikarunia empat orang anak dan lengkap sudah apa yang dicita-citakannya.
Setelah menikah, pada tahun 1983 dengan bantuan seorang penjahit pakaian, Dahlan pun mulai membuka tempat pijat pertamanya di Pos Pengumben, Jakarta Barat.

Organisasi dan Panti Pijat
Sifatnya yang tegas, jujur, dan memiliki kelebihan di antara teman-temannya sesama tuna netra, Dahlan akhirnya ditasbihkan menjadi Ketua Pertuni Jakarta Barat pada 27 Juli 2008 kemarin. Jabatan tersebut akan dipegangnya selama lima tahun ke depan.

Menjadi Ketua Pertuni bukanlah tugas yang mudah untuk dijalani. Dengan pengalamannya selama di Jakarta, Dahlan mau mengemban tugas yang diamanatkan teman-temannya.
Baginya, bergelut dalam organisasi bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya, dia juga pernah mengemban tugas sebagai Ketua Koperasi DPW Ikatan Tuna Netra Muslim DKI Jakarta, Bendahara Koperasi Himpunan Kesejahteraan Tuna Netra Alumni Kudus (Himtak), dan Ketua merankap bendahara Himpunan Kesehteraan Tuna Netra Alumni SLBA Solo.

Dalam menjalani jabatan di atas, Dahlan tidak pernah merasa bosan atau cape. Baginya, tugas yang didapat sekarang adalah amanah yang harus dijaga dan dijalankan sebaik mungkin agar hasilnya maksimal. “Kalo dijalanin setengah-setengah, hasilnya pun bisa kurang maksimal,” ungkapnya.

Dahlan sendiri mengaku sudah menjalani usaha pijatnya selama 20 tahunan. Dulu, ia pernah menjadi tukang pijat keliling di daerah Palmerah, Jakarta Barat, sebelum akhirnya memutuskan menetap dan membuka panti pijat Jaga Sehat di Jl. Raya Joglo RTO7/RW 01 No 42.

Dahlan adalah salah satu dari sekian banyak tukang pijat tuna netra yang memiliki banyak pelanggan hingga saat ini. Dia benar-benar menunjukkan bahwa sukses memang hak siapa saja dan merupakan contoh nyata orang yang bisa "melihat" dengan tekad dan hati.

Halangan dan tantangan dilihatnya sebagai proses pembelajaran diri. Kekurangan yang dimiliki malah menjadikannya manusia penuh semangat dan tak pernah putus asa. Itulah Dahlan, semangatnya sering menjadi cahaya dalam hidup orang-orang tuna netra lainnya.

Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP