Kompetisi Usaha Servis Elektronik
Kebanyakan orang hanya bisa membeli, tapi tidak bisa memerbaiki produk elektronik yang dimiliki. Karena itulah, bisnis perbaikan atau servis produk elektronik memiliki pangsa pasar.
Seperti dialami Rahmat yang tinggal di Kebon Jeruk. Bapak dua anak ini kebingungan ketika DVD player yang dibeli 2 tahun silam tidak bisa lagi membaca keping DVD karaokenya. Padahal, setiap harinya Rahmat gandrung sekali berkaraoke. Entah itu lagu dangdut atau lagu lawas yang digemarinya.
Karena memang tidak tahu harus bagaimana dan dia juga “buta” dengan masalah elektronik, akhirnya dibawalah DVD playernya ke tempat servis elektronik yang tidak jauh dari rumah. Singkat kata, tidak sampai setengah jam, barang elektronik kesayangannya sudah “sehat” kembali.
Menurut teknisi di tempat perbaikan elektronik, DVD player milik Rahmat hanya kotor optic-nya. Jadi sebenarnya, hanya cukup dibersihkan saja. Tidak ada suku cadang yang harus diganti.
Akh, begitu mudahnya perbaikan itu. Tapi, Rahmat tidak tahu. Begitulah contoh kasus yang sering dialami masyarakat dengan produk elektroniknya. Hanya bisa membeli, tapi tidak bisa memerbaiki.
Selain alasan di atas, perkembangan usaha servis atau perbaikan produk elektronik juga dipicu oleh jumlah produksi dan tingginya pemilik produk elektronik. Harganya pun terus bersaing dan semakin relatif terjangkau segala lapisan masyarakat. Apalagi sekarang ini banyak sekali produk asal China yang terbilang lebih murah.
Lihat saja, hampir di setiap rumah, pasti memiliki barang elektronik. Entah itu hanya sekedar televisi 14” atau VCD player seharga Rp 100 – 200 ribu. Mereka-mereka inilah pangsa pasar dari usaha servis produk elektronik.
Fenomena tersebut ternyata memang dirasakan pemilik usaha servis elektronik seperti Wani. Menurutnya, saat ini, pelanggan yang lumayan banyak adalah mereka yang ingin menyervis AC, kulkas dan mesin cuci. Banyak masyarakat yang memang sudah memiliki peralatan elektronik tersebut.
“Dulu, barang-barang elektronik seperti itu hanya dimiliki kalangan tertentu saja. Tapi saat ini, orang yang rumahnya masih sewa/ngontrak saja sudah menggunakannya. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan jasa servis elektronik terus meningkat,” ungkapnya.
Dalam melayani konsumen, para pengusaha servis elektronik tidak pilih-pilih. Baik dari segi wilayah maupun jenis konsumennya. Biar tempat usahanya ada di Puri Indah, mereka tidak menolak bila harus datang ke Bekasi, misalnya.
Begitu juga kalau harus datang ke sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka tidak segan-segan menerima order dari perusahaan besar sekali pun. Malah mereka akan senang menerimanya karena biasanya perusahaan tersebut akan menjadi pelanggan tetap.
Hal tersebut diakui Pemilik Kurnia Teknik, Benny. Pelanggan usahanya bukan hanya di Jakarta, tapi juga sampai ke Tangerang dan Bogor. “Konsumen saya cukup banyak dari kalangan perorangan, perkantoran, instansi, sampai sekolahan,” jelas Benny.
Sedangkan Wani, dengan dibantu 4 orang tenaga mekanik, melayani segala lapisan masyarakat dan perkantoran. Salah satunya adalah Kantor Kementrian Pemberdayaan Perempuan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. “Saya sudah merawat AC di kantor tersebut sejak 1997,” tukasnya.
Servis AC
Sebagian besar usaha servis elektronik, bisa merawat dan memerbaiki semua produk, tapi yang banyak dicari masyarakat adalah perawatan AC. Hal itu karena memang pendingin ruangan tersebut perlu perawatan rutin tiap beberapa bulan. Kalau tidak, AC akan boros listrik dan tidak maksimal suhu dinginnya.
Kurnia Teknik mempunyai data pelanggan yang setiap 2 - 3 bulan akan diingatkan untuk masa servis. Hal inilah yang biasa disebut sebagai pelanggan. Biasanya, perlakuan servis tersebut berlaku untuk pemeliharaan AC yang harus dibersihkan setiap 3 bulan sekali.
Dengan begitu, para pengusaha tersebut, bila sudah memiliki banyak pelanggan, akan bisa memerkirakan pendapatannya tiap bulan. Tapi, hal itu juga tidak bisa menjadi jaminan karena ada juga konsumen yang menolak rutinitas perawatan AC, meski sudah menjadi pelanggan.
Dalam menawan pelanggan, usaha servis produk elektronik, seperti halnya usaha jasa lainnya, akan memberikan pelayanan dan purna jasa yang baik. Misalnya, memberikan garansi atau nilai lebih lain yang menguntungkan konsumen.
Seperti dilakoni Puri Teknik yang berani memberikan garansi sekitar 3 bulan. Menurut Wani, Puri Teknik tidak main-main dalam hal ini. Saya sendiri akan segera menindaklanjuti pelanggan yang kurang puas dengan layanan yang diberikan. Saya tidak ingin pelanggan kecewa, makanya saat ini saya masih turun ke lapangan.
Di samping garansi, ada juga usaha servis elektronik yang memberikan kelebihan dalam menjaga kesehatan konsumen dan perawatan maksimal produk. Hal ini dilakukan Kurnia Teknik dalam setiap perawatan AC.
“Kami lebih memelihara dan melindungi aset pelanggan. Dalam hal ini, setiap servis berkala yang dilakukan, kami bukan hanya sekedar mencuci atau menyemprot saja, tapi juga menjaga kesehatan konsumen,” ujar Benny.
Biasanya, lanjutnya, tempat lain hanya melakukan pembersihan dengan penyemprotan, sedang kami beda. Pembersihan kami lakukan hingga ke sela-sela yang tidak terjangkau. Bahkan, noda-noda hujan AC outdoor pun akan kami bersihkan. Selain itu, selang pembuangan air AC yang biasanya tidak tersentuh pun akan kami bersihkan menggunakan pembersih dan shampoo. Sehingga bakteri-bakteri yang menempel pun musnah.
Bila ada jasa, pasti ada biaya yang harus dibayar konsumen. Usaha servis produk elektronik, khususnya produk rumah tangga, memiliki kisaran biaya yang berbeda-beda. Meski tidak terpaut jauh, tapi masalah ini masih menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih tempat servis produk elektronik.
Sebut saja servis AC atau pendingin ruangan. Ada yang memasang biaya terendah Rp 30 ribu, tapi ada pula yang memasang biaya tertinggi senilai Rp 60 ribu sekali servis atau perawatan. Perbandingan biaya ini tentunya berdasarkan pelayanan dan kualitas jasa yang diberikan.
Misalnya saja Kurnia Teknik, dengan biaya yang ditetapkannya, konsumen akan mendapat pelayanan maksimal, bukan hanya asal dibersihkan. Kemudian, setiap komplain atau kritik konsumen, akan segera ditindaklanjuti untuk menjaga kualitas jasanya.
Bila sekedar perawatan AC, tidak ada tambahan biaya lagi dari besaran angka tersebut, termasuk masalah transportasi. Teknisi perawatan biasanya akan datang langsung ke rumah atau kantor untuk membersihkan AC. Lama perawatan tidak lebih dari 1 jam, sudah termasuk pembersihan unit dalam dan luar.
Komputer
Mungkin selain AC, perawatan atau perbaikan elektronik yang sering dicari masyarakat adalah tempat servis komputer. Perangkat ini tentunya juga sudah populer di masyarakat dan hampir semua lapisan masyarakat memiliki komputer.
Terlebih lagi, sekarang ini banyak toko penjual komputer yang menawarkan skema kredit pada setiap orang yang ingin memiliki komputer. Dengan begitu, populasi komputer akan terus bertumbuh seiring semakin mudahnya cara pembelian.
Sama halnya dengan produk elektronik lain, komputer juga perlu perawatan dan perbaikan. Apalagi sekarang ini banyak komputer yang bukan kategori pabrikan. Komputer jenis ini biasanya memang rentan akan kerusakan.
Masalah di komputer biasanya dibagi menjadi 2 kategori. Antara tentang perangkat keras atau perangkat lunaknya. Setiap usaha perawatan atau perbaikan komputer, sangat menguasai kedua hal tersebut. Hanya dengan melihat kondisi komputer, mereka akan bisa memerkirakan kerusakan yang dialami.
Dalam perawatan komputer, ada juga dikenal pelanggan. Artinya, konsumen yang secara rutin menggunakan jasa perawatan komputer. Hal ini dilakukan Media Komputindo yang sudah memiliki sekitar 80 pelanggan di Puri Indah. “Biasanya, kami melakukan perawatan yang sudah terjadwal berapa kali dalam seminggu atau sebulan,” kata Pemilik Media Komputindo, Julius.
Di samping itu, dalam hal perbaikan dan perawatan komputer juga dikenal “rasa percaya”. Artinya, setiap orang yang pernah melakukan perbaikan pada satu teknisi dan hasilnya memuaskan, pasti akan mencari teknisi tersebut bila ada kerusakan lagi pada komputernya.
Menurut Pemilik Multimedia, Faturahman, hal itu sering terjadi pada dirinya. Sudah banyak pelanggan yang terus mencari saya kalau komputernya rusak. “Mereka sudah percaya,” ujarnya.
Kuncinya, lanjut Faturahman yang akrab dipanggil Fatur, adalah kejujuran. Kalau kita bekerja jujur, hasilnya pasti akan mujur. Karena sekali orang dibohongi, maka mereka tidak akan percaya lagi. Kalau sudah begitu, kita akan kehilangan pelanggan. Mereka hanya sekali datang, dan tidak mau kembali lagi.
Selain datang langsung, setiap orang yang ingin memerbaiki atau merawat komputer bisa pula memanggil teknisi komputer ke rumah. Dengan begitu, konsumen tidak perlu repot membawa komputernya. “Kalau tidak sempat datang ke sini, kami juga bisa datang ke rumah atau kantor bila ada kerusakan komputer. Konnsumen tinggal telepon saja,” kata Julius.
Hal tersebut juga diamini oleh Fatur yang sebagian besar konsumennya meminta untuk datang ke rumah atau kantor. “Saya memang lebih fokus pada servis atau perawatan panggilan, biar konsumen tidak repot. Apalagi biasanya mobilitas mereka cukup tinggi,” jelasnya.
Setiap usaha servis komputer, tidak hanya melayani perawatan atau perbaikan desk computer yang dilengkapi unit monitor dan unit CPU, tapi juga laptop, notebook, atau komputer jinjing segala merek.
Sedangkan biaya yang harus dibayar konsumen dalam perawatan atau perbaikan komputer, sebagian besar teknisi tidak dapat memastikan angkanya. Tergantung kerusakan yang dialami. “Meski kami bisa memerbaiki segala kerusakan komputer, tapi kalau mengenai biayanya, tergantung tingkat kerusakannya. Makanya kita harus cek dulu kondisi komputernya,” ucap Pemilik Milenia Notebook, Anton.
Mengenai biaya, Fatur menambahkan, kami akan memberi harga yang terjangkau. “Terpenting bagi saya adalah memberikan pelayanan yang memuaskan pada pelanggan. Untuk biayanya, itu nomor dua, yang penting konsumen puas,” tukasnya.
Sikap Konsumen
Di balik kebutuhan masyarakat akan tempat servis dan perbaikan produk elektronik, konsumen perlu kritis dalam memilih. Hindari asal pilih tempat servis atau perbaikan. Karena tidak sedikit yang “nakal” atau membohongi konsumen hanya untuk meraup banyak keuntungan.
Lihatlah cara kerja dan sikap teknisinya ketika melayani konsumen. Apakah sudah mencerminkan keprofesional kerja atau malah menjadikan produk elektronik Anda sebagai “barang percobaan”. Kalau memang sudah berpengalaman, ketika ditanya mengenai penyebab kerusakan, pasti akan menjelaskan dengan logis.
Bila memang produk elektronik Anda masih dalam masa garansi, akan lebih baik menggunakannnya. Karena kalau tidak digunakan dan memerbaiki kerusakan di tempat servis umum, maka produsen resminya tidak akan mau lagi memerbaikinya.
Mengenai biayanya, cobalah untuk mencari angka pasarannya melalui teman, tetangga dekat atau bisa juga mencarinya melalui intenet. Karena biasanya, tawar menawar masih berlaku dalam jasa servis atau perbaikan produk elektronik.