Yang Perlu Diketahui dari Influenza A H1N1
Influenza A H1N1, atau lebih dikenal sebagai swine influenza atau flu babi, disebabkan oleh virus yang termasuk anggota virus Influenza A (H1N1). Virus ini bersifat hybrid, dengan gabungan elemen genetik dari virus flu babi, virus flu burung, dan virus flu pada manusia.
Sejak 29 April 2009, organisasi kesehatan dunia WHO telah menetapkan tanda waspada pandemi global pada level 5. Maknanya adalah keadaan pandemi akibat Influenza H1N1 mengancam.
Centers for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa Influenza H1N1 yang awalnya merebak di Meksiko, saat ini telah menyebar di banyak negara bagian Amerika dan Columbia, Kanada, Inggris, Spayol, Jerman, Selandia Baru, dan Israel. Data terbaru tanggal 29 mei 2009 menampilkan jumlah kasus sebanyak 8.975 yang tersebar di negara-negara bagian Amerika dan Kolumbia, dengan 15 kasus di antaranya meninggal.
Adakah kasus influenza H1N1 di Indonesia?
Virus Influenza H1N1 biasanya hanya hidup di daerah dingin yang memiliki empat musim, yang mungkin tidak akan mampu hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Namun demikian, terbuktinya kasus penularan virus flu H1N1 yang cepat antar manusia, Departemen Kesehatan telah melakukan langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan.
Sepuluh thermal scanner untuk mendeteksi suhu badan di terminal kedatangan bandara internasional seluruh Indonesia, persiapan obat-obatan untuk menanggulangi flu H1N1, persiapan 100 rumah sakit rujukan yang awalnya merupakan RS rujukan untuk kasus flu burung, persiapan laboratorium untuk pemeriksaan H1N1.
Sampai bulan Mei 2009, kasus influenza H1N1 belum ada di Indonesia. Satu tersangka kasus, seorang jurnalis asal negeri Cina, terdeteksi lewat thermal scanner di Bandara Ngurah Rai, karena menderita panas, sakit tenggorokan, batuk dan pilek. Setelah dilakukan pemeriksaan, spesimennya negatif dan sekarang ia sudah sehat kembali.
Gejala apa yang harus diwaspadai? Siapa saja yang punya risiko tinggi untuk tertular virus flu H1N1?
Virus influenza H1N1 menular melalui udara pernapasan dan kontak langsung dengan virus. Semua orang mungkin dapat tertular, namun anak-anak usia kurang dari 5 tahun, wanita hamil, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu adalah kelompok orang yang mempunyai risiko paling tinggi untuk tertular flu H1N1.
Gejala flu ini mirip dengan flu burung, yaitu demam tinggi, batuk pilek, nyeri tenggorokan, lesu dan letih, yang mungkin disertai mual, muntah dan diare. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada anak adalah terjadinya napas cepat atau sesak napas, warna kebiruan pada kulit, anak menjadi sangat rewel atau cenderung tidur terus, tidak mau makan dan minum.
Adakah cara definif untuk mencegah penularan?
Hidup sehat dan senantiasa menjaga kebersihan personal adalah kunci menghindari tertular virus H1N1. Cuci tangan sesering mungkin menggunakan air dan sabun, terutama setelah batuk atau bersin, sebelum makan, dan sebelum menyentuh bagian tubuh seperti wajah, mata, hidung dan mulut. Hand sanitizer yang mengandung alkohol juga cukup ampuh. Tutuplah hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin, buang tissue pada tempatnya. Hindari kerumunan orang banyak untuk meminimalkan penularan. Hindari bepergian jika sedang sakit.
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang benar-benar dapat memberi pencegahan terhadap influenza H1N1. Organisasi kesehatan dunia bekerja sama dengan badan farmasi sedang giat melakukan berbagai upaya dalam hal pengadaan vaksin, yang dapat memberikan efek proteksi terhadap virus baru ini. (Sumber: WHO, CDC, Departemen Kesehatan RI)