Titi Qadarsih
Artis Gaek yang Peduli Dunia Seni Anak
Dunia hiburan tidak pernah sepi dengan artis pendatang baru yang siap orbit. Mengandalkan wajah yang ganteng dan cantik saja tidak cukup. Hanya talenta dan bakat yang membuat seorang artis melegenda.
Tidak ada yang berubah dari seorang Titi Qadarsih. Perempuan kelahiran 64 tahun silam ini tetap enerjik di balik balutan baju balet hitam dengan rok mekar. Menyandang selendang dengan rambut diapit pita dan dihiasi bunga sepertinya sudah menjadi ciri khasnya yang tak terpisahkan.
Gayanya yang tetap centil masih terpancar kuat dari perempuan kelahiran Kediri ini. Seakan umur bukan kendala berarti untuk terus beraktifitas dalam dunia kesenian. Saat ditemui Adinfo di salah satu studio musik di bilangan Pantai Indah Kapuk, Trinity Music Centre, ibu dua orang anak ini tetap menyimpan aura layaknya seniman kebanyakan.
Artis yang mengawali karirnya sebagai model ini sudah malang melintang di dunia hiburan Indonesia. Prestasinya baik di dunia model, peran dan nyanyi sudah banyak didapatnya. Begitu juga dengan penghargaan internasional seperti Excellent Award di Tokyo untuk Best Artist dan Costume Artist pada 1989 dan 1991.
Sebagai seniman dia mudah bergaul dengan siapa saja, apalagi dengan pegiat seni dan pusat kesenian. Visi berkeseniannya luas. Tak heran, dengan bendera Titi Qadarsih Studio, dirinya menjalin kerjasama dengan Trinity Music Center untuk mewadahi kreatifitas anak-anak PIK dan sekitarnya dalam berkesenian.
Kesibukan Titi di TQS memang sudah lama dilakoninya. Namun, melihat geliat dunia hiburan di Indonesia kurang greget dari sisi edukatif, membuat Titi tergerak untuk memompa bakat anak-anak. “Pendidikan seni peran atau lainnya bukan hura-hura. Tapi, sangat bermanfaat bagi anak-anak, khususnya dalam membangun hubungan dengan orang lain,” katanya.
Kepada Adinfo, dirinya bangga menjadi seorang artis yang bergulat di dunia seni. Bagi artis lintas jaman ini, dunia berkesenian sudah mendarah daging dalam keluarganya. Seni apapun bentuknya memberi efek positif bagi kehidupan seseorang. Hampir semua aktifitas manusia selalu bertukar tangkap dengan seni.
“Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga seniman. Di keluarga, kami memiliki beberapa grup musik. Sejak kecil, kami sudah diajari bapak memegang alat musik. Minimal, kami bisa memainkan piano. Dunia seni tercermin dalam setiap jengkal hidup kami. Kalau saya kesiangan, bapak selalu membangunkan saya dengan menggesek biola dan mendekatkannya ke telinga saya,” kenangnya.
Titi adalah artis yang mudah membagi ilmunya pada generasi muda, apalagi untuk soal seni. Maka sebuah kesempatan besar ketika TQS bekerjasama dengan Trinity Music. Di sini, tanpa sungkan ia mengajak murid-murid barunya langsung bereksplorasi pada seni peran dari balet, operet, dan sebagainya.
Ketika memasuki ruangan mini orchestra yang terdapat piano, dirinya tak kuasa menahan tangannya untuk menyentuh tuts piano. Di hadapan murid barunya dan pemilik Trinity Music, Arfusin Liono, Titi memainkan satu buah lagu dengan piawai.
Titi optimis bahwa dunia seni sampai kapanpun tidak ada akan kehabisan aktor. Mereka perlu wadah sehingga bisa menyalurkan bakatnya. “Saat ini, untuk dunia seni hiburan tidak asing lagi di Jakarta bagian selatan. Tapi kita perlu membuka wadah baru untuk Jakarta bagian lainnya, seperti Jakarta Utara ini,” pungkasnya.