Pecahkan Masalah Sendi, Tulang, dan Rematik
Banyak orang yang langsung menghubungkan rasa sakit dan nyeri pada tulang dan sendi dengan rematik. Atau banyak juga yang menghubungi dokter spesialis orthopedi. Menyangka ada kelainan pada sendi dan tulangnya.
Sehingga sekarang ini, banyak yang “salah masuk” dan tidak tahu ke mana mereka seharusnya berobat ketika ada ganguan sendi atau tulang. Diperlukan satu atap yang bisa melayani keluhan tersebut dengan 2 dokter spesialis, ahli rematik dan ortopedi.
“Banyak pasien yang selalu menghubungkan setiap rasa sakit pada tulang dan sendi dengan asam urat atau rematik. Padahal tidak selalu begitu. Bahkan, ada beberapa pasien dengan kelainan tulang nyasar ke tempat saya,” kata dr. Cecilia Padang PhD, FACR, di sela-sela pembukaan Bone Care Clinic (BCC) RS Royal Taruma yang merupakan klinik terpadu ganguan sendi dan tulang.
Bersama dr. Hendradi Khumarga, SpOT, FICS, FAJR, dr. Cecilia membawahi BCC, berharap klinik ini bisa menjadi klinik terpadu yang dapat melayani pasien-pasien dengan gangguan tulang dan sendi. Sehingga mereka bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik karena adanya kerja sama antar dokter yang ahli di bidangnya.
“Saya dan dr. Hendradi sama-sama ingin mengembangkan pelayanan terpadu bagi pasien dengan ganguan sendi, tulang, dan rematik. Selain itu, kami juga ingin memberikan wadah bagi pasien untuk saling curhat dalam menghadapi penyakitnya. Apalagi masalah tulang dan sendi biasanya bersifat kronis sehingga wadah sharing ini sangat diperlukan,” ungkap dr. Cecilia yang mengenyam pendidikan bidang rematik di University of Melbourne, Australia.
Menurut dr. Hendradi yang mendalami pendidikan sub spesialis bidang Adult Joint Reconstruction di Post Graduate Medical Institute Singapore General Hospital, kasus-kasus othopedi memang menyangkut masalah tulang, persendian, urat yang mengalami kelainan, atau patologis penyakit. Sementara itu, rematik besar sekali kontribusinya terhadap kondisi kesehatan organ-organ yang menyangkut alat gerak, bahkan menyangkut kecacatan.
Semua masalah ini, bisa dipecahkan dengan hanya datang ke satu tempat (BCC) yang menggunakan dua jalur. Rheumatologi untuk penanganan tanpa pisau bedah, dan orthopedi untuk pasien dengan kondisi berat yang memerlukan koreksi pembedahan.
“Tak sekedar menangani dengan obat atau bedah, di sini juga akan ada pelayanan senam untuk pasien-pasien rematik. Pasien akan dibina dan bergabung dengan komunitas khusus di mana mereka bisa berbagai pengalaman dan berlatih supaya gerakannya optimal,” jelas dokter yang mendapat gelar spesialis dokter bedah di Universitas Airlangga-Surabaya ini.
Bone Care Clinic sendiri berperan sebagai one stop clinic bertaraf internasional. Semua pelayanan dan perawatan disesuaikan dengan standar internasional, khususnya Singapura dan Australia. “Berdasarkan pengalaman kami bekerja di sana, tentunya kita tetap menawarkan pelayanan yang lebih terjangkau,” ungkap dr.Hendradi yang lahir 45 tahun lalu ini.
Saat ini, BCC yang pertama kali dibuka Maret 2009 lalu, telah memiliki sekitar 1460 pasien. Berbagai fasilitas diagnostik telah tersedia. Sebut saja laboratorium autoimun, X-Ray, MRI, Scan, dan lainnya. “Animo masyarakat cukup tinggi, kebanyakan kasus adalah nyeri di sendi dan tulang,” tutup dr. Cecilia yang menjadi salah satu fellow di American College of Rheumathology, suatu organisasi internasional sekaligus leader dalam bidang rematologi di dunia.