Benda yang Tidak Kita Bawa Ke Dunia Ini

Ketika lahir, kita tidak membawanya ke dunia ini; ketika meninggal pun, kita tidak bisa membawanya pergi.

Harta kekayaan, khususnya uang adalah benda yang tidak kita bawa ke dunia ini; seberapa banyak pun yang kita miliki, satu sen pun tidak bisa kita bawa pergi.

Ungkapan ini sangat tepat untuk menyadarkan, mengingatkan dan sekaligus menasihati agar dalam hidup ini kita tidak hanya fokus kepada uang dan kekayaan semata, apalagi menganggapnya sebagai segala-galanya.

Hal ini sangat penting terutama untuk mereka yang mengalami kegagalan (bisnis), kehilangan uang dan harta benda tidak terkungkung dalam kesedihan dan penderitaan berkepanjangan. Karena pada dasarnya manusia ketika dilahirkan, ia tidak membawa uang atau kesuksesan ke dunia ini. Maka, apa pun yang pernah dicapai dan diperoleh pada waktu yang lalu, pasti bisa didapatkan kembali pada saat ini maupun pada masa-masa yang akan datang.

Dalam hidup ini, kita mesti menyadari masih ada kekayaan lain yang lebih berharga, lebih bernilai dan lebih permanen yang justru bisa digunakan untuk mencari uang dan kesuksesan itu sendiri, seperti: kesehatan, keahlian, kepercayaan, persahabatan dan semangat. Berlandaskan ”aset-aset” tersebut, walaupun seseorang jatuh, ia masih mampu untuk segera bangkit. Lalu segera mencari, dan menemukan cara, solusi, terobosan untuk mengatasi rintangan dan hambatan. Serta menjadikan momentum ini sebagai titik balik untuk meraih kesuksesan yang lebih maksimal lagi.

Coba simak kisah yang menimpa seorang pengusaha muda di bawah ini.

Krisis global yang di mulai dari negera Paman Sam, menyebabkan seorang pria setengah baya mengalami stres berat dan hampir bunuh diri karena bisnisnya gagal dan semua tabungannya ludes.

Lalu, ia dibawa ke ahli psikolog. Dengan mulut komat-kamit, ia berkata, “Saya telah habis…… saya telah habis…Ahhhhh...habislah saya..!”

Seperti orang yang bengong, kehilangan akal, namun ia masih sempat mengeluh. “Semua yang saya rintis dari awal, lenyap seketika. Uang bermiliar-miliar rupiah yang saya kumpulkan menguap bagaikan gas. Tidak ada artinya lagi hidup ini....Saya benar-benar sudah habis…benar-benar habis…dan habislah saya.”

Setelah itu, ia tertunduk lesu. Air matanya seakan-akan tak tertahankan dan mulai membasahi kedua pipinya. Dari raut mukanya, terlihat kesedihan yang amat mendalam.

Lalu dengan tenang, sang psikolog yang dari tadi sengaja memberikan kesempatan kepada pria itu untuk mengeluarkan segala unek-uneknya, bertanya, “Apakah kamu masih bisa melihat?”
“Bisa.”
“Apakah tangan dan kaki kamu masih bisa digerakkan?”
“Bisa.”
“Apakah otak kamu masih bisa berpikir?”
“Bisa.”
“Kalau begitu, kamu belum habis, masih tersisa begitu banyak aset-aset produktif.”
Dengan bahasa Mandarin yang fasih, Psikolog tersebut berkata, “Ketika lahir, kita tidak membawanya ke dunia ini; ketika meninggal pun, kita tidak bisa membawanya pergi.”
Lalu ia bertanya lagi kepada pemuda yang mulai menyadari kekeliruannya itu, “Ketika kamu dilahirkan, apakah sudah mempunyai uang?”
“Tidak.”
“Apakah kamu akan membawa uang ini ke liang kubur?”
“Tidak.”
“Jadi tidak ada yang habis…,” lanjut Psikolog tersebut menyakinkan.
Oleh sebab itu, jangalah terlalu bersedih bila gagal atau kehilangan jabatan, posisi, uang atau harta benda.

Berjuang kembali dengan semangat dan keyakinan seperti dulu! “Kesuksesan pasti bisa diraih kembali.” (Leman)

Artikel Berkaitan

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP