Drs. Inc. Yongky Sugiarto, Apt., Acp.
Dulu Minder karena Jerawat
Keberhasilannya mengobati dirinya sendiri membuatnya menyukai dunia pengobatan. Dengan tekad yang bulat untuk terus belajar, banyak orang telah merasakan sentuhan pengobatan Yongky.
Wajah Drs. Inc. Yongky Sugiarto, Apt., Acp., atau yang akrab disapa Yongky, sosok kita kali ini, sepertinya sudah tidak asing lagi. Maklum, ia sudah terbiasa tampil di sejumlah media massa, baik cetak maupun elektronik dalam tayangan pariwara atau acara talk show kesehatan. Yongky mulai dikenal masyarakat luas sejak mengembangkan sebuah klinik kesehatan alternatif yang bernama Klinik Mahardhika.
Dijumpai di tempat prakteknya di bilangan Jl. Mandar, Bintaro Jaya Sektor 3A, kepada AdInfo pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah tahun 1962 ini menuturkan, ia mulai mengenal dan mempelajari dunia medis, medis alternatif khususnya, sejak masa SMA. Ketika itu, katanya, wajahnya penuh jerawat yang menyebabkan Yongky merasa minder dan kurang percaya diri jika bergaul dengan teman sebayanya.
“Boleh dibilang ketika usia 11-12 tahun wajah saya ini tidak bermasalah. Tapi menginjak SMA, jerawat mulai tumbuh di wajah saya dan makin lama makin banyak. Saya sudah berusaha untuk mengobatinya kesana-kemari atau minum obat jerawat berbagai merek, tapi hasilnya tak kunjung menyenangkan. Akhirnya, saya coba buat obat sendiri dengan bersumber pada buku-buku kesehatan, dan ternyata hasilnya efektif, jerawat sudah pergi dari wajah saya,” kenang Yongky.
Keberhasilan Yongky mengatasi jerawatnya rupanya diketahui teman-temannya. Karena hal itulah, sebagian teman yang mempunyai masalah yang sama dengan Yongky meminta bantuannya. Tapi lama-kelamaan, Yongky tak lagi hanya menangani masalah jerawat, keluhan-keluhan lain di luar jerawat datang kepadanya. Dan untuk itu, kata Yongky, ia kembali membuka-buka buku untuk mempelajari keluhan-keluhan tadi.
“Awalnya karena saya berhasil mengobati diri saya sendiri. Sejak itulah saya merasa senang dengan dunia pengobatan. Selanjutnya saya coba membantu orang lain yang memiliki masalah dengan kesehatan,” ujar Yongky menambahkan.
Meski mengaku senang dengan pengobatan, Yongky muda tak pernah bercita-cita untuk bergelut dengan dunia medis dan pengobatan sebagai pekerjaan. Ia malah lebih memilih menjadi seorang guru. “Kebetulan sejak remaja saya sudah menguasai bahasa Inggris dengan baik. Bahkan, waktu SMA, oleh kepala sekolah saya diminta untuk mengajar kawan-kawan yang kemampuan bahasa Inggrisnya kurang,” tukasnya lagi.
Lulus SMA, Yongky memilih mendaftar ke sebuah IKIP di Yogyakarta. Tapi, di lain kesempatan ia juga mencoba-coba mendaftar ke ITB, untuk fakultas MIPA jurusan Farmasi. “Daftar ke ITB itu hanya iseng-iseng, tidak ada harapan tinggi untuk bisa diterima di sana,” pungkas Yongky.
Memang di luar dugaannya, ‘percobaan’ Yongky mendaftar ke ITB membuahkan hasil. Ia diterima untuk melanjutkan pendidikan di institut negeri terkemuka itu. Di jurusan Farmasi ITB, Yongky tercatat sebagai mahasiswa angkatan 1980.
Selepas kuliah, setelah malang melintang bekerja di beberapa perusahaan, pada tahun 1993, Yongky mendirikan Klinik Mahardhika dan mulai berpraktek sendiri. Ilmu pengobatannya kembali ia perdalam dengan menimba ilmu di Cina dan Belanda.
Dalam mengobati pasiennya, Yongky menjelaskan, ada tiga hal utama yang ia lakukan yaitu akupunktur, ramuan herbal, dan pemijatan. Ketiga hal ini sudah dikuasai Yongky dengan sangat mahir. Bahkan, untuk ramuan herbal yang diberikan kepada pasiennya, merupakan ramuan buatannya sendiri.
Sepintas mengenal Yongky, karakter orang yang sederhana dan bijak bisa terlihat dari tutur kata dan perbuatannya. Untuk bidang pengobatan, ia mengatakan merasa cukup senang bisa membantu orang lain. “Yang penting adalah bagaimana hubungan kita dengan orang lain, dan hubungan kita dengan Tuhan,” katanya.
Yongky membuka praktek setiap hari. Sudah ribuan orang yang ia tolong. Di tengah kesibukannya mengobati orang lain, rupanya Yongky masih punya waktu luang untuk melakukan hobinya melukis. Di ruang kerjanya, tampak terlihat beberapa lukisan indah hasil karyanya. “Lukisan ini sengaja saya buat pada saat-saat senggang,” ujar Yongky menutup perbincangan.