Orang Tua dalam Perkembangan Anak
Membesarkan anak bukan perkara mudah. Banyak faktor yang memengaruhinya, terutama peran dan cara orang tua mendidik anak-anaknya di rumah.
Menjadi orang tua, menurut Vina Tan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Sekolah Bukit Sion, harus tahu kelebihan yang dimiliki anak kalau ingin meningkatkan potensinya.
Orang tua dulu dan sekarang berbeda. Kalau dulu, orang tua masih memiliki waktu yang banyak untuk anak-anaknya, teknologi juga masih belum pesat seperti sekarang, dan minim pengaruh media massa. Berbeda dengan sekarang, orang tua memiliki waktu yang sempit buat anaknya karena tuntutan pekerjaan, teknologi juga sudah tinggi, dan pengaruh media begitu besar.
Vina menyarankan pada orang tua untuk menaruh perhatian lebih terhadap media massa. Dia mencontohkan komik, bahan bacaan bergambar ini banyak yang mengandung pornografi dan tidak cocok sebagai bahan bacaan anak-anak.
“Begitu juga dengan internet. Orang tua tidak perlu ahli, minimal mereka harus tahu yang namanya internet. Agar nantinya bisa mengawasi anaknya dalam menggunakan internet,” ujarnya.
Tidak berbeda dengan siaran televisi, sekarang ini banyak sinetron televisi yang secara langsung bisa diadaptasi oleh anak. “Kita harus bisa memberitahu anak, mana yang benar dan salah,” ucapnya.
Meski begitu, ada pula siaran televisi yang membawa pengaruh positif. Sebut saja siaran pertandingan sepak bola yang banyak menggunakan taktik dan strategi. Di situ, anak bisa belajar dan menerapkannya dalam hidup.
Sebagai orang tua, masih menurut Vina, harus terus pula memupuk rasa ingin tahu. Perbanyak membaca untuk memerluas pengetahuan. Bila rasa ingin tahu orang tua tinggi, maka anak pun tidak akan berbeda. Rasa ingin tahu anak akan tumbuh dengan sendirinya.
Kemudian, jaga dan kembangkan komunikasi antar anggota keluarga. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk membesarkan anak. Bila ada sesuatu yang salah, suami istri harus saling berkomunikasi. Jangan main diam-diaman. Lebih baik tanyakan langsung, apa yang menjadi masalah dan cari jalan keluarnya.
Suami istri juga harus saling berterus terang. Hindari saling merahasiakan sesuatu. Misalnya, suami membeli sesuatu tanpa sepengetahuan istri. Karena membelinya bersama anak, suami bilang pada anaknya untuk tidak bilang-bilang sama ibunya. “Jangan ancam anak untuk merahasiakan sesuatu,’ kata Vina.
Visi Orang Tua
Membesarkan anak tidak bisa begitu saja selesai setelah anak tumbuh dewasa. Anak harus diberi pendidikan formal maupun informal agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan bertanggung jawab.
Sebagian besar anak tumbuh karena pengaruh orang tuanya. Anak akan meniru apa yang dilakukan dan kebiasaan orang tuanya. Maka dari itu, agar anak memiliki rasa tanggung jawab, orang tua juga harus memiliki visi dalam kehidupan rumah tangganya. “Rencanakan visi ke depan keluarga. Mau apa dan bagaimana?” ujar Vina.
Berkomunikasilah dengan anak dan berikan anak kepercayaan. Bicaralah dengan kata-kata positif dan berilah motivasi. Bila anak berbicara, dengarlah perkataanya dengan hati. Sama halnya ketika anak memiliki masalah, tanyakan masalah yang sedang membayangi si anak. “Dengan begitu, anak akan dipupuk untuk mandiri dan memunyai rasa tanggung jawab,” tutur Vina.
Ada beberapa tips emosional intelejen yang dipaparkan Vina. Di antaranya adalah, dari pada menyalahkan, lebih baik memberi encourage pada anak. Kemudian, dari pada memaafkan, lebih baik menjelaskan pada anak apa yang telah diperbuatnya.
Dari lahir, anak bagaikan selembar kertas putih yang bersih. Orang tua dan lingkungan di luar rumah adalah warna-warna yang akan menghiasi kertas putih tersebut. Sebisa mungkin, orang tua harus menjaga dan mendidik anak agar warnanya bernilai positif dan membantunya dalam kehidupan ini.