Anggaran Sanitasi Terlalu Minim
Di Indonesia, setiap 1000 bayi yang lahir, hampir 50 di antaranya meninggal sebelum berumur 5 tahun. Menurut Departemen Kesehatan, diare merupakan salah satu penyebabnya.
Diare disebabkan karena mikroba yang dibawa oleh tinja. Makanya, diare banyak ditemukan pada masyarakat yang tidak memiliki sanitasi yang baik. Mereka yang tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Atau mereka yang membuang air besar sembarangan.
Dalam 30 tahun terakhir, pemerintah sendiri hanya menganggarkan sekitar US$ 820 juta untuk sektor sanitasi. Artinya, hanya Rp 200 setahunnya untuk setiap penduduk Indonesia. Jumlah yang sangat sedikit mengingat kebutuhan dana sebenarnya Rp 47 ribu/orang/tahunnya.
Anggaran pemerintah untuk sektor sanitasi memang sangat minim. Apalagi bila kita bandingkan dengan anggaran sektor air bersih yang besarnya lebih dari US$ 6 miliar untuk periode yang sama. Padahal, untuk urusan kesehatan masyarakat, kedua sektor tersebut memiliki saling ketergantungan yang erat.
Fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK), truk tinja, sewerage system, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) adalah contoh-contoh produk investasi pemerintah di sektor sanitasi. Bila dibandingkan kebutuhan sebenarnya, jumlah sarana yang telah dibangun masih terlalu sedikit. Parahnya lagi, banyak sarana tersebut yang sudah tak berfungsi saat ini.