Anak Tumbuh Sehat dengan Nutrisi dan Kasih Sayang
Dalam perspektif tradisional, anak sehat diartikan sebagai anak yang memiliki fisik besar, kuat, dan tinggi. Tapi pada kenyataan, itu semua belum menggambarkan definisi sehat yang sesungguhnya. Masih ada pertumbuhan intelegensi yang wajib diperhatikan manakala mengartikan kata sehat.
Dari seminar pendidikan dan keluarga yang diselenggarakan Edu Kids, akhir Mei lalu, dipaparkan jika bertumbuh dan berkembang optimal merupakan defines sederhana dari sehat. Di dalamnya, ada pertumbuhan fisik serta perkembangan fungsi-fungsi individu seorang anak.
Menurut DR. Guntara Hari, SPKJ dari Eka Hospital, BSD yang tampil sebagai pembicara, perkembangan fungsi individu anak meliputi perkembangan panca indera, pergerakan, komunikasi, kognitif, kreatifitas, emosi dan interaksi sosial, serta emosi diri sendiri.
“Selain nutrisi dari makanan bergizi, kasih sayang dan perhatian dari orang-orang di sekitar anak juga sangat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak,” kata DR. Guntara.
Lebih jauh DR. Guntara menyebutkan, pertumbuhan fisik dan intelegensi anak berjalan beriringan. Selanjutnya, proses tumbuh kembang ini akan berpengaruh pada kemampuan intelektualnya.
“Pertumbuhan seorang anak bukan cuma dilihat dari fisiknya, tapi juga dari kemampuan berpikirnya,” tegasnya.
Untuk melatih perkembangan fungsi individu anak beserta kemampuan intelegensinya, kata DR. Guntara, banyak cara bisa dilakukan. Di antaranya, tentu saja yang utama adalah makanan bergizi. Kemudian, kasih sayang dan perhatian orangtua, lalu belajar aktif lewat permainan-permainan yang mendidik.
“Sejak janin 6 bulan, orangtua, khususnya ibu sudah bisa menstimulasi panca indera calon bayinya dengan mencurahkan kasih sayang dan rasa gembira. Kedua hal ini mampu melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak calon bayi,” ujar DR. Guntara lagi.
Kasih sayang, perhatian, dan penghargaan dari orangtua penting peranannya di saat membesarkan seorang anak. Lewat ketiga hal tadi, seorang anak bisa belajar disiplin, tata karma, maupun budi pekerti. Kemudian, dengan kehangatan cinta kasih orangtuanya, seorang anak bisa merasa nyaman dan memiliki hubungan yang lebih erat dengan keluarganya.
Dalam menanamkan sikap demokratis seorang anak, orangtua bisa merangsang komunikasi resiprokalnya, misalnya dengan sikap menghargai pendapat atau ide orang lain. Dengan model seperti ini, anak bisa berani berekspresi. Ia bisa menyuarakan isi hatinya dengan bebas. Dan ketika ia besar nanti, si anak akan menjadi orang yang terbuka, dan bisa saja menjadi orang yang mudah bergaul.
“Sikap-sikap yang membatasi seperti larangan atau membatasi ruang gerak anak sebaiknya dihindari. Selama hal-hal yang dilakukan anak tidak membahayakan dirinya dan orang lain, biarkan ia berkreasi atau melakukan sesuatu hal,” jelas DR. Guntara menambahkan.
Makanan bergizi dan kasih sayang orangtua punya peran yang luar biasa dalam proses tumbuh kembang anak. Keduanya tak bisa dipisahkan. Pun begitu, dalam prakteknya, orangtua juga harus berperan aktif dalam proses mendidikan anak. Sudah selayaknya jika orangtua merangsang berbagai kemampuan anaknya.