Tampilkan postingan dengan label Fokus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fokus. Tampilkan semua postingan

Pinjaman Bank

Masih Sebatas Modal Usaha dan Konsumsi

Jumlah pengangguran terus bertambah setiap tahunnya. Sementara itu, jumlah lapangan kerja tidak bisa menandingi tingginya para pencari kerja.

Sebagian dari pencari kerja, sebenarnya tidak harus mengandalkan lowongan di perusahaan-perusahaan, mereka bisa saja berwirausaha. Tapi, kebanyakan terkendala dengan modal usaha. Dari mana mereka mendapatkan uang untuk memulai usaha? Sedangkan mereka belum berpenghasilan.

Hal inilah yang dipikirkan Danny, warga Cengkareng Timur yang ingin sekali membuka usaha kaos oblong di rumahnya. Setelah lulus SMA, Danny sudah sering kali melamar kerja di beberapa perusahaan, tapi nasib baik belum juga menghampiri dirinya.
Setelah 2 tahun menunggu, dari pada menganggur, akhirnya terbersit pikiran untuk memulai usaha sablon kaos. Namun, ketika ide usaha sudah ditemukan, Danny terbentur modal untuk membeli bahan kaos dan beberapa bahan cetak kaos lainnya.

Di tengah kebingungan tersebut, ada temannya yang menganjurkan untuk meminjam uang kepada bank. Mendengar itu, semangat Danny kembali berkobar. Keesokan harinya, anak kedua dari tiga bersaudara ini pun langsung menuju bank yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Namun, sesampainya di sana, Danny dinyatakan belum bisa meminjam uang untuk modal usahanya. Sebabnya, karena dia baru akan memulai usaha. Sedangkan syarat kredit usaha, setidaknya usia usaha sudah berjalan selama 2 tahun. Itu pun belum ditambah dengan syarat-syarat lain seperti, neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan lainnya yang akan memengaruhi besaran pinjaman yang akan diberikan bank.

Begitulah dilema yang terjadi ketika masyarakat ingin memulai usaha. Meski ada fasilitas pinjaman dari bank, tapi bukan untuk mereka yang baru akan memulai usaha. Akhirnya, banyak perintis usaha mutung karena terkendala modal usaha.

Lain halnya buat mereka yang ingin memiliki tempat tinggal, baik itu apartemen atau rumah, dan kendaraan bermotor. Dengan adanya pinjaman atau kredit dari bank, justru masyarakat dipermudahan dalam kepemilikannya. Hanya dengan pembayaran di muka sebesar 10 – 30%, masyarakat sudah bisa memiliki tempat tinggal atau kendaraan bermotor. Sisanya bisa dibayarkan oleh bank dengan kompensasi masyarakat harus mencicilnya ditambah bunga tertentu.

Tapi, tentu saja dengan beberapa persyaratan administratif dan data keuangan yang tidak kalah “jelimet” dengan kredit usaha di atas. Intinya, masih ada tahapan birokrasi yang harus dijalani oleh pemohon kredit karena bank tidak ingin nantinya terjadi kredit macet.

Pembiayaan Usaha
Sekarang ini, sudah begitu banyak bank yang membuka cabangnya di komunitas kita. Sebut saja di jajaran Ruko Puri Niaga, terdapat beberapa bank ternama yang membuka cabangnya di sana. Potensi bisnis dan peningkatan layanan pada nasabah, menjadi alasan utama kenapa banyak bank yang membuka cabangnya di komunitas Puri Indah dan sekitarnya.

Selain itu, mereka (bank) pun kerap menawarkan beberapa fasilitas kredit yang dimilikinya. Apalagi di komunitas ini, banyak wirausahawan yang tentunya sering membutuhkan suntikan “dana segar“ untuk mengembangkan usahanya.

Di antara bank yang memberikan pinjaman untuk pengembangan usaha adalah Bank Muamalat yang dinamakan dengan Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan ini dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh bank untuk dikelola dalam usaha yang telah disepakati bersama.

Dalam pembiayaan ini, peminjam dan bank sepakat untuk berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Risiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak bank, kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan-kecurangan-penyalahgunaan.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain, perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain- baik berupa modal kerja dan investasi.
Kemudian, ada pula pinjaman/kredit usaha yang diberikan Permata Bank. Dalam programnya, bank yang merupakan hasil merger dari 5 bank ini, memiliki 3 produk untuk pinjaman usaha. Di antaranya, Permata Express Trade, Permata Griya Bisnis, dan Permata KTA Bisnis.

Masing-masing memiliki kriteria tersendiri. Misalnya Permata Express Trade, kredit ini buat pengusaha yang bergerak di bidang ekspor-impor atau pedagang lokal hanya dengan agunan 20% dari total pinjaman.

Keuntungan PermataExpress Trade adalah fasilitas kredit hingga 5X nilai jaminan, proses cepat tidak berbelit, tenaga ahli di bidang Trade Services (untuk konsultasi usaha ekspor-impor), penggunaan yang fleksibel untuk beragam produk Trade Finance & Working Capital.

Tak ketinggalan, Bank Mayapada pun mempunyai produk pinjaman usaha seperti, Kredit Modal Kerja. Dalam hal ini, pedagang atau pengusaha bisa mengambil kredit jangka pendek guna menambah modal usaha. Untuk prosesnya, bisa selesai dalam waktu 1 minggu apabila semua dokumen sudah lengkap diterima dengan bunga sekitar 17 persen.

Kredit Konsumsi
Di samping itu, ada pula produk pinjaman kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang ditawarkan. Seperti Permata Bank yang menawarkan PermataKPR Bijak, Permata Home Ready Cash, Permata Cicilan Tetap dan Permata KPR iB.

Menurut Head Of Area Kebon Jeruk PermataBank, Klaudia Sulistio, minat masyarakat masih sangat tinggi dengan layanan KPR yang diberikan oleh PermataBank. Kami memiliki beraneka ragam produk KPR (bukan KPR regular saja) yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

Dari beberapa produk KPR tersebut, terdapat PermataKPR Bijak yang memungkinkan nasabah mendapatkan bunga pinjaman sampai dengan 0 %. Sehingga KPR bisa lebih cepat lunas.

”Produk PermataKPR Bijak merupakan satu-satunya di Indonesia, dimana KPR sekaligus rekening tabungan, yang memberikan keleluasaan untuk mengatur KPR dan keuangan Anda dalam satu pengaturan yang sangat fleksibel, efisien, dan menguntungkan,” kata Klaudia.

Dengan PermataKPR Bijak, berapapun tabungan Anda akan diperhitungkan untuk mengurangi cicilan KPR, sehingga keinginan Anda untuk memiliki rumah sendiri bisa semakin cepat jadi kenyataan. Keuntungannya, 75% saldo tabungan diperhitungkan sebagai pengurang pokok pinjaman dalam perhitungan bunga KPR. Semakin besar saldo tabungan, semakin kecil beban bunga KPR. KPR Anda lunas lebih cepat, serta bebas bertransaksi apa pun dengan menggunakan semua layanan PermataBank.

Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) yang lebih dikenal dengan pembiayaan KPR konvensional, kini memiliki layanan KPR Syariah.

Menurut Branch Manager BTN Syariah BSD, M. Irwan Hernanto, pembiayaan KPR BTN Syariah hadir dengan prinsip jual beli (akad murabahah). Produk ini dapat dimanfaatkan untuk pembelian rumah baru atau lama dan produk properti lainnya. Jumlah angsuran tetap, sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.

“Dalam prinsip syariah, tidak ada bunga. Dan dalam KPR BTN Syariah, yang ada adalah selisih harga. Selisih harga ini didapat atas kesepakatan antara bank dengan konsumen,” jelas Irwan.

Selisih harga pada produk KPR BTN Syariah, kata Irwan lagi, jika dipersentasekan, berada pada kisaran 12% sampai 15%. Ketetapan selisih ini juga ditentukan oleh jangka waktu pembiayaan. “Dengan sistem selisih harga, konsumen akan membayar angsuran yang tetap dari awal hingga selesai,” tukas Irwan lagi.
Jangka waktu untuk produk KPR BTN Syariah hingga 15 tahun. Maksimal dana yang diberikan antara 80% sampai 90%. Untuk pembiayaan KPR ini, tidak ada batasan maksimal nilai rupiahnya.

Sama halnya dengan bank-bank di atas, UOB Buana pun tengah gencar memasarkan produk KPR-nya di komunitas kita.

Produk KPR UOB Buana diberi nama KPR Buana Plus. Kredit ini dapat dimanfaatkan untuk pembelian rumah tinggal, ruko, unit apartemen, take over fasilitas KPR/KPA dari bank lain, serta pembiayaan keperluan renovasi.

“KPR Buana Plus juga bermanfaat untuk refinancing atau pembiayaan atas produk properti yang telah dibeli secara tunai oleh calon debitur yang mana akta jual beli (AJB) dilakukan maksimum 6 bulan sebelumnya, pada saat aplikasi KPR diterima oleh bank,” kata Heintje Mogi, Senior Vice President Division Head Mortgage & Secured Loan Division UOB Buana.

KPR Buana Plus memiliki keunggulan pada suku bunga yang ringan dan menarik. Suku bunga produk ini adalah 10,50% fixed 6 dan 12 bulan. Selain itu, jangka waktu kredit sampai 20 tahun, pembayaran cicilan dengan sistem angsuran yang dapat dikombinasikan dengan fasilitas pinjaman rekening Koran, serta fitur fixed installment yang memberikan jumlah angsuran pasti setiap bulannya.

Dari beberapa produk kredit konsumsi yang disediakan UOB Buana, KPR menjadi produk kredit konsumsi mayoritas dengan kontribusi sekitar 80%. UOB Buana sendiri menyediakan dana kredit untuk konsumsi sebanyak Rp 3 triliun. “Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya,” tegas Heintje.

Untuk nilai minimal pinjaman, Heintje mengungkapkan, pada KPR Buana Plus minimal pinjaman Rp 150 juta, untuk luar Jakarta dan Rp 200 juta untuk dalam Jakarta. Sementara pada KMG UOB Buana minimal pinjaman adalah Rp 150 juta. Dan untuk KKB Oto Buana tidak ada minimal pinjaman, namun uang muka minimal yang harus dibayar oleh calon debitur adalah 30% untuk mobil baru dan 40% untuk mobil bekas.

Ketika Meminjam
Dewasa ini, kemudahan dalam meminjam uang di bank adalah salah satu fasilitas yang sudah sangat lazim kita temui. Namun, seperti dikutip dari rencana-keuangan.blogspot.com, ada beberapa hal yang harus ditanamkan dalam pikiran Anda, jika ingin meminjam uang :

1. Pinjaman yang sama belum tentu sama dalam jumlah pembayaran
Artinya, bisa saja pinjaman yang sama mempunyai perbedaan dalam hal biaya administrasi, tingkat suku bunga, denda keterlambatan pembayaran maupun biaya tambahan lainnya.

Salah kaprah di masyarakat yang lazim terjadi adalah, dua pinjaman yang sama dengan suku bunga yang sama dan jangka waktu pelunasan yang sama, akan menghabiskan biaya yang sama. Hal di atas bukanlah faktor utama. Biaya yang kita habiskan untuk satu pinjaman bisa saja berbeda karena jenis pinjamannya dan bagaimana bunga itu dihitung.

Contoh sederhananya, bunga pada sebuah pinjaman biasa, besarnya bunga yang harus dibayar, berdasarkan pada utang tersisa yang belum dilunasi. Jadi jika melunasinya lebih cepat, bunga yang harus dibayar akan lebih kecil. Opsi ini cocok bagi Anda yang mempunyai uang lebih/penghasilan tidak tetap seperti pengusaha.

Di sisi lain, Anda tentunya pernah mendengar cicilan tetap, kebanyakan bank menerapkan sistem cicilan seperti ini di mana, bunga dihitung berdasarkan faktor jumlah total pinjaman dan jangka waktu pelunasannya. Katakanlah cicilan tetap 24 bulan, maka bunganya adalah dihitung selama 24 bulan. Itu sebabnya dinamakan cicilan tetap.

Jadi, sekalipun Anda melunasinya lebih cepat (kurang dari 24 bulan), bukan berarti Anda tidak perlu membayar bunga selama 24 bulan. Bunga yang dikenakan dan harus dibayar, tetap dihitung selama 24 bulan. Opsi ini mungkin lebih cocok bagi yang sedang kesulitan cashflow bulanan/berpenghasilan tetap seperti karyawan.

2. Suku bunga pinjaman dan biaya-biaya yang harus dibayar sebenarnya bisa dinegosiasikan dengan pihak bank

Tentu saja pihak bank tidak akan memberitahukan Anda hal ini, kecuali Anda punya kerabat dekat/teman baik yang bekerja di bank. Kebanyakan bank menawarkan program pinjaman yang sangat menarik untuk setiap jenis produk pinjaman/kredit yang mereka buat.

Semakin meyakinkan penampilan Anda (bonafid), maka semakin mudah pula Anda menegosiasikan suku bunga serta biaya-biaya lain yang dikenakan. Persiapkan dokumen pendukung di luar surat identitas resmi dan slip gaji (jika ada), seperti surat keterangan dari perusahaan (perusahaan asing lebih dilirik), dokumen yang menunjukkan Anda mempunyai credit record yang bersih, dokumen bukti kepemilkan sah atas aset seperti properti, kendaraan, SIUP/NPWP (jika diperlukan) dll.

Investasikan waktu luang untuk melakukan survei ke beberapa bank besar yang kredibel, dari bank-bank tersebut, persempit pilihan Anda menjadi 2-3 bank, berdasarkan skema pelunasan, tingkat suku bunga, fleksibilitas, kemudahan, bonus, yang paling menarik menurut Anda.

Tanyakan kepada bank bersangkutan apakah mereka bisa memberikan penawaran yang lebih baik dibandingkan dengan bank kompetitor yang sudah Anda kunjungi. Gunakan credit record Anda sebagai senjata untuk bernegosiasi. Jika Anda sudah terbiasa atau sudah pernah mengambil pinjaman, jelaskan kepada bank karena biasanya akan lebih dipermudah.

Bisa juga, Anda menawarkan kepada bank untuk mendebit langsung uang dari rekening sebagai bagian dari skema pelunasan pinjaman. Intinya, banyak hal yang bisa Anda gunakan untuk menghemat pengeluaran Anda saat mengajukan pinjaman.

3. Bank sangat berharap Anda meminjam uang, lebih banyak daripada yang Anda butuhkan
Bank ingin Anda berpikir bahwa mereka sudah berbaik hati dengan meminjamkan Anda uang sesuai kebutuhan. Sebenarnya, ini bukan pada konteks seberapa baik hatinya bank, tapi lebih merupakan satu keharusan dan prosedur tetap. Ingat, bank harus menyalurkan pinjaman agar bisa mempertahankan bisnisnya, sesuai dengan proyeksi awal tahun dan target pencapaian per tahunnya. Bank yang terlalu over-liquid tidak akan memberikan banyak keuntungan kepada pemegang saham/pemilik.

Di Indonesia terdapat 130 bank (dimana 11 diantaranya adalah bank asing), yang siap menyalurkan pinjaman kepada Anda. Bahkan, beberapa bank sudah melayani pengajuan aplikasi kartu kredit dan kredit-kredit lainnya yang dilakukan secara online melalui internet.

Jadi pikirkan kembali, jangan merasa terintimidasi jika ingin mengambil pinjaman dari bank. Selamat mengajukan pinjaman, selama untuk tujuan produktif, kenapa tidak?

Read More ..

Kompetisi Usaha Servis Elektronik

Kebanyakan orang hanya bisa membeli, tapi tidak bisa memerbaiki produk elektronik yang dimiliki. Karena itulah, bisnis perbaikan atau servis produk elektronik memiliki pangsa pasar.

Seperti dialami Rahmat yang tinggal di Kebon Jeruk. Bapak dua anak ini kebingungan ketika DVD player yang dibeli 2 tahun silam tidak bisa lagi membaca keping DVD karaokenya. Padahal, setiap harinya Rahmat gandrung sekali berkaraoke. Entah itu lagu dangdut atau lagu lawas yang digemarinya.

Karena memang tidak tahu harus bagaimana dan dia juga “buta” dengan masalah elektronik, akhirnya dibawalah DVD playernya ke tempat servis elektronik yang tidak jauh dari rumah. Singkat kata, tidak sampai setengah jam, barang elektronik kesayangannya sudah “sehat” kembali.

Menurut teknisi di tempat perbaikan elektronik, DVD player milik Rahmat hanya kotor optic-nya. Jadi sebenarnya, hanya cukup dibersihkan saja. Tidak ada suku cadang yang harus diganti.

Akh, begitu mudahnya perbaikan itu. Tapi, Rahmat tidak tahu. Begitulah contoh kasus yang sering dialami masyarakat dengan produk elektroniknya. Hanya bisa membeli, tapi tidak bisa memerbaiki.

Selain alasan di atas, perkembangan usaha servis atau perbaikan produk elektronik juga dipicu oleh jumlah produksi dan tingginya pemilik produk elektronik. Harganya pun terus bersaing dan semakin relatif terjangkau segala lapisan masyarakat. Apalagi sekarang ini banyak sekali produk asal China yang terbilang lebih murah.

Lihat saja, hampir di setiap rumah, pasti memiliki barang elektronik. Entah itu hanya sekedar televisi 14” atau VCD player seharga Rp 100 – 200 ribu. Mereka-mereka inilah pangsa pasar dari usaha servis produk elektronik.

Fenomena tersebut ternyata memang dirasakan pemilik usaha servis elektronik seperti Wani. Menurutnya, saat ini, pelanggan yang lumayan banyak adalah mereka yang ingin menyervis AC, kulkas dan mesin cuci. Banyak masyarakat yang memang sudah memiliki peralatan elektronik tersebut.

“Dulu, barang-barang elektronik seperti itu hanya dimiliki kalangan tertentu saja. Tapi saat ini, orang yang rumahnya masih sewa/ngontrak saja sudah menggunakannya. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan jasa servis elektronik terus meningkat,” ungkapnya.

Dalam melayani konsumen, para pengusaha servis elektronik tidak pilih-pilih. Baik dari segi wilayah maupun jenis konsumennya. Biar tempat usahanya ada di Puri Indah, mereka tidak menolak bila harus datang ke Bekasi, misalnya.

Begitu juga kalau harus datang ke sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka tidak segan-segan menerima order dari perusahaan besar sekali pun. Malah mereka akan senang menerimanya karena biasanya perusahaan tersebut akan menjadi pelanggan tetap.

Hal tersebut diakui Pemilik Kurnia Teknik, Benny. Pelanggan usahanya bukan hanya di Jakarta, tapi juga sampai ke Tangerang dan Bogor. “Konsumen saya cukup banyak dari kalangan perorangan, perkantoran, instansi, sampai sekolahan,” jelas Benny.

Sedangkan Wani, dengan dibantu 4 orang tenaga mekanik, melayani segala lapisan masyarakat dan perkantoran. Salah satunya adalah Kantor Kementrian Pemberdayaan Perempuan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. “Saya sudah merawat AC di kantor tersebut sejak 1997,” tukasnya.

Servis AC
Sebagian besar usaha servis elektronik, bisa merawat dan memerbaiki semua produk, tapi yang banyak dicari masyarakat adalah perawatan AC. Hal itu karena memang pendingin ruangan tersebut perlu perawatan rutin tiap beberapa bulan. Kalau tidak, AC akan boros listrik dan tidak maksimal suhu dinginnya.

Kurnia Teknik mempunyai data pelanggan yang setiap 2 - 3 bulan akan diingatkan untuk masa servis. Hal inilah yang biasa disebut sebagai pelanggan. Biasanya, perlakuan servis tersebut berlaku untuk pemeliharaan AC yang harus dibersihkan setiap 3 bulan sekali.

Dengan begitu, para pengusaha tersebut, bila sudah memiliki banyak pelanggan, akan bisa memerkirakan pendapatannya tiap bulan. Tapi, hal itu juga tidak bisa menjadi jaminan karena ada juga konsumen yang menolak rutinitas perawatan AC, meski sudah menjadi pelanggan.

Dalam menawan pelanggan, usaha servis produk elektronik, seperti halnya usaha jasa lainnya, akan memberikan pelayanan dan purna jasa yang baik. Misalnya, memberikan garansi atau nilai lebih lain yang menguntungkan konsumen.

Seperti dilakoni Puri Teknik yang berani memberikan garansi sekitar 3 bulan. Menurut Wani, Puri Teknik tidak main-main dalam hal ini. Saya sendiri akan segera menindaklanjuti pelanggan yang kurang puas dengan layanan yang diberikan. Saya tidak ingin pelanggan kecewa, makanya saat ini saya masih turun ke lapangan.

Di samping garansi, ada juga usaha servis elektronik yang memberikan kelebihan dalam menjaga kesehatan konsumen dan perawatan maksimal produk. Hal ini dilakukan Kurnia Teknik dalam setiap perawatan AC.

“Kami lebih memelihara dan melindungi aset pelanggan. Dalam hal ini, setiap servis berkala yang dilakukan, kami bukan hanya sekedar mencuci atau menyemprot saja, tapi juga menjaga kesehatan konsumen,” ujar Benny.

Biasanya, lanjutnya, tempat lain hanya melakukan pembersihan dengan penyemprotan, sedang kami beda. Pembersihan kami lakukan hingga ke sela-sela yang tidak terjangkau. Bahkan, noda-noda hujan AC outdoor pun akan kami bersihkan. Selain itu, selang pembuangan air AC yang biasanya tidak tersentuh pun akan kami bersihkan menggunakan pembersih dan shampoo. Sehingga bakteri-bakteri yang menempel pun musnah.

Bila ada jasa, pasti ada biaya yang harus dibayar konsumen. Usaha servis produk elektronik, khususnya produk rumah tangga, memiliki kisaran biaya yang berbeda-beda. Meski tidak terpaut jauh, tapi masalah ini masih menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih tempat servis produk elektronik.

Sebut saja servis AC atau pendingin ruangan. Ada yang memasang biaya terendah Rp 30 ribu, tapi ada pula yang memasang biaya tertinggi senilai Rp 60 ribu sekali servis atau perawatan. Perbandingan biaya ini tentunya berdasarkan pelayanan dan kualitas jasa yang diberikan.

Misalnya saja Kurnia Teknik, dengan biaya yang ditetapkannya, konsumen akan mendapat pelayanan maksimal, bukan hanya asal dibersihkan. Kemudian, setiap komplain atau kritik konsumen, akan segera ditindaklanjuti untuk menjaga kualitas jasanya.

Bila sekedar perawatan AC, tidak ada tambahan biaya lagi dari besaran angka tersebut, termasuk masalah transportasi. Teknisi perawatan biasanya akan datang langsung ke rumah atau kantor untuk membersihkan AC. Lama perawatan tidak lebih dari 1 jam, sudah termasuk pembersihan unit dalam dan luar.

Komputer
Mungkin selain AC, perawatan atau perbaikan elektronik yang sering dicari masyarakat adalah tempat servis komputer. Perangkat ini tentunya juga sudah populer di masyarakat dan hampir semua lapisan masyarakat memiliki komputer.

Terlebih lagi, sekarang ini banyak toko penjual komputer yang menawarkan skema kredit pada setiap orang yang ingin memiliki komputer. Dengan begitu, populasi komputer akan terus bertumbuh seiring semakin mudahnya cara pembelian.

Sama halnya dengan produk elektronik lain, komputer juga perlu perawatan dan perbaikan. Apalagi sekarang ini banyak komputer yang bukan kategori pabrikan. Komputer jenis ini biasanya memang rentan akan kerusakan.

Masalah di komputer biasanya dibagi menjadi 2 kategori. Antara tentang perangkat keras atau perangkat lunaknya. Setiap usaha perawatan atau perbaikan komputer, sangat menguasai kedua hal tersebut. Hanya dengan melihat kondisi komputer, mereka akan bisa memerkirakan kerusakan yang dialami.

Dalam perawatan komputer, ada juga dikenal pelanggan. Artinya, konsumen yang secara rutin menggunakan jasa perawatan komputer. Hal ini dilakukan Media Komputindo yang sudah memiliki sekitar 80 pelanggan di Puri Indah. “Biasanya, kami melakukan perawatan yang sudah terjadwal berapa kali dalam seminggu atau sebulan,” kata Pemilik Media Komputindo, Julius.

Di samping itu, dalam hal perbaikan dan perawatan komputer juga dikenal “rasa percaya”. Artinya, setiap orang yang pernah melakukan perbaikan pada satu teknisi dan hasilnya memuaskan, pasti akan mencari teknisi tersebut bila ada kerusakan lagi pada komputernya.

Menurut Pemilik Multimedia, Faturahman, hal itu sering terjadi pada dirinya. Sudah banyak pelanggan yang terus mencari saya kalau komputernya rusak. “Mereka sudah percaya,” ujarnya.

Kuncinya, lanjut Faturahman yang akrab dipanggil Fatur, adalah kejujuran. Kalau kita bekerja jujur, hasilnya pasti akan mujur. Karena sekali orang dibohongi, maka mereka tidak akan percaya lagi. Kalau sudah begitu, kita akan kehilangan pelanggan. Mereka hanya sekali datang, dan tidak mau kembali lagi.

Selain datang langsung, setiap orang yang ingin memerbaiki atau merawat komputer bisa pula memanggil teknisi komputer ke rumah. Dengan begitu, konsumen tidak perlu repot membawa komputernya. “Kalau tidak sempat datang ke sini, kami juga bisa datang ke rumah atau kantor bila ada kerusakan komputer. Konnsumen tinggal telepon saja,” kata Julius.

Hal tersebut juga diamini oleh Fatur yang sebagian besar konsumennya meminta untuk datang ke rumah atau kantor. “Saya memang lebih fokus pada servis atau perawatan panggilan, biar konsumen tidak repot. Apalagi biasanya mobilitas mereka cukup tinggi,” jelasnya.

Setiap usaha servis komputer, tidak hanya melayani perawatan atau perbaikan desk computer yang dilengkapi unit monitor dan unit CPU, tapi juga laptop, notebook, atau komputer jinjing segala merek.

Sedangkan biaya yang harus dibayar konsumen dalam perawatan atau perbaikan komputer, sebagian besar teknisi tidak dapat memastikan angkanya. Tergantung kerusakan yang dialami. “Meski kami bisa memerbaiki segala kerusakan komputer, tapi kalau mengenai biayanya, tergantung tingkat kerusakannya. Makanya kita harus cek dulu kondisi komputernya,” ucap Pemilik Milenia Notebook, Anton.

Mengenai biaya, Fatur menambahkan, kami akan memberi harga yang terjangkau. “Terpenting bagi saya adalah memberikan pelayanan yang memuaskan pada pelanggan. Untuk biayanya, itu nomor dua, yang penting konsumen puas,” tukasnya.

Sikap Konsumen
Di balik kebutuhan masyarakat akan tempat servis dan perbaikan produk elektronik, konsumen perlu kritis dalam memilih. Hindari asal pilih tempat servis atau perbaikan. Karena tidak sedikit yang “nakal” atau membohongi konsumen hanya untuk meraup banyak keuntungan.

Lihatlah cara kerja dan sikap teknisinya ketika melayani konsumen. Apakah sudah mencerminkan keprofesional kerja atau malah menjadikan produk elektronik Anda sebagai “barang percobaan”. Kalau memang sudah berpengalaman, ketika ditanya mengenai penyebab kerusakan, pasti akan menjelaskan dengan logis.

Bila memang produk elektronik Anda masih dalam masa garansi, akan lebih baik menggunakannnya. Karena kalau tidak digunakan dan memerbaiki kerusakan di tempat servis umum, maka produsen resminya tidak akan mau lagi memerbaikinya.

Mengenai biayanya, cobalah untuk mencari angka pasarannya melalui teman, tetangga dekat atau bisa juga mencarinya melalui intenet. Karena biasanya, tawar menawar masih berlaku dalam jasa servis atau perbaikan produk elektronik.

Read More ..

Melihat Keberadaan dan Peranan LBB

Banyak anak murid dan orang tua kuatir menjelang ujian nasional atau seleksi masuk perguruan tinggi. Sekolah terlanjur dicap masyarakat tidak bisa menjamin semua murid-muridnya lulus ujian. Meski bukan hal yang pasti, tapi banyak anak murid yang mencari solusi dengan mendaftar dan percaya pada Lembaga Bimbingan Belajar (LBB).

Tingginya minat murid-murid sekolah, terutama yang duduk di kelas 3 SMP dan SMA, dalam mengikuti bimbingan belajar, membuat tumbuh subur LBB di berbagai wilayah, tak kecuali di komunitas Kebon Jeruk dan Kembangan. Mulai LBB waralaba dengan jaringan dan kurikulum yang terpadu, sampai dengan LBB rumahan yang lebih bersifat privat.

Maraknya usaha pendidikan tersebut, tidak terlepas dari kesempatan yang muncul akibat pemerintah menaikan standar nilai kelulusan murid sekolah. Apalagi banyak murid yang dinyatakan tidak lulus karena belum memenuhi nilai yang ditetapkan pemerintah.

Kontan saja, LBB maju ke depan menawarkan “jalan pintas” dengan menawarkan latihan soal-soal ujian yang lebih praktis. LBB menggunakan soal-soal ujian tahun lalu untuk melatih muridnya. Bahkan, mereka pun mengeluarkan prediksi soal ujian yang akan keluar pada tahun berjalan.

Awalnya, LBB berdiri karena supremasi perguruan tinggi negeri yang dikatakan memiliki kualitas lebih baik dan biayanya yang lebih murah. Oleh karena itu, masyarakat berlomba-lomba mendaftarkan diri dan berujung pada seleksi masuk yang ketat.

Karena seleksi yang ketat inilah banyak pendiri LBB yang berinisiatif untuk mendirikan tempat pendidikan, khusus membahas soal-soal ujian. Sekaligus sebagai peluang bisnis pendidikan yang cukup menjanjikan. Bayangkan, orang tua siapa yang tidak ingin anaknya masuk perguruan tinggi negeri? Atau lulus dalam ujian nasional dan mendapat sekolah favorit?

Dalam perkembangannya, banyak LBB yang tidak hanya membuka bimbingan belajar buat murid sekolah kelas 3 SMP atau SMA. LBB terus berkembang dan melebarkan sayap dengan membuka bimbingan belajar buat berbagai tingkatan kelas, bahkan untuk murid-murid TK. Isinya tetap membantu murid dalam mengerti pelajaran dan mendapat nilai baik di sekolah.

Materi yang diberikan tidak berbeda dengan di sekolah. Dengan bantuan para pengajar LBB, murid sekolah dari berbagai jenjang pendidik tersebut dibantu menguasai dan menaikan nilai pelajaran di sekolah.

Begitu juga dengan kurikulum yang digunakan, tidak berbeda jauh dengan yang dipakai sekolah. Bahkan LBB pun sudah menyiapkan beberapa kurikulum yang populer dipakai sekolah negeri maupun swasta dan sekolah bertaraf nasional plus. Dengan begitu, anak murid pun akan mendapat pelajaran yang tidak berbeda dengan pelajaran di sekolahnya.
Lebih jauh lagi, LBB pun menyediakan guru piket yang bersedia kapan saja sebagai tempat berkonsultasi. “Mereka bukan hanya belajar apa yang diajarkan di kelas saja, tapi juga bisa berkonsultasi seperti menanyakan pekerjaan rumah dari sekolah atau tentang apa saja yang menyangkut pelajaran. Kami tidak memungut biaya lagi, staf pengajar selalu siap membantu,” kata Marketing Teknos Duri Raya, Ryan Timiko.

Di balik itu semua, dengan anak murid mengikuti LBB, berarti anak tidak memunyai banyak waktu luang untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, menyegarkan pikiran, atau menuangkan hobi yang dimiliki.

Bukan bermaksud menyudutkan LBB, tapi kalau melihat jam belajar anak di sekolah ditambah lagi belajar di LBB, maka praktis anak tidak memunyai waktu banyak. Mereka pun akan terlalu letih buat aktifitas lain. Apalagi kebanyakan materi LBB hanya mengasah logika dan kemampuan otak kiri. Dan berkutat pada pelajaran seperti Fisika, Kimia, Biologi, dll.

Artinya, tidak ada waktu buat anak melatih otak kanannya yang berfungsi untuk mengasah imajinasi dan kreativitas. Kehidupan mereka pun menjadi monoton, pagi berangkat sekolah, siang dilanjutkan dengan bimbingan belajar. Kemudian mereka akan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sekolah pada malam harinya.

Apa Perlu Belajar di Bimbel?
Pertanyaan di atas terus menyeruak ketika melihat anak-anak sekolah pergi di pagi hari dan pulang menjelang sore. Dengan begitu banyaknya waktu yang tersita setiap hari, apakah mereka juga harus belajar lagi di LBB? Apa sekolah tidak cukup memberikan mereka waktu untuk menguasai pelajaran?

Bukan karena sekolah tidak cukup memberikan materi pelajaran (tergantung dari sekolahnya), tapi banyak juga murid sekolah yang akan lebih yakin menghadapi UN atau ujian seleksi perguruan tinggi kalau sudah belajar di LBB. Apalagi di sana mereka akan diberikan soal-soal yang biasanya keluar dalam ujian yang akan ditempuh.

Di samping itu, mereka juga bisa menambah wawasan dan teman, bukan hanya di sekolah saja. Di situ, mereka bisa saling bertukar pikiran dan membahas berbagai tip dan trik cara cepat mengerjakan soal-soal ujian.

Pro dan kontra tentang pentingnya LBB masih menjadi pertanyaan. Terlebih lagi biaya pendidikan di LBB yang tidak terbilang murah. Buat mereka yang duduk di kelas 3 SMP atau SMA, misalnya. Biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua murid bisa berkisar antara 5 – 15 juta. Bagi yang orang tuanya punya duit banyak, hal itu mungkin tidak masalah, tapi bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki uang lebih?

Sebenarnya, di beberapa sekolah pun sudah menyediakan program pendalaman materi buat mereka yang akan mengikuti ujian. Dengan begitu, anak-anak sekolah tidak begitu perlu mengikuti LBB karena selain akan menyita tenaga dan waktu, mereka pun sebenarnya sudah mendapat pelajaran tambahan di sekolah.

Murid sekolah yang memilih tidak ikut LBB, pun bisa belajar bersama dan membahas pelajaran dengan teman-teman. Untuk mengukur kemampuan, mereka bisa mengikuti beberapa try out yang banyak diselenggarakan. Atau membeli buku-buku soal ujian dan membahasnya bersama teman sekolah atau teman yang ikut LBB.

Tapi, itu semua tergantung dari individu masing-masing. Terkadang, ada individu yang belum punya rasa tanggung jawab dan keyakinan. Tidak terpicu belajar, bila harus belajar sendiri. Makanya, mereka memilih ikut LBB, dibanding harus belajar sendiri atau dengan teman-teman yang kebanyakan akan diisi dengan ngobrol atau hal lain yang bukan bersifat pembelajaran.

Sekolah Versus LBB
Sekolah dan LBB selayaknya memang saling mendukung dalam mengembangkan kemampuan murid dalam menguasai pelajaran sekolah. Sebenarnya, antara sekolah dan LBB memiliki orientasi yang berbeda.

Sekolah lebih bertujuan pada pengembangan siswa secara menyeluruh, termasuk mengembangkan kreativitas dan sikap siswa. Lain halnya dengan LBB yang lebih pada tujuan singkat seperti kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal dengan cepat dan benar. Tujuan utamanya adalah mengantar siswa lulus ujian atau mendapat perguruan tingggi negeri.

Karena alasan tersebut, malah seharusnya sekolah dan LBB bisa saling membantu. Ibaratnya, sekolah memberikan pondasi, sedangkan LBB lebih pada memberikan atap rumah dan finishing agar rumah terlihat bagus dan indah. Bukan hal yang baik bila masyarakat atau siswa sekolah hanya mengartikan pendidikan dengan lulus atau tidaknya dalam sebuah ujian.

Sekarang ini, layanan dan fasilitas LBB pun kerap menjadi perbandingan oleh masyarakat. Di samping perlengkapan belajar mengajar yang terbilang lengkap dan nyaman. LBB pun ada yang melengkapi dengan fasilitas konsuling dan sesi membangun motivasi siswa dalam belajar. Layanan tersebut disediakan gratis dan kapan saja.
Seperti yang dilakukan Quantum Brain dengan memberikan pelayanan belajar di luar kelas yang betul-betul nyata (individu atau kelompok). Pelajaran tambahan tersebut diberikan gratis bagi siswa-siswi.

”Di samping itu, siswa Quantum Brain pun akan mendapat training secara berkala tentang ”motivation to win” dan ”skill of learning” melalui Motivation Training Plus (MTP) oleh pembicara dan motivator handal Mr. Sintong dan Mr. Pia,” kata Pimpinan Cabang Quantum Meruya, Oskar Purba.

Tidak sampai di situ, bahkan ada LBB yang memberikan fasilitas untuk melihat bakat dan potensi anak. Melalui fasilitas tersebut, akan bisa terlihat kemampuan otak kiri dan kanan anak sehingga akan lebih mudah mengembangkan potensi dan bakat anak yang tepat ke depannya.

Menjelang UN, banyak pula LBB yang menyelenggarakan pembelajaran intensif. Murid akan diberi materi-materi latihan soal agar mereka benar-benar siap menghadapi ujian.

Seperti yang dikatakan Pimpinan Cabang Primagama Green Garden, Ika Kumala Furi, SE, dalam menghadapi UN 2009 nanti, akan dibuka program “Super Intensive UN 2009”. Di program tersebut, siswa akan dibekali simulasi, trik-trik jitu serta pembahasan soal-soal prediksi UN 2009 yang akurat. “Program telah dibuka mulai sekarang dengan biaya sebesar Rp 900 ribu,” katanya.

Kemudian, entah karena sebab persaingan bisnis atau untuk memberikan kepercayaan pada masyarakat, ada pula LBB yang memberikan garansi lulus ujian atau perguruan tinggi negeri.

Pada dasarnya, program jaminan ini sama dengan program bimbel lainnya, tapi jumlah muridnya saja yang dibatasi. Biasanya, tidak lebih dari 10 anak dalam satu kelas. Biayanya pun tentu lebih mahal, di atas Rp 10 jutaan.

Bahkan, ada pula LBB yang membuka Kelas Super atau kelas buat murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mereka akan dikumpulkan dalam satu kelas dengan materi pembelajaran yang sama, tapi dibahas lebih mendalam dan cenderung mendorong potensi anak. Tidak hanya teori, tapi juga meliputi aplikasi, pendalaman, dan pengembangan materi.

Bisnis Pendidikan
Apa pun masalah dan alasannya, pendidikan sepatutnya tidak dijadikan ajang bisnis semata. Bila hal itu terjadi, bukan tidak mungkin pendidikan hanya akan dimiliki oleh mereka yang memunyai uang banyak. Sedang buat mereka yang hidup seadanya, akan mendapat pendidikan yang apa adanya pula.

Kita sendiri mahfum bahwa biaya operasional pendidikan dengan berbagai keperluan tidak bisa dibilang murah. Tapi selayaknya dihindari menjadikan pendidikan sebagai ”mesin pencari untung” belaka. Karena ketidakadilan dalam pendidikan membuat kualitas dan potensi masyarakat secara keseluruhan menjadi tidak merata.

Bagi murid-murid yang menimba ilmu di LBB pun memiliki sisi positif. Mereka menjadi kaya ilmu dan pengetahuan karena belajar bukan hanya di sekolah saja. Sekaligus mereka bisa mencari teman dan tempat untuk berdiskusi.

Selayaknya, sekolah dan LBB tidaklah bersaing. Keduanya bisa dibilang saling mengisi kekurangan yang lowong di sistim pendidikan kita. Biar murid sekolah yang nantinya akan menjadi masyarakat Indonesia secara keseluruhan menjadi lebih baik dan mampu berkompetisi dalam dunia nyata.

Read More ..

Bersaing dalam Harga dan Cara Pengolahan

Buruknya kondisi air tanah dan permukaan di Jakarta membuka peluang usaha air minum isi ulang. Harga yang lebih murah pun membuat masyarakat beralih dari air minum bermerek ke air minum isi ulang. Namun, sekarang ada teknologi baru yang membuat usaha ini berkompetisi satu sama lain.


Mungkin 5 tahun belakangan masyarakat hanya tahu air minum isi ulang biasa yang menggunakan filtrasi. Bahan baku air yang biasanya diambil dari daerah mata air di pegunungan, dalam prosesnya, kemudian di filter dalam beberapa tahap dan baru bisa di jual ke masyarakat.

Ketika air minum isi ulang ini diperkenalkan kepada masyarakat, masih banyak yang bertanya-tanya tentang kebersihan dan kualitasnya. Tapi, setelah beberapa lama, air minum isi ulang ini mulai banyak peminatnya. Apalagi harga yang ditawarkan jauh di bawah harga air minum bermerek yang lebih dulu ada.

Tekanan ekonomi dan tidak adanya pilihan lain, sedikit memaksa masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, untuk mengonsumsi air minum isi ulang tersebut. Akhirnya, masyarakat pun terbiasa dengan istilah air minum isi ulang dan membuat usaha ini terus bertumbuh di mana-mana.

Lama bermain sendiri di pasaran, akhirnya teknologi mulai menggeser keberadaan air minum isi ulang tersebut. Kini, mulai ada teknologi pengolahan air minum isi ulang yang lebih higienis dan menggunakan berbagai teknologi dalam penyaringan partikel, bakteri, dan segala hal yang tidak berguna buat tubuh manusia.

Buat masyarakat yang sadar akan kesehatan tubuh, mereka pun mulai beralih ke air minum isi ulang yang mengadaptasi teknologi terbaru tersebut. Meski harganya lebih mahal dari air minum isi ulang biasa, namun air jenis ini mulai populer di mata masyarakat.

Sebut saja air minum isi ulang dengan ozon, reverse osmosis (RO), atau distilasi. Di komunitas kita, air minum isi ulang ini mulai banyak bertumbuh. Masing-masing mengklaim air minumnya lebih bersih dari lainnya.

Sejalan dengan tingginya kebutuhan air minum masyarakat, prospek usaha ini pun masih cukup menjanjikan. Apalagi selain harganya lebih murah, air isi ulang ini juga dinilai lebih praktis. Terlebih buat mereka yang ingin serba cepat. Tinggal angkat telepon, air pun akan segera diantar. ”Hal inilah yang membuat peluang usaha air minum isi ulang masih terbuka lebar,” kata salah satu pekerja di Venus, Merry.

Hal senada juga diungkapkan Pemilik Tirta Sari, Ir. Effendy Sugianto, semua orang ingin hidup sehat dan terbebas dari penyakit. Bukan hanya makanan dan olahraga yang perlu diperhatikan, tapi air minum pun harus bersih terbebas dari bakteri dan kuman. Dengan begitu, prospek ke depan usaha ini masih sangat bagus,”

Tapi, seperti yang telah disebutkan, ada pergeseran teknologi dalam usaha ini. Air minum isi ulang biasa kini mulai ditinggalkan orang. Mereka beralih ke air minum yang menggunakan teknologi pengolahan baru yang lebih terjamin kebersihannya.

“Bisnis air isi ulang biasa, sepertinya mulai berjalan di tempat atau stagnan. Sekarang mulai marak tempat pengisian air isi ulang menggunakan sistem RO (Reverse Osmosis). Tempat inilah yang mulai dilirik masyarakat,” kata Pemilik Revos, Hadi Wijaya.

Meski begitu, sepertinya masing-masing pemilik usaha dengan teknologi pengolahan airnya, memiliki konsumen sendiri-sendiri. Konsumen mulai terbagi-bagi, apalagi di situ ada perbedaan harga dan peruntukkan dari air minum itu sendiri. Terlebih lagi konsumennya terdiri dari warga perumahan, kantor, dan usaha lain yang membutuhkan air seperti rumah makan, misalnya.

Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan kebersihan air minum pun memiliki peran dalam maju mundurnya masing-masing usaha air minum tersebut. Makanya, seperti Pemilik Amidis Kebon Jeruk, Monica Salim, dia harus rajin-rajin mendatangi langsung konsumennya agar mereka bisa mengerti perbedaan air distilasi miliknya. ”Dengan begitu, mereka akan teredukasi dan mengerti perbedaanya,” jelasnya.

Bukti-bukti tentang tingkat keamanan dan kebersihan air isi ulang pun sering dipaparkan kepada konsumen. Sertifikat dari Departemen Kesehatan yang membuktikan kalau air isi ulang tertentu masih layak minum pun ditempelkan di beberapa depot pengisian air.

”Kami selalu memeriksa kadar air di Depkes. Bukti berupa sertifikat atau laporan penelitian pun selalu kami tempelkan di dekat mesin pengisian. Biar konsumen tahu bahwa air yang mereka minum telah diperiksa di Depkes,” tutur Merry.

Para pengusaha memiliki alat tersendiri untuk membuktikan kebersihan airnya. Misalnya, menggunakan alat TDS (Total Dissolved Solids) dan Elektrolisa yang dapat mengetes kandungan air atau kemurnian air.

Dengan alat ini, bisa terlihat bagaimana keadaan air murni isi ulang. Layak diminum atau kotor tidak layak diminum.

Ironisnya, setelah diadakan pengetesan dengan alat tersebut, ternyata ada merek air minum bermerek yang kandungannya tidak lebih baik dibanding air minum isi ulang. Padahal, air minum bermerek tersebut banyak dikonsumsi masyarakat.

”Belum tentu air minum yang bermerek dan lebih dulu ada itu lebih higienis. Setelah dilakukan tes dengan TDS, ada juga air minum merek terkenal yang hasilnya tidak lebih tinggi dibanding air isi ulang,” terang Merry.

Air minum merek terkenal, kata Hadi Wijaya, hanya karena imejnya saja yang sudah tertanam di masyarakat. Bila kita tes, TDS air minum isi ulang masih lebih rendah dibanding air kemasan bermerek.

Sebenarnya, tambahnya, jika perawatannya baik, air isi ulang tidak kalah dengan air bermerek. Tapi, jika ada pendapat yang mengatakan air kemasan bermerek lebih higienis, kita bisa lihat hanya dari prosesnya saja. Mungkin proses pengolahan air kemasan bermerek lebih dominan dilakukan mesin. Sedangkan air isi ulang masih banyak campur tangan manusia.

Alat ukur TDS dan Elektrolisa sebenarnya bisa dibeli masyarakat umum. Kita bisa mengetes sendiri kandungan air di rumah atau sekedar mengetahui kondisi air isi ulang yang biasa dibeli. Dengan begitu, kita bisa melihat langsung dan memutuskan air minum jenis mana yang akan dikonsumsi.

Pelayanan
Seperti jenis usaha lain, karena ada persaingan usaha, maka mereka pun harus memberikan pelayanan dan kualitas produk yang memuaskan konsumennya. Dalam usaha air minum isi ulang ini, pelayanan yang cepat dan kualitas air minum adalah hal pertama.
”Biasanya, selain mencari tempat isi ulang yang kualitas airnya bagus, konsumen juga lebih melirik tempat-tempat yang mempunyai pelayanan cepat,” kata Merry.

Pelayanan yang baik pada konsumen adalah kunci utama. Meski produk airnya sama, namun pelayanan pasti ada bedanya. ”Hal inilah yang perlu diwaspadai para pengusaha yang tidak ingin kehilangan pelanggan,” ungkap Hadi Wijaya.

Bahkan, Pemilik Biru Kembangan, Lilik Sumarni menyediakan 1 sambungan telepon khusus pengaduan konsumen jika kurang puas dengan air minum isi ulangnya. ”Kami akan langsung menggantinya bila ada air kami yang menurut konsumen tidak bagus,” ujarnya.
Dalam hal pelayanan, setiap usaha air minum isi ulang tentunya memiliki pekerja yang siap antar sampai tujuan. Dari motor dengan sedikit modifikasi yang mampu memuat 4 – 6 galon sampai mobil bak terbuka dengan kapasitas puluhan galon disiapkan oleh masing-masing pengusaha.

Begitu juga dengan konsumen yang mengisi ulang air minum di tempat. Mereka pun sangat cekatan membersihkan, mengisi air, menutup galon, dan menyegelnya. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memberikan pelayanan yang maksimal pada konsumennya.

Proses

Masing-masing air minum isi ulang memiliki proses pengolahan air yang berbeda-beda. Tergantung teknologi yang digunakannya. Misalnya, air minum isi ulang dengan sistim penyaringan (filtrasi).

Penyaringan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu filtrasi dengan pasir dan filtrasi membran. Tapi, kebanyakan yang digunakkan dalam usaha ini adalah menggunakan membran yang dapat memisahkan partikel berukuran lebih kecil 0,08 mikrometer.

Kemudian, ada air minum yang diolah melalui proses distilasi. Caranya, air disaring menggunakan carbon filter yang kemudian dilakukan proses demineralisasi untuk membuang ion kationic dan anionic. Setelah itu, dilanjutkan dengan RO (Reverse Osmosis), filtrasi, ultra violet, distilasi, dan ozonisasi yang menghasilkan air distilasi.

Lainnya, adalah proses pengolahan air minum dengan nama ozonisasi. Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen, termasuk virus.

Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan, dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman.

”Air minum Biru diproses menggunakan teknologi Ozon dengan kapasitas mesin yang sesuai (100%). Sehingga tidak lagi memerlukan tambahan penyinaran ultra violet. Ciri utama penggunaan teknologi ozon 100% adalah adanya banyak butiran oksigen dalam air minum,” terang Lilik Sumarni.

Terakhir, adalah metode pemurnian air melalui membran semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah.

Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori R.O akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni.

”Melalui proses ini, air yang tercemar akan dibuang dan hanya air murni saja yang tersisa. Maka, jika diproses 100 liter air, hasilnya hanya menghasilkan sekitar 50 liter air murni. Setengahnya akan dibuang,” ungkap Effendy.

Dari beberapa cara pengolahan air minum tersebut di atas, sepertinya sama-sama ingin membuat zat dan kandungan yang tidak berguna dan berbahaya buat tubuh. Hanya besaran ”saringan”nya saja yang berbeda-beda. Begitu juga dengan tingkat efektifitasnya.

Perlu pengaturan
Dengan harga jual yang bervariasi, dari Rp 3500 – 11.000, usaha air minum isi ulang ini bisa meraup untung cukup banyak. Dalam satu harinya saja, jika diilustrasikan, ada yang bisa menjual 100 – 200 galon. Bila dikalikan dalam 30 hari, terjual sekitar 3000 – 6000 galon air. Itu berarti pendapatan kotornya bisa sekitar Rp 10,5 – 21 juta/bulan dengan harga terendah.

Kalau dipotong dengan biaya operasional dan pekerja sekitar Rp 4 juta saja, hasilnya bisa sekitar Rp 6 juta/bulan. Dengan begitu, pengusaha air minum isi ulang bisa BEP (break event point) sekitar 1 – 2 tahun.

Fenomena menjamurnya usaha air minum isi ulang ini memang tidak bisa dihindari. Buruknya kualitas air dan gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba praktis, telah membuka peluang usaha ini terus bertumbuh.

Namun, di balik itu semua, perlu adanya pengaturan dan standardisasi kualitas air yang dihasilkan. Begitu juga dengan proses pengolahannya. Agar masyarakat umum tidak dirugikan dan usaha ini bisa terus dipercaya sebagai alternatif lain solusi air bersih di Jakarta.


Read More ..

Tetap Menyegarkan di Tengah Kontradiksi


Beberapa bulan kemarin, ada tempat pijat dan refleksi yang ditutup paksa oleh polisi. Tempat mewah yang menyediakan berbagai fasilitas tersebut disinyalir berkamuflase sebagai tempat prostitusi.


Meski tidak semuanya, panti-panti pijat dan refleksi yang disangka juga menyediakan jasa prostitusi, pasti akan digrebek oleh warga sekitar atau polisi. Usaha mereka dinilai merusak moral dan agama serta bisa mencemari lingkungan sekitar.

Fenomena itulah yang dihadapi usaha pijat dan refleksi di mana-mana. Jenis usaha ini sering kali dianggap sebelah mata karena memang berurusan dengan tubuh dan ranjang. Apalagi kebanyakan terapisnya adalah para wanita.

Para terapis wanita ini sering kali diekploitasi atau diposisikan sebagai wanita pemuas “lelaki hidung belang”. Pun ada pula panti pijat yang memang mempekerjakan wanita-wanita penghibur sebagai terapis pijat. Mereka dipekerjakan bukan sebagai terapis pijat, tapi ditujukan hanya untuk “menghibur”. Keahlian memijat mereka apa adanya, yang penting bisa “memuaskan” pelanggan.

Namun, imej buruk yang terlanjur menempel di usaha ini, tidak juga menyurutkan usaha-usaha pijat dan refleksi bertumbuh di komunitas kita. Lihat saja di wilayah Kembangan dan Kebon Jeruk, di sana masih banyak bertahan tempat pijat dan refleksi.
Tapi, tempat pijat dan refleksi ini bukan seperti di atas. Melainkan yang bermanfaat untuk menyegarkan dan menyehatkan tubuh.

Dalam perkembangan bisnis pijat dan refleksi, ada pula beberapa usaha pijat yang khusus melayani panggilan. Mereka tidak melayani pijat di tempatnya, tapi siap dipanggil ke rumah, apartemen, atau di mana pun kliennya menginginkan.

Dengan pijat panggilan seperti ini, masyarakat tidak perlu memikirkan kemacetan yang kerap menghadang di jalan. Sehabis pijat pun, mereka bisa langsung istirahat atau melanjutkan aktifitas di tempat mereka.

Namun, layanan “pijat jemput bola” ini memasang harga yang lumayan tinggi. Kisarannya sekitar Rp 50 – 60 ribu dengan variasi jasa pijat tradisional, keseleo, bayi, dan paska melahirkan. Sedangkan durasi pijatnya sendiri antara 1,5 – 2 jam.

Pijat Tuna Netra
Tuhan memang memberikan berkat tersendiri buat masing-masing makhluknya. Di balik kekurangannya, para penyendang tuna netra sering kali memiliki kelebihan dalam memijat. Jadilah profesi sebagai tukang pijat dipilih sebagai tumpuan mata pencaharian mereka.

Operasional para tukang pijat tuna netra ini ada yang keliling di satu daerah atau menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk memijat. Keahlian memijat mereka sendiri biasanya didapat dari pelatihan-pelatihan yang dilangsungkan oleh lembaga tertentu. Dari situ, mereka akhirnya mampu menghidupi diri sendiri, bahkan keluarganya dan tidak bergantung pada orang lain.

Sebut saja seperti Dahlan, pemijat tuna netra yang tidak bisa melihat sejak berumur 5 tahun ini, dia hanya bermodal mengikuti kursus pijat di Pemalang. Sekarang, penghasilan per bulannya bisa mencapai 3 – 4 juta. (Hitungan 5 orang per hari dengan biaya pijat sebesar Rp 30 ribu).

Menurut salah satu pelanggannya, kalau kita pijat sama orang tuna netra itu beda. Rasanya lebih enak. Dahlan sendiri menggunakan teknik totok dalam memijat kliennya. Dia pun tidak menggunakan minyak atau lotion dalam memijat, tapi sebentuk powder/bubuk agar tidak meninggalkan bau di badan pelanggannya.

Manfaat dan Kendala
Berkembangnya tempat-tempat pijat dan refleksi ini tidak lepas dari kebutuhan warga Jakarta juga. Kesibukkan pekerjaan sehari-hari membuat mereka merasa stres dan penat. Dengan pijat, mereka merasa akan lebih rileks dan urat-urat syaraf kembali mengendur.

Selain itu, faktor kesadaran masyarakat perkotaan akan kesehatan, juga membuat bisnis ini berkembang pesat.

”Usaha pijat dan refleksi sangat berkembang pesat sekarang ini. Sudah banyak tempat-tempat pijat dari yang memiliki tempat mewah sampai pijat panggilan. Bahkan tidak jarang, ada yang awalnya kerja sendiri, sekarang bisa berkembang hingga mempunyai beberapa anak buah,” kata Pimpinan Massage Keluarga Sehat, Sandra Suzie.

Menurutnya, kebanyakan datang karena rata-rata ingin lebih rileks dan mengendurkan urat-urat syaraf yang tegang. Setelah beraktifitas seharian, biasanya seseorang akan datang ke tempat-tempat pijat refleksi minimal satu bulan sekali.

Memang setelah dipijat atau direfleksi, tubuh akan kembali segar dan otot-otot serasa tidak tegang. Tapi, menurut pemijat tuna netra pemilik Pijat Tuna Netra Jaga Sehat, Dahlan, di samping yang disebutkan di atas, pijat juga memiliki manfaat untuk menambah energi karena secara mekanistis memiliki kemampuan melatih saraf dan otot tubuh. Sehingga tubuh lebih fit dan mampu menangkal penyakit.

Di balik itu semua, dalam menjalankan bisnis ini, ada pula kendala yang harus dihadapi beberapa pengusaha. Salah satunya adalah masalah kompetitor.

”Kendalanya adalah soal anak buah. Terkadang banyak sekali anak buah yang awalnya ikut dengan kita, setelah beberapa lama dan mulai menguasai tentang bisnis ini, pergi dan buka tempat sendiri. Parahnya lagi, mereka cenderung mengambil langganan-langganan yang sebelumnya,” jelas Sandra.

Lain halnya dengan para pemijat panggilan. Mereka sering kali terbentur dengan masalah transportasi dan waktu.

Kendalanya, kata Dahlan, lebih kepada jika ada panggilan yang jaraknya sangat jauh. Dengan begitu, tentunya akan butuh waktu yang tidak sedikit untuk menjangkaunya. Namun untuk mengantisipasinya, biasanya pelanggan dikasih pengertian tentang jaraknya yang jauh.

Sering pula, ucap Pemilik Pijat Sehat Karya, Isam, konsumen memberikan alamat yang kurang jelas. Selain itu, transportasi pun menjadi kendala yang sangat berarti karena alat transportasi digunakan sebatas motor.

Meski begitu, mereka tetap harus mencari solusi atas masalahnya tersebut. Apalagi pijat dan refleksi ini merupakan jenis usaha yang bergerak dalam sektor jasa. Mau tidak mau, mereka harus memberikan pelayanan yang prima agar tidak terlindas kompetitornya.

Keahlian Pemijat
Baik usaha pijat tuna netra, panggilan, atau yang memiliki tempat berfasilitas bagus, pemijat atau terapisnya juga harus memiliki keahlian tersendiri dalam urusan pijat memijat. Tidak bisa asal-asalan, karena bila tidak, bukannya bertambah baik malah bisa salah urat.

Keahlian yang harus diketahui oleh para pemijat terutama adalah mengenai urat syaraf. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kondisi pelanggan yang ingin di pijat. Jika belum mengerti tentang teknik tersebut, bisa saja yang dipijat akan salah urat dan menyebabkan pembengkakan atau lainnya.

Teknik pemijatan yang dilakukan jelas sangat beragam. Untuk pijat refleksi, bagian yang dipijat hanya di wilayah telapak kaki dan sekitarnya. Sedangkan untuk pijat tradisional kesehatan mencangkup seluruhan bagian tubuh. Sedangkan untuk pijat keseleo dan bayi, sangat membutuhkan keahlian khusus. Tidak semua pemijat bisa melakukan itu.

Hal terpenting untuk pemijat adalah pengalaman. Jika para pemijat tersebut sudah berpengalaman memijat, otomatis mereka akan bisa dan terbiasa dengan hal itu. ”Inilah yang sangat dibutuhkan untuk pemijatan,” kata Pengelola Moi Reflexologi, Sutrisno.

Walau begitu, tidak semua terapis adalah yang berpengalaman, pasti ada beberapa yang terbilang baru dalam memijat. Apalagi buat tempat pijat dan refleksi baru dan banyak merekrut karyawan anyar.

Mengenai hal tersebut, Sutrisno mengatakan, tenaga kerja kami direkrut langsung dengan persyaratan memiliki keahlian dalam memijat refleksi. Walaupun demikian, tetap ada standardisasi yang diberikan tempatnya dengan melakukan pelatihan terlebih dahulu.

Sama halnya dengan Dahlan, modal utama jika ingin membuka panti pijat adalah keahlian memijat harus benar-benar dikuasai. Setelah itu, baru bisa memutuskan untuk membuka pijat panggilan atau di tempat. Bahkan bisa kedua-duanya.

Lebih dari itu, bukan hanya keahlian memijat saja yang diperlukan setiap tempat pijat dan refleksi . Tapi, juga mengenai pelayanan mengingat usaha ini bergerak dalam sektor jasa.

”Bukan hanya keahlian memijat saja, tapi juga pelayanan yang memuaskan. Ini bertujuan agar para pelanggan bisa memberikan informasi kepada orang lain dan bisa berpromosi dari mulut ke mulut,” jelas Sandra.

Mencari tempat pijat yang baik
Banyak tempat pijat dan refleksi yang bertebaran di komunitas kita. Agar tidak kecewa dengan pelayanannya, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
Selain kecakapan terapisnya dalam memijat, ada baiknya kita memerhatikan kebersihan dan kenyamanan tempat pijat dan refleksi yang akan kita datangi. ”Tempat pijat dan refleksi yang baik adalah selain memberikan hasil pijatan yang maksimal, tempatnya juga harus benar-benar nyaman sehingga kita bisa rileks,” ucap Sandra.

Keramahan para pemijat pun perlu dipertimbangkan bila ingin datang ke tempat pijat atau refleksi. Bila pelayanannya memuaskan, kita pun tak akan sungkan untuk merogoh kocek dan kembali lagi di lain waktu.

Kemudian, dalam mencari tempat pijat dan refleksi, pertimbangkan pula untuk mencari tempat pijat dan refleksi yang memberikan berbagai fasilitas dan program yang menarik. Salah satunya adalah bonus atau diskon harga yang diberikan pada para pelangganya.

Namun, menurut Isam, mencari tempat pijat dan refleksi yang baik sangat mudah sekali. Bila satu kali kita memijat dan merasa puas, maka itu bisa dikatakan baik. Dalam hal ini, pijat itu ada unsur cocok-cocokan.

”Terkadang walaupun pemijat itu sudah berpengalaman, namun jika kita tidak cocok, maka kita akan mengatakan bahwa pemijat tersebut tidak baik,” lanjutnya.

Pijat Refleksi
Selain bisa langsung dirasakan, pijat refleksi juga bisa membantu menghilangkan depresi dan penyakit-penyakit emosi lainnya. Buktinya, kaum wanita di Inggris beberapa tahun belakangan mulai banyak mendalami ilmu pijat ini. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh International Journal of Alternative and Complementary Medicine pada November 1996, para wanita yang menderita stres dan depresi merasa ada perbaikan setelah menjalani terapi pijat refleksi selama 30 menit setiap minggu.

Sebenarnya, lama terapi tergantung pada tujuan dan jenis gangguannya. Kalau gangguannya berat, harus dilakukan berulang-ulang sampai rasa sakit pada titik itu hilang. Kekuatan pemijatan tergantung pada toleransi yang dipijat. Terapis memang harus bisa mengira-ngira agar pasiennya tidak terlalu merasa nyeri. Kalau kelihatan kesakitan, tekanan pemijatan dikurangi. Atau, pemijatan dialihkan ke titik-titik yang lain, baru nanti kembali lagi.

Penentuan kekuatan pemijatan ini memang perlu dilakukan secara hati-hati. Kalau terlalu kuat, bisa-bisa kena pembuluh darah dan membuat memar. Jika pelaku terapi seorang dokter, tentu ia lebih tahu daerah-daerah yang dilewati pembuluh darah sehingga bisa menghindari tempat itu.

Secara teoretis, terapi ini bisa untuk menyembuhkan segala penyakit, termasuk penyakit infeksi. Infeksi bisa terjadi akibat badan dalam keadaan lemah. Badan tidak sanggup menghadapi kuman. Kalau dipijat refleksi, kesanggupannya dinaikkan. Sebenarnya, zaman dahulu tidak ada obat. Tapi, mereka bisa survive. Artinya, kembali ke orang itu sendiri untuk menggunakan daya tahannya.

Nah, daya tahan ini dinaikkan dengan pijat refleksi, karena semua organ jadi dalam keadaan siaga, kerja samanya juga lebih sempurna sehingga efeknya lebih besar untuk melawan serangan kuman.

Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang dengan asupan makanan yang sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup berolahraga. Semua orang tentu ingin senantiasa sehat. Berbagai cara untuk mencapainya bisa dipilih. Apabila cara itu tidak berdampak negatif, tak ada salahnya kita mencoba.

Read More ..

Liputan Usaha Jelang Lebaran

Menggeliat Meski Harga Melonjak

Ada geliat usaha saat menjelang Lebaran setiap tahunnya. Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat disambut gembira oleh pelaku usaha di berbagai bidang. Akhirnya, masyarakat terus terbiasa memboroskan uangnya dan pelaku usaha pun jor-joran dengan diskon menangkap untung.


Budaya berbelanja saat Lebaran sudah berlangsung bertahun-tahun meski bukan sebuah keharusan. Memakai baju baru, membeli berbagai penganan dan minuman, atau pulang mudik, menjadi keharusan tiap tahunnya.

Kebiasaan masyarakat tersebut terbaca oleh pelaku usaha sebagai saat-saat mendulang untung yang lebih banyak. Makanya, menjelang Lebaran, mereka (pelaku usaha) sudah mengantisipasi dengan menyediakan stok barang berlebihan, mencari tenaga kerja tambahan, atau mulai merancang cara promosi yang jitu untuk menarik konsumen.

Tahun 2008 ini, sepertinya budaya berbelanja tersebut belum juga berubah. Meski kenaikan bahan bakar minyak dan berbagai gejolak ekonomi masih terasa, para pelaku usaha mengaku masih menanggapi positif bisnisnya akan menangguk profit 2 kali lipat dari hari-hari biasa.

Lihat saja beberapa pengusaha yang ada di komunitas kita. Mulai toko pembuat rangkaian bunga atau parsel sampai penjual audio mobil, sangat antusias sekali menghadapi euporia bisnis menjelang Lebaran.

”Saat Lebaran, banyak masyarakat yang bersilaturahmi ke rumah sanak famili. Dengan begitu, mereka membutuhkan buah tangan sebagai simbol saling bermaafan. Ucapan selamat ini sering dilakukan dengan mengirim karangan bunga atau parsel,” kata Marketing Executive Rossy Flower & Gift House, Marihot Napitupulu.
Hal inilah, lanjutnya, yang membuat bisnis parsel dan karangan bunga akan meningkat jika dibandingkan hari-hari biasa.

Hal senada juga diungkapkan Pemilik Hi-Tech yang menjual berbagai perangkat audio mobil, Indrajaya. Menurutnya, di hari raya nanti, banyak masyarakat Jakarta yang mudik Lebaran. Pilihan transportasi darat seperti mobil pribadi masih dominan dilakukan menuju kampung halaman. Untuk itu, mereka pun harus mempersiapkan kondisi kendaraanya jauh sebelum mereka berangkat.

Selain kondisi mesin, perjalanan jauh yang menyita waktu terlebih saat macet, perangkat audio video mobil sangat dibutuhkan untuk melepas jenuh. ”Makanya, menjelang Lebaran ini, pasti banyak yang memasang DVD Player, TV mobil, dan lainnya,” jelasnya.

Sama halnya seperti yang dikatakan Pimpinan Arrayyan yang banyak menyediakan baju-baju muslim, Wiwik Sutarni. Katanya, orang biasanya akan mengenakan baju baru saat Lebaran. Buat yang perempuan, lebih menyukai model baju muslim. Karenanya, menjelang Lebaran permintaan akan berlimpah.

Meningkatnya Permintaan

Meningkatnya keuntungan pelaku usaha menjelang Lebaran memang tidak selalu sama satu dengan lainnya. Tapi yang pasti, mereka banyak yang optimis dan yakin permintaan akan meningkat 2 kali lipat dari hari biasa.

”Beberapa tahun yang lalu peningkatan bisa mencapai 100% dari hari bisa. Tapi, belakangan semakin menurun. Mungkin akibat kenaikan BBM yang berturut-turut. Namun, saya optimis menjelang Lebaran 2008 ini, permintaan bisa meningkat hingga 75%.,” ujar Indrajaya.

Persentase permintaan konsumen dari hari biasa ke hari raya, kata Wiwik, jelas mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan bisa mencapai 90%. Dan untuk setiap tahunnya, pemesanan pembuatan busana muslim jelas meningkat. Hal ini karena konsumen yang datang merasa puas dan datang ke tempat ini tahun berikutnya.

Meski begitu, khusus untuk pengusaha parsel masih harus berharap pendapatannya akan lebih meningkat dibanding tahun 2007 kemarin. Pasalnya, pemerintah sempat melarang pejabatnya untuk menerima parsel dari kolega-koleganya waktu itu.

Untuk lebaran tahun 2007 lalu, ucap Pemilik Aneka Bunga, Indan Widandari, dirasakan pemesanan masih kurang. Hal ini disebabkan larangan pemerintah tersebut. Namun, untuk lebaran tahun 2008 ini, saya yakin pemesanan akan meningkat.

”Ini bisa dilihat sejak menempati lokasi yang baru saja, kami sudah mengalami peningkatan pemesanan hingga 70 persen,” ujarnya.

Sama halnya dengan Indan, Marihot mengatakan, pada tahun 2006-2007, peningkatan pemesanan untuk parsel mencapai 50%. Dan untuk tahun 2008 ini, kami yakin pemesanan akan meningkat hingga 100%.

Lalu, kapan permintaan masyarakat sudah mulai terlihat? Karena hal ini bisa dibilang sebagai trend musiman, biasanya mendekati Lebaran permintaan akan meningkat drastis.

Seperti yang dikatakan Marihot, permintaan parsel atau karang bunga akan terlihat meningkat pada H-10. Pesanan bisa mencapai 3000 buah. Semuanya datang dari wilayah JABODETABEK.

Tidak berbeda dengan pesanan pembuatan busana muslim di Arrayan, kata Wiwiek, pesanan akan meningkat sebulan sebelum hari raya. Puncaknya akan terjadi 2 minggu sebelum hari raya.

”Untuk itulah, kami tidak akan menerima pembuatan busana muslim, jika waktunya 1 minggu sebelum Lebaran. Hal ini karena pengerjaannya membutuhkan waktu kurang lebih 1 mingguan,” tambahnya.

Kendala
Meski yakin akan banyak meraih untung, tapi usaha menjelang Lebaran ini bukannya tidak ada kendala. Meningkatnya permintaan dalam waktu yang bersamaan justru menjadi tantangan kerja keras buat para pengusaha. Malah tidak sedikit yang menolak order dengan alasan takut tidak bisa memenuhi tenggat waktu.

Kendalanya, ujar Wiwiek, justru ketika banyak permintaan. Soalnya, pembuatan baju ini tidak bisa terburu-buru. Tapi, untuk Lebaran 2008 ini, kami akan berusaha melayani konsumen dengan baik. Bahkan jika terjadi pemesanan yang tinggi, kami akan melakukan lembur kerja.

Selain menambah jam kerja dan jumlah karyawan, ada juga yang menyediakan lebih banyak produk dalam menyiasati permintaan yang melonjak.
”Biasanya konsumen akan memesan secara berbarengan. Tapi, hal tersebut masih bisa kami antisipasi dengan menyetok barang yang lumayan banyak. Selain itu, kami juga menambah tenaga kerja, baik untuk bagian pengiriman atau bagian produksi,” kata Marihot.

Di samping itu, kendala yang banyak dialami para pengusaha dalam menyongsong bisnis menjelang Lebaran ini adalah masalah pengantaran. Alamat lokasi pengiriman yang tidak jelas, dapat memperlambat barang/produk sampai ke tujuan.

Seperti yang dikatakan Pemilik Pinot Bread, Albert, kendalanya hingga saat ini lebih kepada delivery order. Terkadang pembeli tidak memberikan alamat rumah atau kantor yang jelas. Hal ini membuat bagian pengiriman sedikit mengalami kesulitan.
Namun, tambahnya, kami masih bisa mengantisipasinya dengan menanyakan lebih detil alamat tujuan kepada pembeli kita.

Pengaruh BBM
Sedikitnya sudah 2 kali kenaikan BBM pada tahun 2008 ini. Seperti biasa, kenaikan tersebut pun memicu berbagai bahan pokok dan sebagainya untuk merangkak naik. Menjelang Lebaran tahun ini, sentimen tersebut pun semakin memicu harga-harga berbagai produk.

Kebanyakan, secara pasti akan menaikan ongkos transportasi yang dilimpahkan kepada jasa antar. Sementara sebagian pengusaha lainnya, lebih memilih menaikan harga jual untuk meraih beberapa persen keuntungan. Jika dibandingkan tahun lalu, rata-rata menaikan harga jual sekitar 10 – 15%.

”Kenaikan BBM jelas sangat mempengaruhi bisnis ini. Namun kami tetap bisa bertahan dengan pelayanan yang profesional. Masalah biaya, hanya mengalami kenaikan pada biaya transportasi sebesar 5%. Sedangkan harga produknya masih tetap sama,” ucap Marihot.

Menurut Albert, Kenaikan BBM sangat berpengaruh ke semua bisnis yang ada. Termasuk pada bisnis kue dan roti. Menghadapi hal ini, kami lebih menekankan pada profit margin yang tetap mempertahankan kualitas dengan mengambil keuntungan lebih sedikit.
”Bila dibandingkan tahun 2007 yang lalu, harga roti dan kue di sini mengalami kenaikan berkisar 10 - 15 %,” tandasnya.

Akibat kenaikan BBM, daya beli masyarakat pun terlihat semakin menurun. Akhirnya, masyarakat akan berpikir 2 kali dalam berbelanja. Mereka lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan pokok dari pada kebutuhan yang bersifat tersier.

Hal tersebut dirasakan oleh Indrajaya ketika menawarkan perangkat audionya. Saat itu, katanya, mereka mulai berpikir hal-hal yang lebih penting dibandingkan memasang audio kendaraannya. Mereka lebih mementingkan kebutuhan primer.

Padahal, tambahnya, teknologi sudah semakin canggih dari tahun ke tahun dan membuat barang-barang elektronik semakin murah. Sebenarnya, jika dibanding tahun lalu, harga produknya sudah semakin murah. Hanya biaya jasanya saja yang naik sekitar 10%.

Secara logika, kenaikan harga produk atau penambahan ongkos transportasi tersebut masih terbilang wajar. Tapi, kalau melihat daya beli masyarakat, sepertinya bisnis menjelang Lebaran tidak akan semanis tahun-tahun yang lalu.

Makanya, pelaku usaha pun merasa perlu untuk gencar berpromosi di berbagai media massa. Dengan begitu, masyarakat pun kemungkinan akan lebih tergiur membeli produk mereka. Apalagi banyak di antara pengusaha yang menyodorkan diskon besar-besaran.

”Selain promosi dari mulut ke mulut, kami memasang iklan di beberapa media cetak. Bahkan, Aneka Bunga pun menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam berpromosi atau menjadi sponsor di acara televisi,” kata Indan.

Cara dan media promosi para pengusaha tersebut berbeda-beda. Selain di media nasional, mereka juga banyak yang mengandalkan media komunitas seperti AdInfo untuk menyiarkan promosi tokonya.

Seperti yang dilakukan Albert dalam mempromosikan usahanya. ”Promosi yang dilakukan oleh Pinot adalah dengan memasang iklan di beberapa media komunitas. Selain itu, Pinot juga selalu bekerja sama dengan salah satu rumah produksi terkenal di Jakarta,” jelasnya.

Tidak Boros
Bila para pengusaha berharap akan banyak pembeli yang datang ke toko atau gerainya, kini giliran masyarakat yang harus berhati-hati dalam berbelanja. Biar bagaimana pun, sesuatu yang berlebihan tidak akan membawa manfaat yang baik.

Banyak orang memperkirakan kalau jumlah pengeluaran akan berlipat 3 kali ketika menjelang Lebaran. Masih terbilang wajar kalau saja kenaikannya masih seputar angka tersebut. Lain halnya kalau jumlah kelipatannya sampai 4 atau 5 kali.

Sebagian besar pengeluaran masyarakat biasanya dialokasikan buat belanja kebutuhan makan dan minum seperti membeli kue dan berbagai masakan yang akan dihidangkan saat Lebaran. Selebihnya untuk membeli pakaian baru dan kelengkapannya.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh masyarakat. Salah satunya adalah mencermati pos-pos pengeluaran baru. Di sini masyarakat perlu menyikapi dengan lebih bijaksana. Misalnya, biaya untuk uang THR pembantu rumah tangga atau uang yang akan diberikan kepada tetangga dan lainnya. Ongkos mudik pun perlu diperhitungkan buat mereka yang biasa pulang kampung.
Tapi tentunya, dana untuk masing-masing pos-pos baru tersebut berbeda-beda. Tergantung dari masing-masing kebutuhan masyarakat.

Kemudiaan, banyak pula masyarakat yang masih mengadalkan THR dalam memenuhi kebutuhan Lebaran. Padahal bila begitu, dana yang dikeluarkan akan terasa banyak. Ada baiknya bila masyarakat sudah memersiapkannya sekitar 2 bulan sebelum Lebaran.

Satu hal lagi yang perlu dipahami oleh masyarakat ketika Lebaran adalah jangan berlaku boros. Apalagi sampai menghabiskan uang di tabungan. Ada kalanya kita akan mengalami masa-masa sulit seperti jatuh sakit atau kebutuhan mendadak lainnya. Di situlah kita akan membutuhkan uang di tabungan. Berbelanjalah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan.

Read More ..

Mengolah Raga Sambil Rekreasi

“Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”. Pepatah itulah yang sering didengar dalam mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Tapi, bagaimana mau berolahraga kalau sarananya tidak ada?


Banyak jenis olahraga yang bisa kita lakukan untuk menyehatkan tubuh. Tapi, sebagian besar membutuhkan lapangan atau area yang ukurannya berbeda-beda. Sebut saja sepak bola, bola basket, bola volley, bilyar, atau bulu tangkis

Mungkin hanya jogging yang tidak membutuhkan lapangan tertentu untuk melakukannya. Kita bisa jalan cepat atau lari di sepanjang jalan raya di mana pun.

Kalau dilihat dari animo masyarakat, sebenarnya mereka masih sangat ingin berolahraga. Coba lihat saja setiap Sabtu atau Minggu pagi di beberapa ruas jalan, tidak sedikit orang yang jogging. Atau kalau mau lihat di Hutan Kota Srengseng, di sana banyak orang yang lari pagi di jogging trak yang sengaja disiapkan untuk berolahraga.

”Minat masyarakat masih sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat saat pagi hari, khususnya pada hari-hari libur. Banyak masyarakat yang jogging. Ini membuktikan bahwa minat masyarakat masih sangat tinggi untuk berolahraga,” ucap Pengelola Foot & Food, Susan.

Senada dengan Susan, Clubs Manager Puri Bugar, Herlina, pun mengatakan kalau animo masyarakat dalam berolahraga masih sangat tinggi sekali. Ini bisa dilihat di tempatnya yang selalu ramai dikunjungi member. Mulai dari kolam renang, aerobik hingga fitnes.

Pada tahun 80 – 90an, tempat berolahraga seperti lapangan sepak bola masih mudah ditemukan di Jakarta. Tapi sekarang, langka sekali lapangan untuk bermain si kulit bundar tersebut. Sebagian besar sudah diubah fungsi menjadi tempat tinggal. Begitu juga dengan sarana olahraga lainnya.

Semakin sempitnya Jakarta disebabkan karena makin banyaknya populasi masyarakat yang mendiaminya. Sehingga membuat lapangan-lapangan olahraga tersebut tergusur secara perlahan. Bukan karena masyarakat sudah tidak mau berolahraga lagi, tapi karena ada kebutuhan yang dianggap lebih penting. Merubah lapangan olahraga menjadi tempat tinggal atau areal bisnis.

Akibatnya, masyarakat pun tidak memiliki lapangan olahraga dalam berbagai bentuk. Ketika ingin berolahraga di lapangan terbuka sambil menghirup udara segar, mereka bingung mencarinya di mana. Jakarta sudah sesak dengan gedung bertingkat dan rumah-rumah tinggal.

Akhirnya, timbul ide untuk mengomersilkan lapangan olahraga beserta fasilitasnya. Di jaman yang serba materialistis ini, semuanya dihitung dengan uang. Kalau mau keluar keringat, bayar dulu!

Trend lapangan olahraga komersil sekarang ini adalah penyewaan lapangan futsal. Lihat saja di beberapa wilayah Jakarta, hampir semuanya memiliki lapangan futsal. Di komunitas kita sendiri, penyewaan lapangan ini baru mulai berkembang sekitar awal 2007 lalu.

Semakin berkembangnya penyewaan lapangan futsal tersebut, tentunya tidak bisa dipisahkan dengan animo masyarakat dengan jenis olahraga ini. Masyarakat semakin banyak saja yang “gila” dengan futsal.

Mulai anak-anak sampai selebritis kelas atas gandrung dengan futsal. Bahkan orang-orang kantoran yang biasanya enggan berolahraga, ikut-ikutan bermain bola berlapangan lebih kecil dari yang biasanya ini.

“Bukan hanya anak-anak yang sering main futsal di sini, tapi orang-orang tua pun banyak yang senang dengan futsal,” kata Susan.

Terhitung lebih dari 6 lapangan futsal sudah bertengger di komunitas kita. Semuanya berdiri karena memang olahraga ini sedang banyak penggemarnya.

”Futsal semakin digandrungi dan membuatnya sangat diperlukan oleh masyarakat. Penggemarnya pun bukan hanya anak-anak atau orang dewasa saja, tapi orang-orang tua pun suka bermain futsal. Dengan alasan itulah, Lapangan Futsal Foot & Food didirikan,” jelas Susan.

Lapangan futsal bukan hanya didirikan di dalam ruangan, ada pula yang membuatnya di lapangan terbuka. ”Selain lapangan futsal indoor, banyak pengusaha yang membuka lapangan futsal outdoor. Itu semua karena usaha ini sepertinya memang bisa menguntungkan,” ungkap Susan.

Dalam membuka usaha penyewaaan lapangan futsal sebenarnya tidaklah murah. Untuk lapangan indoor, pastinya dibutuhkan gedung yang lumayan luas ukurannya. Belum lagi lapisan rumput sintetis yang sepertinya harus diimpor.

Biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Hitungannya bisa ratusan juta rupiah. ”Untuk membuka lapangan futsal ini dibutuhkan modal sekitar Rp 800 juta. Dalam jangka waktu 1-2 tahun, diperkirakan sudah balik modal,” ujar Susan.

Biaya sekali main yang dihitung per jam, biasanya berkisar antara Rp 150 – 250 ribu. Kalau dilihat secara individual, biaya tersebut terlintas mahal. Tapi, kalau dibagi menjadi dua tim yang bisa berjumlah 10 orang, biaya tersebut sepertinya cukup terjangkau.

Makanya, dengan besaran biaya tersebut untuk sekali main, bukan mustahil kalau Break Even Point (BEP) akan tercapai dalam 1 atau 2 tahun.

Sarana Olahraga dan Rekreasi
Selain untuk mengolah tubuh dan menjaga kesehatan, sarana olahraga bisa juga dijadikan tempat untuk berekreasi. Atau bisa pula sebagai tempat untuk menghabiskan waktu bersama anggota keluarga.

Sebut saja seperti sport center yang banyak berdiri sebagai fasilitas buat perumahan-perumahan. Di sana biasanya, bukan hanya satu lapangan olahraga yang disediakan, tapi bisa beberapa sarana olahraga.

Sesuai dengan namanya, di situlah kelebihan sarana olahraga seperti sport center. Karena disediakan berbagai sarana seperti kolam renang, bilyar, fitnes, tenis lapangan, bulutangkis, dan sebagainya, maka bila satu keluarga datang ke sana, masing-masing bisa berolahraga sesuai kesenangannya.

Lalu di mana rekreasinya? Ya, dengan datang bersama keluarga, itu sudah merupakan rekreasi. Bersenang-senang bersama keluarga sambil berolahraga.

Ambil contoh ketika satu keluarga yang beranggotakan suami, istri, dan satu anaknya. Mereka datang ke sport center yang ada fasilitas kolam renangnya. Di sana, suami dan istrinya mungkin tidak berolahraga sesungguhnya, tapi hanya menemani anaknya yang ingin bermain air. Bersenang-senang menikmati kebersamaan bersama keluarganya.

Tapi, meski begitu, ada juga keluarga yang anggotanya memang benar-benar serius berolahraga. Namun, kalo mereka datang bersama-sama, itu juga namanya rekreasi. Intinya, asal bisa melepas kepenatan dan menghilangkan stres.

Gejala tesebut bisa dilihat di beberapa sport center yang berlokasi di Kembangan dan Kebon Jeruk. Di sana, sering kali terlihat pasangan suami istri datang bersama untuk berolahraga.

“Memang banyak pasangan suami istri yang datang ke sini. Tapi, mereka biasanya datang bersama dan setelah sampai sini, mereka pisah. Satunya main tenis lapangan, satunya lagi senam aerobik,” kata Marketing Prisma Sport Club, Aries Faizal.

Keberadaan sport center yang merupakan salah satu fasilitas dari kompleks-kompleks perumahan, memiliki keuntungan tersendiri buat para penghuninya. Selain lebih lengkap, mereka pun tidak perlu jauh-jauh kalau ingin berolahraga.

Seperti Puri Bugar yang keberadaannya merupakan fasilitas dari penghuni Perumahan Taman Aries dan Puri Kencana. Atau Splash yang menjadi kelengkapan sarana olahraga warga Perumahan Semanan Indah.

Penggunanya bisa membayar dengan cara menjadi member yang biasanya berlaku selama satu tahun, atau membeli tiket per satu kali kedatangan. Biasanya, setiap sport center pasti memiliki cara pembayaran seperti itu.

Kalau ingin menjadi member, berarti pelanggannya harus membayar beberapa ketentuan, seperti uang pangkal, uang administrasi, dan uang bulanannya. Besarannya bervariasi, biasanya uang pangkal berkisar antara 1 – 2juta. Sedangkan uang bulanan berkisar antara Rp 200 – 500 ribu.

Dengan menjadi member, mereka bisa puas berolah raga di tempat-tempat tersebut. Menikmati semua fasilitas tersedia. “Dengan fasilitas yang lengkap, harga yang diberikan juga relatif terjangkau,’ ucap Aries.

Untuk uang administrasi, lanjutnya, calon member dikenakan tarif sebesar Rp 200 ribu. Sedang uang pangkal Rp 2 juta sebelum diskon 50%. Sedang biaya perorangan Rp 325 ribu/bulan, suami-istri Rp 400 ribu/bulan, keluarga Rp 450/bulan. Pembayaran dilakukan setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.

Berbeda dengan Splash yang berlokasi di Semanan. Di sana, tarif untuk per sekali datang antara Rp 20 – 25 ribu, tergantung harinya. Kalau mau lebih murah, bisa juga membeli voucher.

Kolam renang berkapasitas 600 - 700 orang ini mempunyai tarif umum Rp 20 ribu untuk Senin - Jumat. Sedangkan Sabtu, Minggu, dan hari libur dikenakan tarif sebesar Rp 25 ribu. Namun, tempat ini mempunyai paket menarik, hanya dengan Rp 1juta, kita bisa mendapatkan 100 lembar voucher.

Voucher yang berlaku setiap hari selama 2 bulan ini, jika dikumulatifkan cuma seharga Rp 10 ribu/lembar. ”Ini lebih efisien jika dibandingkan harus membeli tiket setiap datang,” kata Atik Riyanto.

Perawatan
Sebagai fasilitas umum yang siapa saja- asal bayar- bisa menggunakannya, tempat-tempat olahraga tersebut tentunya harus dirawat. Jika tidak, mungkin saja member atau pelanggannya bisa tidak mau datang lagi atau pindah ke tempat lain.

Tapi, sebatas mana perawatan tempat-tempat olahraga tersebut? Apa mereka juga memerhatikan kondisi peralatan olahraganya?

Menurut Aries Faizal, di tempatnya, kolam renang tidak dikuras, tapi cukup dilakukan sirkulasi dengan pengobatan. Hal itu sudah lebih dari cukup. Sedangkan untuk alat-alat fitnes, akan terus dikontrol dengan mengganti alat-alat yang sudah rusak. Kemudian kalau lapangan tenis, badminton, futsal dan basket, selalu dibersihkan secara berkala.

Sama halnya di Puri Bugar. Di tempat olahraga ini, mulai dari berdiri, perawatan terus dilakukan dengan rutin. Seperti halnya pencucian lapangan badminton yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Sedangkan untuk alat olahraga yang sudah rusak, akan segera diganti.

Bila fasilitas olahraga bersih dan terlihat terawat, bukan tidak mungkin kalau pelanggannya bertambah banyak. Mereka akan merasa uang yang selama ini dikeluarkan untuk membeli tiket atau menjadi member tidak keluar dengan sia-sia.

Pengelola akan sangat memperhatikan fasilitas yang ada. Jika memang ada fasilitas yang harus diperbaiki akan segera diperbaiki. ”Namun jika memang harus diganti, maka kami pun akan segera menggantinya. Hal ini semata-mata untuk kepuasan pelanggan,” ungkap Susan.

Seperti lapangan futsal, lanjutnya, akan dibersihkan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk menambah karet yang terdapat di lapangan, dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Bicara soal perawatan, kata Pemilik Megah Green Garden Billiar, Jonny, karyawannya selalu siap di tempat. Mereka akan selalu membantu pelanggan dalam hal apa pun. Termasuk menyapu karpet meja bilyar, jika berdebu atau kotor.

”Setiap tutup, semua fasilitas yang ada juga akan dibersihkan. Termasuk karpet meja bilyar dan mengontrol stick-stick yang sudah mulai rusak atau tidak enak jika digunakan,” tambahnya.

Kendala
Hampir semua jenis usaha pasti memiliki kendala. Hanya kadarnya saja yang berbeda-beda. Begitu juga dengan usaha sarana olahraga di komunitas kita. Ada saja kendala yang dihadapi. Dari peralatan yang sering rusak sampai kebiasaan buruk pemakainya.

Kalau di tempat saya, kata Herlina, kebiasaan buruk yang biasa dilakukan member adalah masih sering membuang sampah sembarangan. Kadang-kadang, member juga masih memberlakukan jam karet. Misalkan, meski jam operasional hanya sampai pukul 21.00, tapi ada saja member yang baru selesai jam 22.00.

Mengenai kendala, lanjutnya, hingga saat ini belum ada yang berarti. Pengelola dan member saling melengkapi. Paling hanya masalah member yang lupa jam operasional tadi saja. Untuk menghadapi hal itu, biasanya kami membicarakannya secara kekeluargaan.

Lain lagi dengan kendala yang dihadapi Aries, hingga saat ini, biaya operasional masih menjadi kendala. ”Selain biaya perawatan, kami juga sangat membutuhkan biaya untuk pengadaan alat-alat baru. Syukurnya, hingga saat ini para member masih mau menerima.

Sampai sekarang, ujarnya, para member masih terbilang sangat baik. Hal ini karena member yang ada merupakan orang-orang lama yang sudah dekat dan kenal baik. Makanya, mereka memunyai tingkat kesadaran yang sangat tinggi.

Walaupun terhitung cukup banyak fasilitas olahraga yang tersedia di komunitas kita, tapi alangkah baiknya kalau pemerintah menyiapkan fasilitas gratis buat warganya.
Sekarang ini, mungkin sudah ada jogging track di Hutan Kota atau beberapa lapangan terbuka seperti di Meruya, tapi tempat tersebut masih minim dengan fasilitas pendukung. Contoh saja di Hutan Kota, di sana susah sekali untuk menemukan toilet umum. Apalagi fasilitas pendukung lainnya.

Belum lagi di sana juga banyak orang-orang yang berdagang makanan dan minuman atau produk lainnya. Bukannya para pedagang itu menjadi faktor pengganggu, tapi citranya malah lebih condong kepada pasar murah dibanding sebagai tempat berolahraga.

Bila fasilitas olahraga tidak bisa didapat dengan mudah dan cenderung dikomersilkan, ke mana lagi masyarakat kebanyakan akan berolahraga. Dengan tersedianya fasilitas olahraga saja, masyarakat masih harus dibangun kesadarannya dalam berolahraga, apalagi sebaliknya. Bagaimana negara mau mewujudkan pepatah ”men sana in corpore sano” (dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat) kalau sarana dan fasilitas olahraganya masih minim dan sangat berorientasi bisnis.***

Read More ..

Masih Menu Bakar-bakaran dan Kepiting


Kami percaya bahwa kita mampu menghadirkan ikan di meja makan dengan tetap menjaga jumlah populasi ikan, kelestarian lingkungan dan kesehatan ekosistem laut. Bila Anda memilih dengan hati-hati hidangan laut (seafood) yang Anda nikmati, dengan cara memahami lebih jauh bagaimana pengelolaan perikanan dilakukan, Anda telah berkontribusi dalam melestarikan laut untuk masa depan.


Produk seafood Indonesia terancam kelangsungannya ketika kawasan pesisir dan perikanan karang memberi tekanan yang sangat tinggi pada populasi dan lingkungan hidup ikan.

Begitulah kira-kira himbauan dari WWF (World Wild Fund) Indonesia kepada pecinta masakan seafood. Badan internasional yang mengurus kelangsungan hidup satwa tersebut mengajak kita untuk selektif dalam memilih jenis masakan seafood yang akan dikonsumsi.

Memang, kalau dipikir-pikir, bahan baku masakan seafood yang kebanyakan diambil dari laut lepas, didapat dengan cara yang tidak memedulikan alam. Pun kelangsungan hidup satwa-satwanya sendiri.

Misalnya, Lobster dan kerapu, pada umumnya ditangkap dengan cara menyemprotkan
racun. Racun tersebut juga membunuh terumbu karang dan satwa laut lainnya.

Begitu juga dengan udang. Udang diternakkan dalam tambak, yang dibangun dengan menebang hutan bakau (mangrove) serta menggunakan bahan kimia yang buangannya dapat merusak ekosistem sekitarnya. Tanpa pohon bakau, garis pantai akan terkena erosi dan tempat perkembangbiakan alami ikan akan hilang.

Begitulah kira-kira bagaimana masyarakat harus ikut bertanggung jawab. Setidaknya ikut membantu dengan memilih menu apa yang kira-kira aman untuk dikonsumsi.

Menurut informasi yang dilansir dari situs WWF Indonesia, ada beberapa makhluk laut yang konsumsinya perlu dihindari. Di antara yang populer adalah Kerapu, Lobster/udang Karang, dan Hiu. Sedangkan yang masuk daftar harus dikurangi tingkat konsumsinya adalah, telor ikan, ekor kuning, kepiting bakau, gurita, baronang, udang, kakap, todak, dan ikan kambing-kambing.

Dengan menjaga ekosistem dan kelangsung hidup makhluk laut, sejatinya sama saja dengan menjaga kelangsungan bisnis rumah makan seafood yang menjadi tema utama dalam rubrik ini.

Tapi sayangnya, mereka-mereka yang bergelut dalam bisnis ini sepertinya belum peduli dengan hal tersebut. Padahal, bila makhluk-makhluk laut tersebut punah, apa yang akan mereka sajikan kepada konsumennya. Tidak akan ada lagi yang namanya restoran seafood.

Malah ada yang optimis kalau ikan laut dan sebagainya tidak akan punah. “Kalau sampai punah tidak mungkin. Tapi, kalau berkurang sih, bisa saja,” katanya.

Seafood Komunitas

Buat masyarakat Jakarta, mungkin bila ingin mengonsumsi seafood bisa beranjak ke daerah Muara Karang. Di sana, kita bisa puas menyantap berbagai menu seafood. Tapi, buat yang malas pergi ke tempat tersebut, bisa saja menyambangi restoran atau rumah makan seafood yang berada di komunitasnya.

Seperti di Jakarta Barat, khususnya di wilayah Kebon Jeruk dan Kembangan. Di situ, lumayan banyak berdiri tempat makan hidangan laut. Mulai yang pinggir jalan sampai restoran dengan fasilitas mewah.

Sebut saja seperti Saung Grenvil yang merupakan rumah makan seafood pertama di wilayah perumahan tersebut. Atau tempat makan pinggir jalan Sari Laut 102 yang selalu dipenuhi penggemarnya setiap hari.

Menurut sebagian besar pengusaha, prospek usaha rumah makan seafood di komunitas kita masih cukup menjanjikan. Alasan sederhananya, adalah karena masih banyak masyarakat yang menyukai menu-menu hidangan laut.

”Bisnis kuliner hampir sama dengan jasa. Pastinya akan terus dibutuhkan masyarakat. Apalagi makanan dikatakan kebutuhan primer yang membuat bisnis ini masih terbuka lebar dan akan terus berkembang. Seperti halnya Saung Resto yang setiap bulannya selalu mengalami peningkatan omset sebesar 10-15 persen,” kata Pemilik Saung Resto, Purnama.

Senada dengan Purnama, menurut Manajer D’Cost, Wawan, prospek bisnis ini masih sangat bagus. Ini bisa dilihat ketika kami pertama kali buka beberapa waktu lalu, resto ini banyak didatangi orang. Bahkan kalau weekend, banyak yang masuk waiting list.

Tapi, walau begitu, ada pula pengusaha yang berbeda pendapat. Menurutnya, tidak bisa dipungkiri, 2 tahun belakangan ini bisnis restoran seafood mengalami kesulitan. Meski tetap optimis, harga bahan baku yang tidak menentu dan mahalnya BBM membuat bisnis ini sedikit tersandung.

”Saya masih optimis dengan bisnis ini. Namun, sekarang saya agak kesulitan karena harga bahan bakunya yang tidak menentu,” ucap Pemilik Sari Laut 102, Maskur.

Sementara itu, kata Purnama, salah satu kendala bisnis ini adalah harga bahan pokok yang selalu naik. Ini karena naiknya harga BBM yang berimbas pada naiknya biaya transportasi/angkutan.

Di samping itu, ada pula yang mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku karena adanya perdagangan bebas.

”Kendala dalam bisnis ini lebih pada susahnya mendapatkan bahan baku karena adanya perdagangan bebas. Banyak pengusaha dari negara lain sudah langsung masuk ke wilayah-wilayah Indonesia. Mereka langsung membeli kepada tengkulak-tengkulak yang mengakibatkan pengusaha Indonesia kesulitan mendapatkan bahan baku,” ujar Pemilik Saung Grenvil, Johan.

Lalu bagaimana dengan tingkat kompetisi dan sikap para pengusaha rumah makan seafood sendiri mengenai hal tersebut? Pendapat mereka berbeda-beda. Ada yang mengatakan sudah tak jamannya lagi, tapi ada pula yang menyikapinya dengan serius.

”Kalau dengan kompetitor, kita biasa-biasa saja. Malah kita bisa bilang, tidak terlalu menganggap mereka sebagai pesaing. Menurut saya, sekarang ini bukan jamannya lagi saing-saingan,” kata Fandi.

Bicara soal kompetitor, ujar Johan, kita tidak perlu takut. Dalam hal ini, terpenting adalah kualitas yang kita berikan pada konsumen. Mereka adalah orang-orang pintar yang kritis dan mengerti mana kualitas yang terbaik.

Berbeda dengan Wawan yang memilih berjalan apa adanya dalam menghadapi kompetitor. ”Dalam hal ini, kami tetap pada konsep sendiri yakni mempertahankan kualitas dan harga yang relatif lebih murah jika dibandingkan tempat lain,” ungkapnya.

Menu Paling Disuka

Ada beberapa menu favorit dalam kisaran menu seafood. Sebagian besar sangat suka dengan menu bakaran seperti ikan bakar. Selebihnya, adalah berbagai olahan menu kepiting.

Seperti yang disebutkan Purnama, menu yang paling disukai tamu di restorannya adalah menu bakaran yang rasanya lebih pada masakan Makassar.

Begitu juga dengan menu paling banyak dipesan di Sari Laut 102 yang terkenal dengan sambal cobeknya. ”Biasanya yang paling banyak dipesan adalah ikan bakar,” ucap Maskur.

Sementara itu, D’Cost yang dikatakan memiliki harga menu termurah, memiliki menu favorit Kepiting Lada Hitam. ”Karena rasanya yang sangat beda dengan tempat lain. Bukan itu saja, rasanya juga seragam dengan D’Cost di wilayah lain,” jelas Wawan.
Sama halnya dengan Rasane Pesanggrahan yang kata Fandi memunyai menu favorit Kepiting Asap.

Kemudian bila dibandingkan antara harga dan cita rasa, sepertinya sebagian besar warga komunitas lebih memilih kualitas rasa terlebih dahulu. Kalau rasanya cocok dengan lidah mereka dan dibilang enak, masalah harga nomer dua.

”Konsumen memilih menu makanan karena rasanya. Meski terkadang ada juga yang memilih menu lainnya, biasanya mereka akan kembali lagi dan memesan makanan yang biasa mereka makan,” ujar Purnama.

Biasanya, tambah Fandi, kalau pengunjung yang datang ke Rasane, memilih menu berdasarkan rasanya, bukan karena harganya.

Tapi, kalau memang ada tempat makan yang rasanya enak terus harganya juga terjangkau, mungkin akan lebih enak lagi. ”Konsumen tidak hanya memilih masakan dengan melihat harganya saja, tapi juga rasanya. Hal inilah yang ada di resto ini. Harga terjangkau dengan rasa yang lezat,” kata Wawan.

Bahan Baku dan Koki
Setiap menu masakan lezat pasti tidak bisa dipisahkan dengan kualitas bahan baku dan siapa yang memasaknya. Bahan baku yang bagus dan koki yang pintar memasak, membuat menu banyak digandrungi orang.

Oleh karena itu, setiap tempat makan seafood pun sangat berhati-hati dalam memilih bahan baku dan menjaga standar kecakapan memasak koki-kokinya.

”Dalam memilih bahan baku, dari bumbu, ikan, kepiting, sampai sayur-mayur, saya sangat selektif sekali. Seperti sayur-sayuran, saya langsung membelinya dari para petani yang berkebun. Sama halnya dengan bumbu-bumbu. Saya tidak pernah membeli bumbu jadi,” cerita Purnama.

Begitu juga dengan koki yang ada di resto ini, tambahnya, mereka bukan koki sembarangan. Koki masakan chinese food, misalnya. Dia merupakan gurunya masakan chinese food. Banyak koki-koki yang belajar dari dia.

Selain bersih dan higienis, ada pula restoran yang memiliki standar tertentu ketika memilih bahan baku. ”Pemilihan bahan baku dilakukan sangat selektif sekali. Jika memang tidak masuk dalam kriteria, seperti kualitas, termasuk beratnya, maka tidak akan kami ambil,” kata Johan.

Agar dapat menjaga kualitas, Johan pun ambil peran dalam urusan masak. Meski begitu, koki-koki Saung Grenvil pun tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam memasak. ”Sejak buka hingga saat ini, saya masih berperan sebagai koki bersama yang lain. Saya langsung terjun guna memertahankan kualitas rasa,” ucap Johan.

Setiap tempat makan memiliki cara yang berbeda dalam mendapatkan bahan baku. Ada yang mengambil dari suplier tertentu, tapi ada juga yang mendapatkan bahan baku dengan langsung membeli ke pasar.

”Biasanya saya atau isteri langsung belanja sendiri. Tidak mengambil dari supplier. Dengan begitu, saya bisa langsung memilih sendiri kualitas bahan baku yang mau dipake buat memasak,” ungkap Maskur.

Kalo di resto saya, Wawan menimpali, kualitas bahan baku yang ada sangat baik. Saya mengambilnya melalui suplier yang menjadi langganan resto-resto seafood lainnya.

Konsep dan Fasilitas
Beda tempat, beda konsepnya. Lain tempat, lain pula fasilitasnya. Bila tempat makan seafood didirikan di pinggir jalan, yang ada hanya kursi plastik dan meja makan seadanya. Kita bisa lihat di Sari Laut 102, warung tenda ini hanya menyediakan tempat makan seadanya. ”Konsepnya biasa saja seperti ini, suasana warung tenda dengan kursi plastik,” kata Maskur.

Tapi, kalau rumah makan dibangun di tempat permanen, tentunya akan lain konsep dan fasilitas tersedia. Simak saja apa yang dikatakan Purnama dengan Saung Bumi Permatanya.

”Konsep ruang makan lebih kepada resto keluarga. Bisa kita liat dari setiap meja yang menyediakan lebih dari 5 bangku. Tapi, ada juga ruangan tertentu yang didesain sangat romantis. Biasanya digunakan oleh pasangan muda atau eksekutif muda bersama rekan bisnisnya untuk makan siang atau makan malam,” jelas Purnama.

Selain itu, lanjutnya, resto ini juga sangat lengkap dengan fasilitas seperti function room lengkap dengan peralatan multimedia, bilyard, karaoke, dan lainnya. Ruang makan berkapasitas 100 orang. Sedangkan function room bisa dipakai untuk 200 orang. Belum lagi area parkir yang cukup luas.

Mengenai hal tersebut, antara tempat makan pinggir jalan dan restoran, memang tidak bisa disamakan. Tinggal bagaimana masyarakat memilihnya. Bila mau mengeluarkan kocek sedikit mahal, bisa makan di restoran yang bagus, tapi kalau memang bujetnya pas-pasan, bisa memilih warung tenda. Toh, yang membuat beda hanyalah suasana dan fasilitas. Mengenai rasa, biasanya beda-beda tipis.

Kemudian tentang peruntukan tempat makan atau restoran seafood komunitas, kebanyakan adalah untuk berbagai kalangan. Tidak ada yang berani mendeklarasikan hanya untuk satu usia tertentu atau kalangan. Karena hal tersebut tentunya akan membatasi jumlah konsumen. Apalagi seafood memang disukai oleh semua orang.

”Konsumen yang datang ke resto ini sangat merata. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Namun jika hari biasa, lebih dominan kaum eksekutif muda yang menghabiskan waktu makan siang atau makan malam di resto ini, ” ucap Johan.

Menurut Wawan, mereka yang datang terbilang rata. Ada keluarga, orang kantoran, anak-anak, remaja, pejabat, dan lainnya. Hal ini disebabkan harga yang diberikan masuk kepada semua kalangan.

Sementara itu, hari dan waktu yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mengunjungi rumah makan seafood adalah akhir pekan.

Saat-saat itu, biasanya tempat-tempat makan sesak dengan pengunjung. Apalagi bila di malam hari. ”Biasanya, rame-ramenya Rasane itu pada hari Sabtu dan Minggu sekitar pukul 19.30, karena hari-hari itu adalah hari wekeend yang digunakan masyarakat untuk mencari hiburan,” kata Fandi.

Saat akhir pekan, kata Wawan, memang paling banyak pengunjungnya. Malah sering kali pengunjung harus rela masuk dalam waiting list biar bisa makan. Padahal kapasitas resto kita sekitar 300 orang.

Dengan begitu banyaknya tempat makan seafood di komunitas, tentunya membuat masyarakat memiliki surga kuliner sendiri. Masyarakat tinggal memilih rumah makan mana yang paling disuka. Pun rasa yang sesuai dengan selera dan lidah mereka.

Tapi, yang perlu disikapi adalah bagaimana para pelaku bisnis rumah makan seafood menyiapkan dapur yang bersih dan higienis. Begitu juga dengan tempat penyimpanan bahan baku yang tidak bisa sembarangan. Jika sembrono, bisa menurunkan kualitasnya.

Ruang makan pun sebisa mungkin disiapkan dengan tingkat kenyamanan yang tinggi. Sering kali tempat makan seafood dihiasi dengan asap bakaran yang mengganggu. Sehingga setiap orang yang makan, harus bergulat dengan tebaran asap.

Meski begitu, seperti yang dikatakan salah satu pemilik rumah makan seafood di komunitas kita, rata-rata konsumen yang datang ke tempatnya adalah orang-orang pintar. Mereka bisa berpikir dan memilih rumah makan dengan pintar pula.

Dan bila rumah-rumah makan tadi tidak bisa menyikapi keinginan masyarakatnya, bukan tidak mungkin mereka akan ditinggalkan pelanggannya. Selamat bersantap!

Read More ..

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP